Ringkasan Buku Yesus Kristus Tuhan Kita
YESUS KRISTUS TUHAN KITA
John F. Walvoord
John F. Walvoord
I.
PENDAHULUAN
Tidak
ada orang lain yang lebih diperhatikan riwayat hidupnya dari pada Yesus
Kristus, yang kehidupan-Nya digambarkan dalam keempat kitab Injil dengan
tambahan keterangan yang bersifat teologis dalam buku-buku lain di Alkitab.
Kehidupan-Nya menjadi kontroversi sepanjang masa dan memberikan pespektif yang
luas bagi dunia. Tak ada orang lain yang pernah hidup seperti Yesus hidup, dan
tak ada orang lain yang pernah mati seperti Yesus mati.
Keberadaan-Nya
dan seluruh karya-Nya merupakan puncak dari missi Allah Bapa terhadap janji
pertama tentang penebusan (Kejadian 3:15), jauh sebelum Yesus lahir sebagai
manusia di dunia. Missi Allah untuk menebus manusia dari dosa yang menambahkan
suatu dimensi baru kepada kemahakuasaan Allah.
Oleh
sebab itu bukti kekekalan Kristus dan sifat keilahian-Nya akan membentuk sebuah
konsep penting untuk mempelajari Kristologi dan memberi nilai terhadap karya
penebusan-Nya.
II. KRISTUS DALAM TEOLOGIA MASA KINI
Kehidupan
Yesus Kristus yang menjadi kontroversi sepanjang masa memunculkan berbagai
penafsiran teologi dan memunculkan berbagai doktrin teologi yang berkembang
hingga kini, yaitu:
Ø DOKTRIN TRI TUNGGAL
Dalam doktrin Tri Tunggal yang ditegaskan
dalam Dewan Nicea pada tahun 325 dan dikuatkan kembali oleh para reformator
protestan yang menyatakan bahwa Allah adalah Satu secara jumlah tetapi Ia hidup
dalam tiga Pribadi: Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus yang setara
dalam kekekalan kuasa dan kemuliaan.
Ø DOKTRIN ORTODOKS
Subyek tentang Pribadi Kristus yang
berinkarnasi juga mendapat perhatian besar dalam ortodoksi (kepercayaan yang
mula-mula). Pribadi Kristus mempunyai sifat manusiawi yang sempurna dan sifat
ilahi yang sempurna dipadukan dalam satu Pribadi. Kematian Kristus karena
dosa-dosa manusia dan tindakan pendamaian manusia terhadap Allah membentuk arus
utama dalam keyakinan ortodoks.
Ø DOKTRIN LIBERALISME MODERN
Doktrin ini menolak tentang keilahian
Kristus, ajaran tentang Tri Tunggal dan penebusan sebagai ganti orang berdosa
serta kebangkitan dan kedatangan-Nya kedua kali. Alkitab sebagai sarana untuk
memperoleh pengertian-pengertian rohani harus dipelajari bagi maksud rohaninya
yaitu pengertian ethis dan teologis.
Ø DOKTRIN NEO-ORTODOKSI
Gerakan yang dimulai oleh Karl Bath
dengan bukunya ‘Surat Roma” yang menentang naturalisme dalam liberalisme dan
ajarannya. Sebagian besar doktrin Neo-Ortodoksi sejalan dengan doktrin ortodok,
namun pendekatannya lebih bersifat filosofis dan berdasar pada pengalaman masa
kini dari pada wahyu atau pernyataan yang ada di dalam Alkitab.
Ø DOKTRIN BULTMANNISME
Rudolf Bultmann berusaha menegakkan
pandangan gereja mula-mula dengan cara menghilangkan unsur “mitos” dalam
sejarah Perjanjian Baru sampai pada tafsiran yang tak mengandung unsur mujizat
dan cenderung melemahkan fakta tentang Yesus yang bersejarah dalam Alkitab
Ø KRISTOLOGI MASA KINI
Dalam menyelidiki dan mempelajari
Kristologi yang menjadi dasar terpenting adalah Alkitab, sebab pandangan Kristologi
manapun tidak lebih baik daripada pandangan Alkitab. Pandangan Kristologi yang
benar memandang Alkitab sebagai Firman Allah yang tidak pernah salah dan memiliki otoritas tertinggi, juga
menerima keilahian Yesus Kristus dan keberadaan sejarah bahwa Ia dilahirkan
oleh perawan Maria, memiliki kehidupan yang tanpa dosa, kematian-Nya sebagai
pengganti orang berdosa, dan bangkit secara badani sebagai bukti bahwa Ia telah
mengalahkan maut. Penyelidikan Kristologi yang tidak dihubungkan dengan Alkitab
pasti tidak akan ada akhirnya dan hampir tidak membuahkan apa-apa.
