SUAMI DAN AYAH (Ringkasan Buku Derek Prince)

 BAGIAN I – PRIBADI

 1.         Bagaimana Saya Menjadi Ayah

Banyak pria yang berhasil di dalam berbagai bidang, sebagai presiden direktur bank, dokter, pengacara, teknisi komputer, atau pemain yang handal di lapangan golf, atau yang lain sebagainya. Boleh saja mereka berhasil dalam pelayanan Kristen, akan tetapi banyak yang gagal di dalam rumah tangga sendiri.

Sekalipun berhasil di dalam berbagai bidang tetapi jika gagal sebagai suami atau ayah di depan mata Tuhan tetaplah gagal dan tidak ada keberhasilan lain yang sanggup menutupi kegagalan tersebut.

Masalah utama dalam masyarakat dewasa ini adalah pria-pria yang lalai dan para pria yang telah gagal melaksanakan dua tanggung jawab utama sebagai suami dan sebagai ayah. Keduanya adalah sebuah landasan yang penting dan utama di mana sebuah rumah tangga yang benar-benar harmonis dan bahagia bisa dibangun.

Banyak buku tentang keluarga yang bisa dipelajari namun jika belum mengerti dan memahami dua peran sebagai suami dan sebagai ayah maka mustahil dapat membangun sebuah keluarga yang benar-benar berhasil.

 

BAGIAN II - SUAMI

2.         Perkawinan adalah Sebuah Perjanjian

Tiga hubungan yang paling penting dan permanen yang tersedia bagi umat manusia adalah:

-          Hubungan orang beriman dengan Tuhan

-          Hubungan antara suami dan istri

-          Hubungan sesama orang beriman

Landasan setiap hubungan ini adalah perjanjian dan merupakan bentuk komitmen yang paling mengikat dan serius yang digambarkan oleh Alkitab. Tidak ada hubungan abadi yang dapat dibangun sesuai prinsip-prinsip alkitabiah tanpa dilandasi perjanjian.

Hanya melalui perjanjian dalam perkawinan sajalah seorang laki-laki bisa menjadi seorang suami. Oleh karenanya anak-anak merupakan buah perjanjian antara seorang laki-laki dengan istrinya.

Bagi laki-laki ataupun perempuan yang tidak setia pada komitmen perkawinan adalah pelanggaran atas perjajian. Itu sebabnya perzinahan adalah sebuah dosa yang jauh lebih serius dibandingkan dengan perbuatan cabul.

Dengan perkawinan Tuhan bermaksud mengadakan penyatuan antara laki-laki dan perempuan. Tetapi Alkitab menandaskan bahwa hanya ada satu landasan untuk penyatuan yang benar antara manusia dan landasan itu adalah sebuah perjanjian.

Gambaran Alkitab mengenai perkawinan terdapat dalam Kejadian 2:24

Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.

Kunci perkawinan dalam ayat ini terdapat dalam dua kata meninggalkan dan bersatu. Jika tidak meninggalkan, tidak akan bias bersatu. Penting untuk memahami bahwa perkawinan sebagaimana digambarkan di dalam Alkitab bukanlah masalah adat-istiadat atau kebudayaan.

Sebuah fakta menarik tentang Tuhan yang ditulis di dalam Alkitab adalah Ia senang untuk menyatakan diri-Nya kepada manusia. Saluran utama yang digunakan Tuhan untuk menyatakan diri-Nya adalah Alkitab. Tetapi hal ini menjadi suatu hak yang istimewa ketika Tuhan menyatakan diri-Nya sendiri tidak saka kepada kita melainkan melalui kita juga.

Dilihat dari sudut pandang ini, perkawinan Kristen memiliki pesan nubuat yang indah.hubungan pribadi antara seorang laki-laki dengan istrinya mencerminkan ikatan suatu penyatuan yang hanya bisa dihasilkan oleh sebuah hubungan yang dilandasi perjanjian.

Dalam Efesus 5:25, Rasul Paulus mengatakan:

Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya

Seorang suami Kristen mempunyai hak istimewa untuk menunjukkan kepada istrinya kasih yang mau berkorban dan yang mau menyerahkan dirinya seperti yang dilakukan Kristus terhadap Gereja-Nya.

Di sisi lain, dalam Efesus 5:24 Rasul Paulus juga mengatakan:

Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.

