PENGANTAR PERJANJIAN LAMA
I. PENDAHULUAN
Umat Kristen pada umumnya dapat menerima Alkitab Perjanjian Baru
(PB) dengan mudah karena Alkitab PB adalah dokumen yang memberi kesaksian
tentang kehidupan, kematian dan kebangkitan dan pengajaran Kristus yang penuh kuasa
serta sejarah pendirian gereja- Nya. Tetapi, bagaimana dengan Perjanjian Lama?
Sering umat Kristen bertanya, apakah gunanya mempelajari kitab-kitab Perjanjian
Lama? Bukankah PL lebih banyak berbicara tentang cerita usang dari sejarah
bangsa Yahudi (Israel) dan tentang raja-raja dan nabi-nabi dan tokoh-tokoh yang
tidak ada hubungan langsung dengan kita sekarang? Dapatkah kita menerima
keseluruhan PL sebagai Firman Allah yang berotoritas mutlak dalam hidup kita?
Pendekatan pada studi Alkitab yang telah terbukti
berhasil dalam menggambarkan kesatuan yang menyeluruh ini ialah tipologi atau
ajaran tentang lambang-lambang, suatu studi persesuaian di antara unsur-unsur
tertentu dari kedua perjanjian. Meski cara ini sering kali menjadi bahan
olok-olok dan mengakibatkan penafsiran yang berlebihan terhadap hal-hal kecil,
tetapi kalau dapat dipahami dengan benar maka pendekatan ini akan menolong
dalam menggarisbawahi perkembangan dari ungkapan Allah yang konsisten dan
historis. Artinya, peristiwa atau objek dalam Perjanjian Lama meskipun tetap
memiliki makna yang utuh dalam keseluruhan konteks Alkitab, namun artinya
diperluas melalui tampilnya padanan (dan penggenapan) dalam Perjanjian Baru.
Perjanjian Lama Penting untuk dipelajari karena:
a. Perjanjian Lama adalah Bagian dari Rencana Allah
Cara Allah menyatakan Diri-Nya kepada manusia adalah
dengan memberikan Penyataan Umum dan Penyataan Khusus, yaitu melalui alam,
sejarah, hati nurani manusia dan juga melalui Firman dan Anak-Nya, Yesus
Kristus. Di dalam Penyataan-penyataan inilah Allah menyatakan Diri-Nya dan
rencana-Nya kepada manusia (Rom 1:19-20; Yes. 52:10).
Dengan mempelajari PL, maka kita akan melihat bagaimana
Allah secara progresif menyatakan Diri-Nya untuk dikenal; pertama melalui
bangsa pilihan-Nya (Israel) dan selanjutnya melalui orang- orang yang
dipilih-Nya pada masa Perjanjian Baru , yaitu orang-orang yang percaya kepada
Kristus.
b. Perjanjian Lama adalah Bukti
akan Kedaulatan dan Kesetiaan Allah
Allah turut bekerja dalam sejarah, termasuk ketika Israel
tidak taat, tetapi Allah tetap setia pada janji-Nya (Rom 3:3). Oleh karena itu
kitab-kitab PB tidak mungkin dilepaskan dari PL; Allah PB adalah juga Allah PL
yang setia melaksanakan rencana kedaulatan-Nya (keselamatan) bagi umat pilihan-
Nya.
c. Perjanjian Lama adalah Firman Allah
Mengakui bahwa PL adalah Firman
Allah adalah bagian yang penting dari iman Kristen, karena apabila kita
mengakui otoritasnya maka berarti kita bersedia tunduk pada otoritas tersebut.
Tuhan Yesus mengakui otoritas PL
secara penuh, terbukti jelas dalam kitab-kitab Injil bagaimana Yesus selalu
mengutip PL untuk menunjukkan dasar otoritas dan pengajaran-Nya. Sikap Yesus
yang menjunjung tinggi PL cukup menjadi bukti bahwa PL memiliki otoritas
sebagai Firman Allah.