III. KRISTUS DALAM
KEKEKALAN MASA LAMPAU
Salah
satu masalah yang paling penting dalam mempelajari Pribadi Kristus adalah masalah
keberadaan-Nya dari waktu kekekalan masa lampau sebagai Pribadi Kedua dari Tri
Tunggal sebelum kelahiran-Nya di Bethlehem
Ajaran tentang
kekekalan Allah Anak adalah dasar yang terpenting dari Kristologi dan doktrin
Tri Tunggal. Sebab jika Yesus Kristus tidak kekal maka Ia adalah suatu ciptaan
yang berada dalam waktu dan tidak mempunyai kualitas kekekalan dan keabadian
yang merupakan ciri-ciri Allah sendiri. Sebaliknya jika Yesus Kristus itu kekal
maka segera dapat dinyatakan bahwa Ia tidak bergantung pada pihak lain bagi
keberadaan-Nya, dan dapat dipastikan keilahian-Nya.
Pekerjaan Allah Anak
dalam kekekalan masa lampau ada banyak sekali bukti bahwa sebenarnya Kristus
tidak hanya melayani manusia dalam Perjanjian Lama maupun pada saat
kehidupan-Nya di bumi. Lama sebelum dunia diciptakan Allah telah mempunyai
maksud sendiri yaitu mengenai ketetapan kekal termasuk rencana penebusan yang
merupakan maksud kekal dan misi Allah.
Secara praktis Alkitab
mendukung bukti pra-eksistensi-Nya yang telah diterima oleh para ahli teologia
sebagai bukti kekekalan-Nya. Bukti-bukti tersebut sangat banyak sekali sehingga
mustahil menyangkal bukti-bukti tersebut tanpa menyangkal ketepatan Perjanjian
Lama dan Perjanjian Baru (Contoh dalam Mikha 5:2; Yohanes 8:58; Kolose 1:16-17;
Wahyu 1:11; dsb.).
IV. KEKALAN KRISTUS DI
DALAM ALKITAB
Bukti-bukti dalam Alkitab tentang
kekekalan Kristus bersifat langsung dan tak langsung yang juga menyatakan
keilahian-Nya. Pengertian Kristus adalah Allah, tidaklah berarti hanya
mengatakan Ia “seperti Allah” atau Ia adalah manusia “setengah Allah”. Kristus
secara mutlak setara dengan Allah.
Sifat-sifat kemaha
hadiran-Nya (Ulangan 4:39; Amsal 15:3; KPR 17:27), kemaha tahuan-Nya (Yohanes
2:25; 1 Korintus 1:30), kemaha kuasaan-Nya (Matius 28:18; Filipi 3:21), ketidak
berubahan-Nya (Ibrani 13:8; mazmur 105:25-27) semakin mengarah dan meneguhkan
bahwa sifat-sifat keilahian tersebut menunjukkan bahwa Kristus adalah Allah
yang Kekal.
Gelar-gelar Allah Anak
di dalam Alkitab: Jehovah, Elohim, Adonai, Anak Allah, Yang Sulung, Anak Yang
Tunggal, Malaikat TUHAN, Logos, Kurios, Adonai merupakan bukti lain yang
mendukung Keilahian-Nya dan meneguhkan sifat-sifat-Nya sebagai Allah yang
kekal.
Karya yang menonjol saat pra-inkarnasi adalah
penciptaan. Alkitab juga
menunjukkan bahwa penciptaan adalah karya dari ketiga Pribadi dalam Tri
Tunggal. Anak Allah dinyatakan sebagai Firman Allah yang kekal, dikatakan
bahwa: “ Segala sesuatu dijadikan oleh Dia, dan tanpa Dia tidak ada satupun
yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan (Yohanes 1:3). Pentingnya karya penciptaan bagi Kristus
ialah bahwa hal itu menyatakan kekekalan, kuasa, hikmat dan kemaha hadiran-Nya.
Sebagai Pencipta, Ia terutama ada sebelum segala sesuatu ada (Kolose 1:17).