Melalui hubungan dengan suaminya, seorang istri Kristen juga memiliki hak istimewa yang sama untuk menunjukkan kasih penuh ketaatan seperti yang dimiliki Gereja bagi Kristus, Tuhannya

 

3.         Peran Suami

Pada awal sejarah penciptaan manusia, Tuhan mempercayakan kepada Adam, manusia pertama untuk bertanggung jawab sebagai suami dan secara spesifik memelihara taman Eden. Namun Adam gagal memikul tanggung jawab tersebut, kegagalan Adam dan Hawa menodai hubungan yang sempurnayang dirancang Allah bagi masing-masing terhadap pasangannya. Namun demikian, tidak mengesampingkan prinsip dasar landasan hubungan suami dan istri sebagai hubungan “prakarsa” dan “tanggapan”.

Bidang-bidang utama seorang suami harus mengambil prakarsa adalah:

a.       Kasihi Istrimu

Ini bukan suatu saran atau anjuran, melaikna perintah yang harus ditaati (Efesus 5:25). Jika disederhanakan berarti jika tidak mengasihi istri berarti juga tidak mentaati kitab suci.

Keberhasilan dalam perkawinan tidak mutlak bergantung pada bagaimana pasangan memasuki perkawinan, melainkan pada bagaimana suami dan istri berperilaku setelah menikah. 

b.      Terimalah masukan

Suami harus memberikan kesempatan kepada istrinya untuk mengutarakan pemikirannya secara leluasa. 

c.       Buatlah keputusan

Suami bertanggung jawab untuk mengambil keputusan akhir dari suatu keadaan yang dialami dan dikomunikasikan bersama. 

d.      Prakarsai tindakan

Suami harus bertanggung jawab untuk mengambil langkah praktis guna menjalankan keputusan yang telah diambil. 

e.       Asuh dan Rawat

Seorang suami harus memapu membangun istrinya, dengan memperlakukan dan menaruh perhatian special kepada istrinya. 

f.        Berilah pujian

Setiap istri sangat mendambakan pujian, memuji istri adalah salah satu investasi terbaik yang dapat dilakukan suami.

 

4.         Peran Istri

a.       Ia adalah Penolong

Dalam Kejadian 2:18 dikatakan bahwa peran istri adalah sebagai penolong tetapi kedudukannya tidak lebih rendah. Derajat pria dan wanita setara tetapi berbeda. 

b.      Ia tunduk kepada suaminya

Dalam konteks penundukan diri, istri mendapatkan sebuah hak istimewa yang menggambarkan hubungan antara gereja dengan Kristus. Penundukan diri seorang istri memegang kunci untuk membuka pintu yang membuat suami bias memenuhi tanggung jawab sebagai kepala keluarga. 

c.       Ia Mendukung atau Menopang

Dalam banyak hal, pria adalah makhluk yang lemah, dibutuhkan dukungan seorang istri yang bijak untuk membantu pria berjuang mengatasi kelemahannya. 

d.      Ia memberi Semangat

Tak ada yang lebih menyakitkan daripada seorang itri yang mematahkan semangat suaminya. Sebagaimana peran Roh Kudus sebagai penolong yang diterjemahkan sebagai pengobar semangat, demikianlah peran istri terhadap suaminya. 

e.       Ia menjadi Pendoa Syafaat bagi Suaminya

Doa ayafaat menghasilkan manfaat yang lebih baik daripada mengkritik dan mengeluh. Meskipun perubahan tidak dapat terjadi secara langsung jika istri dengan tekun dan setia bersyafaat bagi suaminya maka ia pasti  akan menuai hasilnya.

  

5.         Unsur yang Hilang

Hubungan suami dn istri tidak sebatas hubungan antar manusia saja, tetapi melibatkan unsur Tuhan di dalamnya. Oleh sebab  itu harus dilandasi dengan takut akan Tuhan.

Sayangnya banyak orang Kristen masa kini memiliki konsep yang salah mengenai apa yang dikatakan Alkitab tentang takut akan Tuhan. Ungkapan takut akan Tuhan berkaitan dengan hormat, gentar dan kagum.

Terkadang manusia tidak menyediakan tempat bagi takut akan Tuhan di dalam kehidupannya. Fakta bahwa Allah Bapa telah menebus umat manusia dengan harga yang sangat mahal seharusnya membuat setiap orang menyadari begitu pentingnya menjalani kehidpan yang takut akan Tuhan.