Allahlah yang memberi inspirasi
kepada para penulis PL. Itulah sebabnya sekalipun para penulis PL hidup pada
jaman dan latar belakang yang berbeda, berita yang mereka sampaikan tidak ada
yang saling bertentangan, malah sebaliknya memberikan satu benang merah berita
yang menunjuk pada karya keselamatan Allah.
Secara praktis terbukti bahwa
kitab-kitab PL telah menjadi standard kebenaran dan memberikan manfaat yang
sanggup mengubah kehidupan manusia, karena Allahlah yang ada dibalik penulisan
itu.
d. Perjanjian Lama berisi Nubuatan
bagi Perjanjian Baru
Kitab-kitab dalam PL banyak menunjuk
pada nubuatan-nubuatan yang akhirnya digenapi pada masa PB (Mat. 9:31; Luk
24:44; Rom 10:4). Keseluruhan dan kelengkapan berita
keselamatan harus dimulai dari PL dan diakhiri dengan PB; sehingga jelas
keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan. Oleh karena itu PL harus dipelajari
sebagai sumber dan landasan untuk mengerti penggenapan rencana agung Allah.
Perjanjian lama sering dikutip oleh Perjanjian Baru. Ada kurang
lebih 2650 kutipan dari Perjanjian Lama dalam Perjanjian Baru, yaitu kurang
lebih 350 kutipan langsung, dan 2300 kutipan tidak langsung, serta persamaan
bahasa. Dengan kata lain, terdapat rata- rata satu kutipan Perjanjian Lama
dalam setiap tiga ayat Perjanjian baru. Kitab Yesaya dan mazmur paling sering
dikutip (masing-masing lebih dari 400 kali); dan hanya kitab Kidung Agung yang
tidak dikutip dalam Perjanjian Baru.
Perjanjian lama merupakan dasar untuk pengertian Perjanjian baru antara lain: dari segi bahasa (Perjanjian Baru ditulis dalam sejenis bahasa Yunani yang banyak dipengaruhi oleh bahasa-bahasa Perjanjian Lama);- dari segi sejarah (sejarah Perjanjian lama dilanjutkan oleh sejarah Perjanjian Baru); dan dari segi teologi (tema-tema teologi Perjanjian lama, seperti penciptaan, dosa, hukuman, pertobatan, kurban, keselamatan dan sebagainya menjadi dasar teologi Perjanjian Baru).
II. SEJARAH SINGKAT PERJANJIAN LAMA
Sejarah PL bukanlah cerita-cerita usang belaka dari
suatu bangsa yang hanya rekaan manusia. Sejarah PL adalah kisah dari sebuah
bangsa yang betul-betul ada di dunia, yang telah dipilih Allah untuk menjadi
saluran kasih-Nya. Setiap kejadian yang ada dalam sejarah PL merupakan sebuah
mata rantai sejarah Keselamatan. Alkitab PL bukan saja meliputi cerita kronologis bangsa Israel dari
permulaan pemilihan sampai jaman Yesus Kristus, tapi adalah sejarah pekerjaan
Allah yang terus menerus dinyatakan di dalam kehidupan orang-orang Israel agar
mereka mengerti tujuan pekerjaan dan rencana karya Allah untuk keselamatan
mereka serta menjadikan mereka rekan kerja Allah. Allah yang panjang yang
saling menyambung, karena kisah yang ada dalam PL tersebut satu dengan yang
lain memiliki hubungan/kaitan yang sangat erat, baik hubungan sebagai
kelanjutan cerita, tapi juga hubungan akan penggenapan atas nubuat yang telah
diberikan sebelumnya.
Dari peristiwa-peristiwa yang disusun secara
kronologis maka terlihatlah suatu benang merah berita inti dalam seluruh
sejarah umat manusia, yaitu Sejarah Keselamatan yang Allah anugerahkan kepada
manusia. Manusia yang telah jatuh dalam dosa dan terputus hubungan dengan Allah
diberikan pengharapan baru; dan pada setiap generasi, sejarah mencatat, Allah
selalu mengulangi panggilan-Nya agar manusia berbalik dan menerima keselamatan
yang dari Tuhan.