Ajaran tentang campur
tangan Allah selalu menjadi bagian penting dari Iman Kristen. Kristus sebagai
pemelihara dan pengambil tindakan adalah bagian dari maksud dan kedaulatan-Nya
mencakup pemeliharaan, kerjasama dengan ciptaan dan pemerintahan-Nya. Bukti
campur tangan Kristus ditunjukkan dalam beberapa Theophani (penampakan diri
Allah) kepada seseorang, pernyataan tentang rencana Allah mengenai keselamatan
di dalam Perjanjian Lama, pekerjaan Anak Allah dalam karya keselamatan dan nubuatan
tentang kedatangan-Nya kembali untuk kedua kali tidak menyangkali bahwa Kristus
benar-benar Allah yang kekal.
V. NUBUAT – NUBUAT TENTANG KELAHIRAN KRISTUS
Nubuat dari nabi Yesaya sekitar 700
tahun sebelum kelahiran Kristus dalam
Yesaya 7:14; Dan “Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan
memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda
mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan
Dia Imanuel” Digenapi secara tepat di dalam injil Matius
1:23; "Sesungguhnya, anak dara itu
akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan
menamakan Dia Imanuel" --yang berarti: Allah menyertai kita”.
Dalam Kitab Mikha 5:1c;
” Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata,
hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku
seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak
purbakala, sejak dahulu kala.”, menekankan
bahwa permulaan-Nya sudah ada sejak purbakala dan mengandung pengertian waktu
yang tidak terbatas. Pernyataan ini juga merupakan pernyataan terkuat yang
mungkin ada tentang keberadaannya yang kekal sebelum Ia “dilahirkan” di dunia.
Yesaya 9:5; Sebab seorang anak telah lahir untuk kita,
seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas
bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa
yang Kekal, Raja Damai. Gabungan kesaksian di atas dan
kesaksian-kesaksian lain di Alkitab memastikan bahwa Mesias adalah Allah dan
Manusia dalam satu Pribadi.
VI. INKARNASI PRIBADI KRISTUS
Inkarnasi Tuhan
Yesus Kristus adalah bukti utama yang merupakan inti Kekristenan. Seluruh
susunan teologi Kristen bergantung kepada inkarnasi Kristus. Pribadi Kristus
yang berinkarnasi bisa paling baik dimengerti bila kita membandingkannya dengan
pribadi Kristus sebelum berinkarnasi. Karena sifat-sifat ilahi dalam pernyataan ortodoks tentang doktrin Tri
Tunggal, pribadi kedua Kristus diuraikan sebagai memiliki segala sifat-sifat
ilahi yang dibedakan sebagai tidak sama dengan Pribadi-Pribadi yang lain.
Kristus
berinkarnasi, menunjuk pada tindakan Anak Allah, yang mengambil bagi diri-Nya
natur / hakekat tambahan yaitu hakekat manusia, melalui kelahiran dari seorang
perawan. Tindakan inkrnasi Kristus adalah salah satu bukti menyangkut kerelaan
Kristus untuk merendahkan diri menjadi manusia.
Ketika Kristus
berinkarnasi muncul persoalan yang seolah-olah tidak dapat diterima oleh
pikiran manusia dimana Pribadi Allah yang kekal dan tak terbatas bergabung
dengan pribadi manusia yang terbatas dan tidak kekal. Namun di dalam Inkarnasi
Kristus memaainkan peranan besar di dalam ajaran mengenai pribadi Kristus
akibat dari perpaduan sifat manusiawi dan ilahi. Peranan tersebut adalah:
Ø Tindakan penebusan di dalam diri Kristus adalah
tidakan dari seluruh Pribadi-Nya, sebagai manusia Kristus dapat mati, tetapi
hanya karena sebagai Allah kematian-Nya mempunyai nilai cukup untuk menebus
dosa seluruh dunia. Darah manusiawi kristus mempunyai nilai kekal dan tak
terbatas.
Ø Keimaman yang kekal dari Kristus juga didasarkan
atas perpaduan kedua sifat Allah dan manusia, yang dapat bertindak sebagai imam
manusia dengan jaminan bahwa Allah Bapa pasti akan mendengarkan-Nya karena Dia adalah
anak Allah.
Ø Jabatan kenabian Kristus sangat jelas karena Ia
sendiri adalah Sang Firman yang kekal menjadi manusia.
Ø Jabatan rajani Kristus untuk menggenapi perjanjin
ilahi dengan Daud perlulah Ia lahir sebagai manusia dan Ia harus mempunyai
sifat Ilahi agar menjamin bahwa pemerintahan dan tahta-Nya akan berlangsung
selamanya.