Sikap kagum dan hormat atau takut akan Tuhan akan membawa kepada hidup yang penuh sukactai dan berbuah-buah.

 

6.         Otoritas Rohani dalam Perkawinan yang Harmonis

Allah tidak hanya memberikan kekuasaan atas bumi kepada Adam saja melainkan juga kepada Hawa. Ini merupakan otoritas rohani yang diberikan kepada hubungan suami dan istri.

Doa merupakan wujud atas orotitas rohani yang diberikan, oleh sebab itu kunci menuju otoritas rohani dalam doa adalah keharmonisan antara suami dan istri di dalam doa bersama.

  

BAGIAN III - AYAH

7.         Pernyataan Allah yang Mendasar

Fakta dibalik fakta-fakta lain adalah bahwa Allah menciptakan alam semesta sebagai seorang Bapa. Apabila kita sudah memahami pernyataan Allah sebagai Bapa seutuhnya dapat diperoleh manfaat yaitu:

a.       Jati diri

b.      Harga diri

c.       Kesadaran bahwa ada sebuah rumah di surga

d.      Rasa aman yang total

e.       Motivasi dalam pelayanan

 

8.         Ayah sebagai Imam

Tuhan tidak hanya menuliskan pernyataan-pernyataan yang benar di atas lembaran-lembaran kertas, Ia menempatkan kebenaran itu juga dalam diri manusia. Dalam pengertian tertentu, Tuhan telah mempercayakan kepada setiap ayah tanggung jawab untuk mewujudkan pernyataan yang mendasar dari alkitab, yaitu ke-Bapaan. Menjadi ayah yang sejati adalagambaran yang paling sempurna tentang Allah yang dapat diraih oleh setiap pria, sebagai cerminan Allah di hadapan keluarganya.

Seorang ayah harus bertanggung jawab mewakili Kristus dalam keluarganya. Inilah gambaran tanggung jawab yang besar bagi seorang ayah sebagai imam. Hanya imam yang boleh mempersembahkan korban atas nama keluarganya dengan cara:

-          Mempersembahkan ucapan syukur

-          Melakukan doa syafaat

-          Membuka jalan untuk keselamatan

-          Menerapkan iman bagi anak-anaknya

 

9.         Ayah sebagai Nabi

Perbedaan antara peran imam dan nabi adalah, sebagai imam seorang ayah mewakili keluarganya dihadapan Tuhan, sedangkan sebagai seorang nabi, seorang ayah mewakili Tuhan di hadapan keluarganya. Secara spesifik ada 4 hal yang dapat dilakukan sorang ayah sebagai nabi atas keluarganya adalah:

a.       Mewakili Tuhan lewat teladan

Hal utama yang harus dilakukan seorang ayah agar menjadi teladan bagi keluarganya adalah dengan kasih. Begitu banyak permasalahan di dunia ini yang akarnya adalah karena tidak adanya kasih bapa (ayah) di dalam keluarganya. Sebagai kepala keluarga seorang ayah juga bertugas untuk mendisiplin anaknya, tetapi jangan patahkan semangat anak dengan tuntutan yang berlebihan dan tidak adil. 

b.      Mewakili Tuhan lewat pengajaran

Seorang ayah harus dapat mengajar keluarganya dengan cara-cara Tuhan dan dengan Firman Tuhan. Libatkan anak-anak agar juga mengalami pertumbuhan secara rohani, karena takut akan Tuhan adalah kunci agar anak-anak tidak mudah terpengaruh akan hal-hal negatif yang ada di dalam pergaulannya. 

c.       Komunikasi dua arah

Komunikasi yang paling efektif antara ayah dan anak biasanya terjadi dalam suasana yang bukan agamawi. Seorang ayah tidak hanya berbicara dan mengajar anak-anaknya melainkan juga harus dapat menjadi pendengar bagi anak-anaknya sehingga terjadi komunikasi dua arah. 

d.      Menyelamatkan keluarga dalam hari-hari terakhir.

Seperti halnya Nuh, seorang ayah peka terhadap suara Tuhan dan bahaya yang menghadang keluarganya serta mengambil tindakan yang akan melindungi keluarganya.