Keluarga adalah unit utama dalam struktur masyarakat
PL, karena memang sejak dari semula Allah memulai rencana penebusan-Nya melalui
satu keluarga, yaitu keluarga Abraham. Dan melalui keluarga Abraham inilah
Allah memanggil keluar umat-Nya untuk membina suatu hubungan yang istimewa
dengan Dia, yang dikokohkan dengan membuat suatu Perjanjian (Covenant). Itu
sebabnya anggota yang termasuk dalam Perjanjian ini adalah mereka yang disebut
sebagai "keturunan" (secara jasmani) Abraham - dan selanjutnya
keturunan Ishak dan Yakub (Im. 26:42,45). Kata "keturunan" ini (Ibr.
'ab' artinya bapak) muncul seribu dua ratus kali dalam PL. Konsep
"keturunan" secara fisik sangat penting bagi bangsa Israel, karena disitulah
ikatan keanggotaan dalam Perjanjian didasarkan.
a. Keluarga
Dasar pelembagaan keluarga
diletakkan oleh Allah sendiri dalam Kej. 2, sebagai kesatuan ikatan yang
permanen antara seorang laki-laki dan seorang perempuan. Namun demikian, dalam
PL sering kali keluarga bukan hanya terdiri dari suami, istri dan anak-anak,
karena (tergantung dari konteksnya) yang dimaksud keluarga dalam PL lebih
cenderung sebagai perluasan keluarga, yaitu suami, istri, anak-anak (sampai
dua/tiga generasi), budak-budaknya dan termasuk juga keluarga dekat lain yang
tinggal bersama, bahkan kadang seluruh suku juga disebut sebagai satu keluarga
(1 Taw.13:14).
b. Lembaga Perkawinan
Ikatan permanen antara seorang laki-laki dan seorang
perempuan dalam perkawinan yang diresmikan oleh Allah sendiri sebelum kejatuhan
manusia dalam dosa (Kej. 1:26-27). Perkawinan dalam PL diterima sebagai suatu
norma umum. Hubungan permanen perkawinan/pernikahan yang harmonis yang
diciptakan oleh Allah ini rusak setelah manusia jatuh dalam dosa. Dan sejak
itu, institusi pernikahan menjadi kabur dan akibatnya manusia lebih cenderung
untuk merusak daripada mempertahankannya. Dalam seluruh PL ada ditunjukkan
bentuk-bentuk penyelewengan pernikahan yang dilakukan oleh nenek moyang bangsa
Israel, misalnya dalam praktek-praktek poligami dan perceraian .
1. Suami
Dalam masyarakat PL, suami
mempunyai kedudukan sebagai "tuan" yang memerintah atas istri dan
anak-anak dan keluarga anak- anaknya, juga seluruh anggota keluarga yang lain
dan budak- budaknya. Tapi pada sisi yang lain, suami juga menjadi penangungjawab
atas semua tindakan yang dilakukan oleh seluruh anggota keluarganya. Silsilah
keluarga PL diurutkan dengan mengikuti keturunan dari suami, karena suamilah
yang memberi identitas dan nama bagi keluarganya. Itu sebabnya dalam hukum
Israel disebutkan berbagai peraturan untuk melindungi kelangsungan keluarga
(Im. 25:47-49; Yer. 32:68; Ruth 2,3,4). Suami PL juga mempunyai fungsi sebagai
imam bagi keluarganya. Ia diharapkan memimpin seluruh keluarganya dalam
mengikuti perayaan-perayaan keagamaan Yahudi. Seluruh tanggungjawab pendidikan
anak-anak, khususnya anaknya laki-laki juga ada di tangannya.
2.