Ø Pribadi yang berinkarnasi dari Kristus disembah
sebagai Allah yang berdaulat dan juga sebagai
Adam kedua yang berhak untuk memerintah bumi ini terutama di dalam kerajaan
seribu tahun.
Ø Dalam kenaikan Inkarnasi Kristus ke sorga tidak
hanya sifat keilahian-Nya dipulihkan ke tempat semula melainkan juga sifat
manusiawi-Nya dipermuliakan.
Ø Sifat-sifat Ilahi dan manusiawi tidak saling
mempengaruhi sifat-sifat penting dari kedua sifat tersebut. Sehingga
orang-orang percaya di dalam kristus dapat menyembah Dia sebagai Allah dan
dengan keyakinan penuh akan memperoleh simpati dan pengertian dari pada-Nya
karena Ia juga memiliki pengalaman sebagai manusia.
VI. KEHIDUPAN KRISTUS Di BUMI DAN DALAM PENDERITAAN, KEMATIAN DAN KEBANGKITANNYA
Ø Kehidupan
Kristus di bumi
Kelahiran Yesus Kristus ditulis dalam keempat kitab injil
yang silsilahnya merupakan keturunan Daud. Kisah kehidupan Yesus sebelum Ia
melayani dicatat ketika ia berusia delapan hari, dua belas tahun dan tiga puluh
tahun sebelum Ia memulai pelayanan umumnya.
Pelayanan umumnya selama tiga setengah tahun yang dimulai
di daerah Yudea, Galilea, Perea, dan pada akhirnya harus kembali ke Yerusalem
sebelum menjalani peristiwa sengsara hingga penyaliban. Selama tiga setengah
tahun tersebut Yesus secara aktif mengajar, memberitakan Injil kerajaan,
menyembuhkan orang sakit dan melakukan banyak mujizat lainnya.
Ø Penderitan
dan Kematian Kristus
Tidak ada peristiwa lain sepanjang masa yang lebih
penting dari pada kematian Kristus di kayu salib. Sebelum menjalani penyaliban
beberapa peristiwa yang harus Dia jalani mulai di sambut secara meriah di
Yerusalem, pembersihan di bait Allah dan perjamuan malam terakhir bersama murid-murid-Nya.
Tanpa kematian Kristus di kayu salib tidak akan ada
korban bagi dosa, tidak ada keselamatan, tidak ada kebangkitan dan tidak ada
unsur-unsur lain yang membentuk iman Kristen sejak mulanya.
Dalam mempelajari Kristus dalam penderitaan dan kematian-Nya
kita harus memposisikan diri dalam ruang maha kudus di depan mesbah pendamaian
yang telah dipercik darah dan dengan pikiran yang telah diajar oleh Roh Kudus.
Tanpa Roh Kudus tidak mungkin kita dapat memahami hikmat Allah dalam
merencanakan jalan keselamatan dengan mengorbankan Anak-Nya dan menjadi
manusia.
Kematian Kristus adalah konsep pengganti/penebusan atas
hukuman akibat dosa yang dilakukan oleh manusia dan sebagai korban yang tak
terbatas, memberikan pengampunan bagi orang-orang percaya, pembenaran dan penyucian bagi manusia sehingga benar-benar
memuaskan tuntutan dari Allah.
Ø Kebangkitan
Kristus
Setelah dikuburkan maka pada hari yang ketiga Kristus
bangkit dari kematian. Kebangkitan kristus ini adalah salah satu kebenaran
dasar dari iman Kristen yang mendorong murid-murid untuk bersaksi bahwa Kristus
telah benar-benar mati dan benar-benar bangkit.
Kebangkitan Kristus adalah salah satu bukti mengenai
keilahian, kemesiasan dan kuasa-Nya untuk menyelamatkan dari dosa. Pada
kebangkitan Kristus tergantung seluruh nilai dan berlakunya pekerjaan Kristus di
masa lampau, sekarang dan di masa yang akan datang. Kebangkitan Kristus yang
disertai dengan berbagai bukti di dalam Alkitab adalah batu penjuru atas
pembelaan terhadap iman Kristen (1 Korintus 15:17).
Kebangkitan Kristus juga memiliki makna yang kuat atas
keilahian Kristus dan atas nilai kematian-Nya untuk menggantikan hukuman akibat
dosa. Kebangkitan Kristus juga mengambil arti penting sebagai sebuah deklarasi
tentang keilahian dan otoritas-Nya atas segala ciptaan. Bukti utama tentang
keilahian-Nya adalah melaui kebangkitan-Nya.