 

10.     Ayah sebagai Raja

Fungsi ayah sebagai raja adalah bertugas untuk mengatur keluarganya atas nama Tuhan. Kata ini mengandung sejumlah pengertian terkait termasuk memerintah, melindungi atau mengatur. Sebagai kepala rumah tangga seorang ayah harus mampu menjalankan otoritas dan membuat anak-anaknya menghormati orang lain, taat dan bisa diatur. Seorang ayah mempunyai hak untuk menentukan sejumlah aturan dasar dalam rumah tangganya. Dengan menggabungkan antara kasih dan disiplin maka akan menghasilkan anak-anak yang berhasil. Kepemimpinan yang berhasil di rumah adalah dasar dari kepemimpinan di gereja.

 

11.     Gambaran Mengenai Dua Orang Ayah

Kita dapat belajar dari sosok Abraham dan Lot, yang masing-masing memiliki pandangan hidup sendiri-sendiri. Pandangan hidup Abraham berfokus pada kota yang mulia dan abadi yang telah Allah persiapkan bagi hamba-hambanya yang setia. Pandangan hidup Lot berfokus pada kemakmuran materi dari kota duniawi dan ia buta terhadap dosa-dosa yang dilakukan penduduknya. Pandangan hidup seoarang kepala rumah tangga tidak hanya saja menentukan jalan hidupnya melainkan juga tujuan hidup keluarganya.

Pandangan hidup apa yang sedang kita tularkan dalam keluarga? Apakah kita sedang menanamkan cinta pada nilai-nilai kekekalan yang akan mengarahkan keluarga kita menuju kehidupan yang melayani Yesus? Ataukah mengutamakan keberhasilan secara duniawi?

 

12.     Ketika Ayah Gagal

Kegagalan Lot dalam memenuhi kewajibannya sebagai ayah telah membawa bencana bagi seluruh keluarganya. Bagai mana jika seorang ayah gagal di dalam keluarganya?

Ulangan 28:41, Engkau akan mendapat anak-anak lelaki dan anak-anak perempuan, tetapi mereka bukan bagi dirimu, sebab mereka akan menjadi tawanan.

Musa memperingatkan bahwa anak-anak itu akan menjadi tawanan. Banyak anak-anak yang menjadi tawanan berbagai bentuk perangkap setan-narkoba, seks bebas, okultisme dan kenakalan-kenakalan lainnya. Demikianlah mereka hidup sebagai tawanan dan diperbudak oleh hal-hal tersebut.

Mereka menjadi tawanan karena telah menolak ketetapan-ketetapan Tuhan yang benar terutama dalam rumah tangga dan keluarga. Seorang ayah yang gagal tidak memberikan ketetapan-ketetapan Tuhan dalam keluarganya bahkan cenderung membiarkan anak-anaknya berlaku demikian karena dia juga tidak bisa menjadi teladan di dalam keluarga.

 

13.     Bagaimana Kalau Anda Sudah Gagal?

Tuhan menunjukkan dosa kita bukan untuk menghukum kita tetapi untuk mengarahkan kita agar berbalik kepada penebusan yang Ia sediakan bagi kita melalui pengorbanan Kristus di kayu salib. Tidak ada kata terlambat untuk berbalik dan mengalami pemulihan, dua langkah sederhana yang dapat kita ambil yaitu dengan mengakui dosa-dosa kita di hadapan Tuhan dan di hadapan semua orang yang dirugikan atas dosa kita.

Dalam banyak kasus, dosa-dosa yang kita akui memberi dampak bagi orang lain. Sebelum membuat pengakuan, ayah harus sungguh-sungguh agar Tuhan mendahuluinya dan mempersiapkan hati keluarganya, serta minta bimbingan Tuhan mengenai waktu dan cara yang tepat untuk membuat pengakuan. Jika kita bertujuan menjadi ayah seperti yang dikehendaki Tuhan, kita harus bersedia membuka seluruh isi hati dan kehidupan kita bagi-Nya.

 

14.     Tetapi Anda Bisa Berhasil

Dengan tidak melihat kegagalan-kegagalan masa lalu dan membuat komitmen kepada Tuhan ada empat langkah yang dapat kita ambil yaitu:

a.       Ambil posisi sebagai kepala keluarga

Minta kepada Tuhan otoritas sebagai seorang suami dan ayah serta ambil posisi dan tanggung jawab tersebut sebagai kepala rumah tangga. Otoritas sebagai suami dan ayah bergantung pada penundukan diri kita kepada Yesus, dan hanya otoritas sejati pemberian Tuhan yang merupakan otoritas yang bisa membuat kita menjadi kepala keluarga yang efektif. 

b.      Percaya kepada Tuhan untuk kasih anugerah yang kita butuhkan

Menjadi ayah adalah panggilan Tuhan yang sama kudusnya seperti panggilan menjadi seorang hamba Tuhan.. Hanya rahmat dan kasih anugerah Tuhan yang melayakkan kita untuk merespon panggilan tersebut. Tidak ada satupun dari kedua hal tersebut yang dapat diupayakan oleh usaha kita sendiri.