Istri
Amsal 31 menceritakan secara
panjang lebar tentang tugas-tugas seorang istri yang berbudi dan ideal. Dari
tugas yang begitu banyak itu, tugas utama istri adalah untuk menghasilkan
keturunan. Tapi itu bukan berarti tugas satu-satunya. Dari Amsal 31 dapat
diambil kesimpulan bahwa istri PL tidak hanya melakukan tugas yang sehubungan
dengan anak-anak dan rumah saja, Alkitab pada dasarnya memberikan
tanggung-jawab yang besar bagi istri PL untuk menguasai bidang- bidang lain di
luar rumahnya. Dalam perkawinan Yahudi, istri dengan kerelaan menundukkan diri
di bawah suaminya dan mengambil kedudukan sebagai "penolong" (Kej,
2:18). Pendidikan anak sampai usia lima tahun adalah tanggung jawab ibu, namun
kemudian anak laki-laki akan dididik oleh ayahnya, sedangkan anak perempuan
akan diajar oleh ibunya bagaimana menjadi seorang istri dan ibu yang sukses.
Kesuksesan istri menjalankan keluarga seringkali menjadi ukuran bagaimana suami
Yahudi akan dihormati di antara para pemimpin Israel.
3.
Anak-anak
Anak-anak adalah berkat dari
Tuhan, buah yang diharapkan dari perkawinan. Itu sebabnya keluarga PL selalu
mengharapkan sebuah keluarga yang besar. Merupakan suatu dukacita dan aib bagi keluarga
PL yang tidak dikaruniai anak, seperti peristiwa yang menimpa Sara dan Hana.
Sebaliknya banyak puji-pujian yang ditujukan bagi wanita yang melahirkan banyak
anak (Maz. 128). Ulangan 6:4-9 merupakan perintah langsung dari Tuhan akan
pentingnya pendidikan anak.
Anak laki-laki dalam keluarga
Yahudi adalah tumpuan harapan bagi pemeliharaan masa tua orang tuanya, yaitu
supaya mereka mendapat penguburan yang layak. Anak sulung dalam keluarga
Yahudi, baik laki-laki maupun perempuan, mendapat tempat yang istimewa.
Sepanjang hidupnya ia akan dituntut untuk memiliki tanggung jawab yang lebih
besar atas tindakannya dan tindakan saudara- saudaranya yang lain.
c. Strata Dalam Masyarakat PL
Perbedaan strata dalam
masyarakat PL secara umum dibedakan menjadi kelompok masyarakat yang
berpengaruh yaitu para tua-tua agama dan kepala rumah tangga, penduduk asli
setempat, penduduk asing, pekerja upahan, pedagang dan budak-budak.
d. Sistem Ibadah PL
Penyembahan yang dilakukan
oleh bangsa Israel kepada Allah Yahweh, Israel sendiri sebenarnya mempunyai
cara-cara ritual yang telah dipelihara sejak masa Adam dan Hawa, juga Kain dan
Habel. Dari contoh-contoh itu jelas bahwa Allah menerima penyembahan manusia
(Kej. 4:6). Tidak dikatakan dengan jelas oleh Alkitab mengapa mereka harus
memberikan korban persembahan, tapi dari konteks Kejadian 4, terlihat bahwa
persembahan itu diberikan sebagai ucapan syukur atas pemeliharaan Tuhan yang
disertai dengan harapan bahwa Allah akan senantiasa memelihara mereka di
hari-hari kemudian. Tetapi Alkitab juga tidak menjelaskan mengapa Allah
menerima persembahan Habel tetapi Kain tidak. Tapi inilah pertama kali
disebutkan dalam Alkitab korban persembahan memakai binatang. Dan sejak itu
persembahan binatang dipakai sebagai korban bakaran untuk menjadi salah satu
tata upacara yang dilakukan dalam ibadah.
Pada masa Musa penyembahan
kepada Allah tidak lagi dilakukan di tanah terbuka, tapi di kemah pertemuan
Bait Suci, sedangkan penjelasan secara lengkap diberikan dalam Kel. 27:1-3,
sesuai perintah yang diterima Musa dari Allah, dan Musa sendiri bertindak
sebagai imam, menjadi perantara antara Allah dan umat Israel. Pada masa
iman-iman, bangsa Israel telah memiliki kelompok imam yang dipilih dari
keturunan keluarga Harun, suku Lewi, yang bertugas untuk mengatur tata ibadah
kepada Allah. Kitab Imamat mencatat berbagai macam peraturan tata ibadah bagi
bangsa Israel. Tidak selalu bangsa Israel melakukan ibadah yang benar, karena
ibadah yang sejati bukanlah tergantung dari tempat dan tata caranya tetapi dari
sikap hati yang benar.