Ketiga jabatan Kristus sebagai Imam, Nabi dan Raja
berhubungan erat dengan kebangkitan-Nya. Sebagai Nabi, Kristus memberikan
otoritas terhadap apa yang dikatakan-Nya meupun kepada pelayanan-Nya
selanjutnya melaui Roh Kudus yang akan diutus-Nya (Yohanes 16:12-14). Sebagai Imam, Kristus
merupakan imam yang kekal menurut Melkisedek dan menjadi pengantara antara
manusia dan Allah untuk selama-lamanya (Ibrani 7:24), sebab tanpa kebangkitan
jabatan keimaman-Nya akan berhenti. Sebagai raja, mustahil jika Ia tidak
dibangkitkan Ia tidak akan dapat memerintah untuk selama-lamanya. Perjanjian
Lama telah menubuatkan bahwa Ia akan memerintah seluruh bangsa untuk selama-lamanya.
Makna kebangkitan Kristus adalah penting untuk seluruh karya
dan pekerjaan-Nya selanjutnya yaitu:
-
Mengutus Roh
Kudus (Yohanes 14:26; 15:26; 16:7), dimana Roh Kudus dikirim untuk meneruskan
pelayanan Kristus.
-
Memberikan hidup
yang kekal, melaui Roh Kudus yang diutus ke bumi Kristus memberikan hidup yang
kekal kepada setiap orang yang percaya kepada-Nya (Yohanes 11:25; 12:24-25).
-
Menjadi Adam
yang terakhir dan ciptaan baru, dalam kebangkitan-Nya dari antara orang mati
Kristus menjadi Kepala suatu ciptaan yang baru yang telah dilahirkan kembali
dengan tabiat baru , kebenaran dan penyucian.
-
Menjadi kepala
Gereja dan tubuh Kristus,dalam kebangkitan-Nya dari antara orang mati Kristus juga
menjadi Kepala Gereja yang membentuk gereja sebagai tubuh-Nya (Efesus 1:20-23).\
-
Sebagai buah
sulung bagi kebangkitan orang mati, dalam menngenapkan nubuatan perjanjian lama
di mana Ia yng pertama dibangkitkan mendahului kebangkitan semua orang percaya
dimasa depan (1 Korintus 15:20-23).
Kebangkitan
Kristus sering dihubungkan dengan karya-Nya di kayu salib bahwa Kristus telah
diserahkan karena pelanggaran kita tetapi juga Ia dibangkitkan karena
pembenaran pelanggaran kita.
Jika Kristus tidak dibangkitkan dari antara orang mati,
maka ia bukanlah Anak Allah dan kematian-Nya di kayu salib merupakan kematian
seorang biasa dan tidak mempunyai nilai apa-apa bagi orang lain. Sebaliknya
bila Kristus benar-benar bangkit, dengan cara ini ia tidak hanya menunjukkan
bahwa Ia benar-benar Allah dan seluruh pekejaan-Nya memiliki nilai sebagai
korban pengganti bagi dosa seluruh dunia.
VII.
KRISTUS MASA KINI
Pekerjaan
Kristus sekarang di sorga selalu dihubungkan dan bergantung dengan kematian,
kebangkitan serta kenaikan-Nya ke sorga.
Pelayanan Kristus pada masa kini yang dihubungkan dengan kebangkitan-Nya antara
lain adalah:
-
pengantara bagi
semua orang percaya (1 Yohanes 2:1-2).
-
menjadi juru
syafaat bagi orang-orang percaya yang lemah dan dicobai (Ibrani 7:25).
-
memberikan
karunia-karunia rohani kepada gereja (Efesus 4:11-13).
-
Memberikan kuasa
rohani (Matius 28:18)
-
Membangkitkan
orang-orang percaya pada suatu kedudukan baru di dalam Kristus dengan
menyediakan tempat di sorga (Efesus 2:5-6)
-
Sebagai gembala
Agung terhadap domba-domba-Nya, menggambarkan hubungan Kristus dengan
gereja-Nya (Mazmur 23; Ibrani 13:201 petrus 5:4).
-
Kristus
digambarkan sebagai Pokok Anggur yang benar dalam hubungan dengan
ranting-rantingnya yaitu kehidupan orang-orang percaya dalam menghasilkan buah
(Matius 26:29; Lukas 22:18).