Rahmat menangani masa lalu mencakup semua kesalahan dan kegagalan yang membuat kita merasa tidak layak. Kasih anugerah adalah kemurahan Tuhan yang berkelimpahan agar kita berhasil menjalankan panggilan sebagai seorang suami dan ayah. 

c.       Pelajari pembagian tugas dalam keluarga

Minta hikmat Tuhan untuk kita melangkah dan memperbaiki setiap kekurangan dan kelemahan kita pada tugas-tugas sebagai kepala rumah tangga, yaitu tugas sebagai imam, nabi dan raja. 

d.      Beri seluruh waktu yang dibutuhkan untuk tugas kita

Salah satu ukuran yang paling pasti untuk prioritas kita yang benar adalah cara kita membagi waktu kita. Sebagai seorang ayah, kita perlu menanyai diri sendiri apakah kita telah menempatkan keluarga kita sebagai prioritas utama? Apakah atmosfir yang membuat anak-anak merasa diterima dan aman?

Dibutuhkan pengorbanan untuk menciptakan bentuk atmosfir semacam ini, berikan waktu yang berkualitas dengan menghentikan setidaknya untuk sementara hobi atau kesenangan pribadi.

 

15.     Kebapaan Rohani

Seorang ayah sejati adalah gambaran tentang Allah yang paling sempurna yang bisa dicapai oleh setiap pria, karena kebapaan adalah pernyataan mendasar dari Allah sendiri. Bentuk kebapaan terbuka juga bagi setiap orang yang belum menikah atau sudah menikah tetapi belum dikaruniai seorang anak secara biologis. Bentuk kebapaan ini adalah kebapaan rohani. Kebapaan rohani tidak hanya sebuah cap atau konsep teologis. Kebapaan rohani harus dinyatakan melalui kehidupan yang dijalani dengan iman dan ketaatan yang menjadi pola untuk diteladani oleh orang lain.

Seperti halnya kehidupan Paulus terhadap Timotius, gereja masa kini membutuhkan pria-pria yang yang mengisi peran sebagai bapa rohani.

 

16.     Di Mana Gerangan Para Bapa Rohani?

Ketika ayah gagal, kondisi-kondisi yang terjadi di kalangan orang-orang muda yang tidak pernah mengalami proses menjadi bapa secara benar adalah kurangnya disiplin, kurangnya fokus yang jelas, rentan terhadap setiap daya pikat dan tipu daya iblis. Oleh sebab itu dibutuhkan penerapan kebapaan rohani untuk membentuk petobat-petobat baru menjadi ornag-orang percaya yang berkomitmen.

Hal-hal yang sedang dihadapi oleh kaum muda saat ini adalah kekecewaan, mencari sesuatu yang sejati dan radikal akibat ketertolakan. Oleh sebab itu seorang bapa rohani harus dapat menjadi teladan, dapat dipercaya dan menerima dengan tulus.

 

17.     Sebuah Pesan bagi Mereka yang Tak Berayah

Di akhir pembahasan buku ini bagaimana jika kita menyadari bahwa kita tidak pernah mengenal seorang ayah yang digambarkan dalam bab-bab di atas? Bangun hubungan yang baru dengan Bapa di surga secara pribadi sehingga memungkinkan kita untuk menghadapi ujian-ujian di dalam kehidupan. Kerinduan untuk mengenal Allah sebagai Bapa harus diawali dengan menerima Yesus sebagai Juru selamat dan datang kepada Allah sebagai Bapa.

Pernyataan Allah yang paling lengkap melalui umat manusia adalah melalui lembaga keluarga. Kasih antara suami dan istri menggambarkan hubungan Yesus dengan gereja-Nya dan kasih seorang ayah untuk keluarganya menggambarkan kasih Allah Bapa kepada semua ciptaan-Nya.







 

Comments

Popular posts from this blog

Pengantar Perjanjian Baru

Ringkasan Buku Kristologi

Ringkasan Buku Yesus Kristus Tuhan Kita