Tapi sering kali bangsa Israel
tidak memiliki hati yang tertuju kepada Tuhan, sehingga tata ibadahpun tidak
ada gunanya. Ketika akhirnya bangsa Israel dihukum karena telah meninggalkan
Tuhan, dan Tuhan menyerahkan mereka sebagai tawanan kepada bangsa- bangsa lain,
barulah bangsa Israel menyadari betapa pentingnya kembali beribadah kepada
Tuhan dan memelihara Taurat-Nya.
e. Sistem Pendidikan PL
Keluarga menjadi pusat dimana pendidikan diberikan pada masa PL, khususnya
oleh mereka yang telah berumur. Sumber bijaksana dan pengetahuan, dipercaya
oleh bangsa Israel, didapatkan dari pertambahan umur seseorang. Oleh karena itu
orang-orang muda akan belajar segala sesuatu dari orang-orang tua (tua-tua)
yang ada di sekitar mereka. Keluarga memiliki tanggung jawab penuh bagi
pendidikan anak-anaknya, khususnya pendidikan rohani. Tidak ada pilihan untuk
mereka menyerahkan pendidikan ini kepada orang lain karena alasan kesibukan.
Jika seorang anak Yahudi mendapat didikan dari orang lain selain ayahnya
sendiri, maka ia juga akan memanggilnya "ayah". Hal pertama yang
diajarkan kepada mereka adalah pelajaran tentang sejarah bangsa Israel, dalam
bentuk kredo-kredo dimana inti sari sejarah Israel telah diformulakan. Dan
untuk itu anak harus menghafal luar kepala selama satu tahun. Namun demikian
pada dasarnya tidak ada sekolah formal pada masa PL. Anak belajar bersama
dengan orang tuanya dan orang dewasa yang lain dengan terlibat dalam urusan
kehidupan sehari-hari. Mereka bertanya dan belajar sepanjang kehidupan mereka
melalui setiap kesempatan yang datang, dan orang tua akan selalu siap
memberikan penjelasan.
IV.
KRONOLOGI SEJARAH
PERJANJIAN LAMA
Garis besar kronologi di dalam Alkitab Perjanjian Lama, dibagi
menjadi beberapa lingkup masa yang menunjukkan beberapa peristiwa – peristiwa
penting pada jaman itu yaitu:
1.
Jaman Kejadian sampai dengan
jaman Abraham, dari permulaan waktu
sampai sekitar tahun 2000 SM (Kejadian 1 – 11). Yaitu jaman dimana Allah mulai
menciptakan dunia dan segala kesempurnaannya sebagai tempat kediaman manusia,
karena manusia jatuh kedalam dosa maka Allah memulai missi mempersiapkan jalur
keselamatan bagi manusia melaui benih wanita dan memberikan janji keselamatan pertama
kepada manusia (Kejadian 3:15). Beberapa peristiwa penting yang terjadi pada
jaman itu adalah:
-
Kisah penciptaan dunia dan
manusia (Kejadian 1 – 2)
-
Kejatuhan manusia ke dalam dosa
(Kejadian 3)
-
Kisah Kain dan Habel (Kejadian
4)
-
Air bah (Kejadian 6 – 9)
-
Menara babel dan kekacauan
bahasa – bahasa manusia (Kejadian 11).
2.
Jaman Abraham sampai dengan
jaman Musa sekitar tahun 2000 SM sampai 1500 SM (Kejadian 12 – 50). Yaitu jaman
ketika Allah mulai memanggil Abraham dan mulai mempersiapkan keluarga Abraham menjadu
suatu bangsa yang besar dan dipilih Allah menjadi jalur kedatangan Mesias.