-
Kristus
digambarkan sebagai Batu Penjuru dalam hubungan dengan batu-batu bangunan yaitu
dasar kehidupan Kristen (1Korintus 3:11-15)
-
Kristus sebagai
Imam Besar dan Imamat yang Rajani yaitu
Kristus sebagai Imam Kekal memberikan korban dengan diri-Nya sebagai
penebus dosa manusia dan pengantara kepada Allah dan yang Rajani adalah yang
memelihara umat-Nya.
VIII.
KRISTUS DI MASA YANG AKAN DATANG
Pekerjaan
Kristus di masa yang akan datang juga bergantung kepada kebangkitan-Nya dan
masih harus digenapi sesuai dengan nubuatan alkitab. Ketika Kristus naik ke
sorga menandai berakhirnya masa keterbatasan diri-Nya.
Banyak ayat di dalam
Alkitab yang memberikan pernyataan bahwa jaman sekarang ini akan mencapai
puncaknya pada saat kedatangan Tuhan untuk gereja-Nya. Ajaran mengenai kedatangan
Tuhan untuk gereja-Nya dibatsi oleh tiga segi pandangan penting yaitu:
1.
Pengankatan
gereja (rapture), yaitu kedatangan Kristus
untuk gereja-Nya. Ada beberapa pandangan penting bagi kedatangan-Nya
berhubungan dengan masa aniaya/kesusahan besar (tribulation) yang
dinubuatkan oleh Alkitab.
-
Pandangan
kedatangan Kristus setelah masa aniaya/ kesusahan besar (Post Tribulation view).
-
Pandangan
kedatangan Kristus tiga tahun sebelum masa aniaya/kesusahan besar berakhir (Midtribulation View).
-
Pandangan yang
meyatakan bahwa Kristus akan mengankat sebagian orang-orang percaya yang
memenuhi syarat secara rohani sebelum masa aniaya dan pada saat aniaya
orang-orang percayayang belum terangkat
akan diuji dimana yang menjadi memenuhi syarat akan diangkat (Partial Rapture View).
-
Pandangan bahwa
kedatangan Kristus sebelum masa aniaya/kesusahan besar (Pretribulation view).
2.
Kristus dan
gereja-Nya di sorga
Sesudah bertemu dengan Kristus di udara pada waktu
pengangkatan (rapture), dan semua
manusia akan diadili. Orang-orang benar akan masuk dalam sorga dan orang-orang
berdosa akan mengalami hukuman kekal di neraka.
3.
Kedatangan
Kristus kedua kalinya untuk memerintahdi Bumi yang meluas kepada setiap
pekerjaan penting dari Allah mengenai akhir jaman yaitu :
-
Hubungannya
dengan Israel
-
Hubungan
terhadap penghukunman orang kafir
-
Hubungan
terhadap iblis dan dosa
-
Hubungan dengan
masa anti Kristus dan kesusahan besar.
-
Hubungan dengan
masa pengangkatan gereja
- Hubungan-Nya
dengan kerajaan seribu tahun pemerintahan kekal di dalam langit baru dan bumi
baru.
Kesimpulan
Seluruh Alkitab dapat disimpulkan sebagai satu perjalanan
panjang missi Allah dalam karya penyelamatan manusia atas kuasa dosa yang telah
disebutkan dari mula-Nya sebagai solusi dari Allah sendiri ketika manusia jatuh
ke dalam dosa. Missi Allah yang berinkarnasi sebagai manusia melalui pribadi
Putra-Nya yaitu Yesus Kristus yang kelahiran-Nya dari seorang perawan, yang kehidupan-Nya tanpa dosa, mati di kayu
salib, dan dibangkitkan dari kematian sebagai bukti keilahian dan kemenagan-Nya
atas maut.
Kristus akan naik ke sorga duduk disebelah kanan Bapa dan
pada masa kedatangan-Nya yang kedua kali dalam kuasa dan kemuliaan akan
mengadili yang hidup dan yang mati, dan akan memerintah secara kekal.
Sebelum berinkarnasi Yesus Kristus adalah Allah yang
sejati, ketika berada di bumi di dalam karya-Nya, Yesus Kristus adalah Allah
dan manusia sejati dan pada saat Dia naik ke sorga Yesus Kristus tetap Allah
dan manusia yang kekal.
Terima kasih banyak pak sudah mengupload tulisan ini. Saya juga sedang belajar teologia di bekasi. Terima kasih tulisan ini sangat membantu tugas saya :) GBU
ReplyDeleteok
ReplyDelete