Beberapa peristiwa penting yang terjadi pada jaman itu adalah:
-
Abraham dipanggil Allah dan
kisah pengembaraannya
(Kejadian 12 – 25).
-
Ishak sebagai anak perjanjian
Allah kepada Abraham
(Kejadian 25 – 26).
-
Yakub dan kedua belas anaknya
(Kejadian 27 – 36).
-
Yusuf menyelamatkan keluarganya
dari bahaya kelaparan
(Kejadian 37 – 50).
-
Bangsa Israel di Mesir
(Kejadian 46 – 50; Keluaran 1).
3. Jaman Keluaran sekitar tahun
1500 SM sampai dengan tahun 1460 SM (kitab Keluaran, Imamat, Bilangan dan
Ulangan). Yaitu jaman dimana Allah memakai Musa untuk membebaskan bangsa Israel
dari perbudakan di Mesir dan mengulang perjanjian-Nya kepada Abraham bahwa
keturunan Abraham akan tinggal di tanah perjanjian yaitu tanah Kanaan. Beberapa
peristiwa penting yang terjadi pada jaman itu adalah;
-
Musa dipilih dan dipanggil
Allah (Keluaran 1 – 4).
-
Bangsa Israel keluar dari Mesir
(Keluaran 5 – 18).
-
Peristiwa di gunung Sinai dan
Allah mulai memberikan hukum – hukum-Nya kepada bangsa Israel (Keluaran 19 –
40, Imamat)
-
Penggembaraan bangsa Israel di
padang gurun (Bilangan)
-
Persiapan masuk ke Kanaan
(Ulangan).
4.
Jaman bangsa Israel mulai masuk
ke tanah perjanjian dan Kanaan ditaklukkan sekitar tahun 1460 SM sampai dengan
tahun 1450 SM (Kitab Yosua). Yaitu jaman dimana Allah menolong bangsa Israel
untuk menaklukkan Kanaan dan memberikan
tanah perjanjian kepada bangsa Israel. Beberapa peristiwa penting yang terjadi
pada jaman itu adalah:
-
Bangsa Israel masuk ke Kanaan
(Yosua 5).
-
Bangsa Israel merebut kota
Yeriko (Yosua 6).
-
Bangsa Israel menaklukkan Ai
(Yosua 7 – 8).
-
Hukum taurat disyahkan (Yosua
8).
-
Pembagian tanah Kanaan kepada
suku – suku Israel (Yosua 9 – 24).
5.
Jaman hakim – hakim sekitar
tahun 1450 SM sampai dengan tahun 1102 SM (kitab Hakim – hakim dan Rut). Yaitu
jaman dimana Allah memelihara bangsa Israel melalui pemerintahan hakim – hakim
selama 300 tahun. Beberapa peristiwa penting yang terjadi pada jaman itu
adalah:
-
Jaman Teokrasi dan hakim –
hakim (Hakim – hakim 1 – 2).
-
Jaman Otniel, Ehud, Samgar dan
Debora bersama Barak sebagai kelompok hakim yang pertama (hakim – hakim 3 – 5).
-
Jaman Gideon, Abimelekh, Tola,
dan Yair sebagai kelompok hakim yang kedua (Hakim – hakim 6 – 10:5).
-
Jaman Yefta, Ebzan, Elon dan
Abnon sebagai kelompok hakim yang ketiga (hakim – hakim 10:6 – 12).
-
Jaman Simson, Eli, Samuel dan
Rut (Hakim – hakim 13 – 21 dan kitab Rut).
6.
Jaman Kerajaan Israel sekitar
tahun 1102 SM sampai tahun 982 SM (Kitab 1&2 Samuel, 1&2 Raja – raja,
1&2 Tawarikh, Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkothbah dan Kidung Agung). Yaitu
jaman dimana Allah mulai memerintah bangsa Israel melalui raja – raja. Beberapa
peristiwa penting yang terjadi pada jaman itu adalah:
-
Munculnya kerajaan Israel.
-
Pemerintahan raja Saul.
-
Pemerintahan raja Daud.
-
Pemerintahan raja Salomo.
-
Jaman kejayaan Israel.
7.
Jaman pecahnya kerajaan Israel
menjadi dua kerajaan, terjadi sekitar tahun 982 SM sampai dengan tahun 722 SM.
Peristiwa ini tertulis di dalam kitab 1&2 Samuel, 1&2 Raja – raja,
1&2 Tawarikh, Yesaya, Yeremia, Ratapan, Yehezkiel, Daniel, Hosea, Yoel,
Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk dan Zefanya. Pada jaman Allah membagi
Kerajaan Israel menjadi 2 kerajaan, Kerajaan Utara (Kerajaan Israel) dan
Kerajaan Selatan (Kerajaan Yehuda) dikarenakan terjadinya kemunduran secara
drastis ketika raja Rahabeam (Putra Salomo) memerintah sehingga terjadi
pemberontakan beberapa suku Israel bagian Utara. Allah memilih Yehuda (Kerajaan
Selatan) sebagai jalur kedatangan Mesias karena janji-Nya kepada raja Daud. Beberapa peristiwa penting yang terjadi pada
jaman itu adalah:
-
Kemunduran Kerajaan Israel
menyebabkan pecahnya Kerajaan Israel.
-
Israel sebagai Kerajaan Utara
-
Yehuda sebagai Kerajaan Selatan
-
Hubungan antar kedua kerajaan
yang tidak harmonis, namun semua dikasihi Tuhan. Allah juga tetap menjalankan
missi keselamatan-Nya melalui keluarga Daud apapun yang terjadi.
8.
Jaman Kerajaan Yehuda sendiri,
terjadi sekitar tahun 722 SM sampai dengan tahun 587 SM. Peristiwa ini tertulis
di dalam kitab 1&2 Samuel, 1&2 Raja – raja, 1&2 Tawarikh, Yesaya,
Yeremia, Ratapan, Yehezkiel, Daniel, Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha,
Nahum, Habakuk dan Zefanya. Pada jaman ini Kerajaan Selatan (Kerajaan Yehuda)
dipilih Allah dan dipersiapkan untuk menerima tentang kedatangan Mesias Sang Juruselamat,
karena Kerajaan Yehuda masih menyatakan kesetiaan mereka kepada Tuhan.Beberapa
catatan penting terjadi pada jaman itu adalah:
-
Kerajaan Yehuda masih bertahan
karena memiliki kesetiaan kepada Tuhan, pengaruh nabi Yesaya, pengaruh Raja
Hizkia dan Tuhan lebih bersabar karena Ia akan memakai keturunan Daud sebagai
jalur kedatangan Mesias.
-
Empat raja Yehuda yang
terpenting adalah Raja Hizkia, Raja Manasye, Raja Amon, Raja Yosia.
-
Empat raja yehuda yang terakhir
adalah Raja Yoahas, Raja Yoyakim, Raja Yoyakhin dan Raja Zedekia.
-
Nabi – nabi pada jaman itu
adalah Nabi Nahum, Nabi Zefanya, Nabi Habakuk dan Nabi Yeremia.
-
Kerajaan Yehuda diserang oleh
Kerajaan Babel dan ditawan sebanyak tiga kali dan yang terakhir pada tahun 587
SM, Yerusalem dan bait Allah dihancurkan, rajanya ditawan dan Yerusalem
ditinggalkan dalam keadaan yang menyedihkan.
9. Jaman pembuangan ke Babel,
terjadi sekitar tahun 587 SM sampai dengan tahun 538 SM. Adalah jaman dimana
Allah menghukum bangsa Israel (Kerajaan Yehuda) karena telah memberontak kepada
Allah dan melakukan penyembahan berhala. Peristiwa ini tertulis di dalam kitab
1&2 Samuel, 1&2 Raja – raja, 1&2 Tawarikh, Yesaya, Yeremia,
Ratapan, Yehezkiel, Daniel, Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum,
Habakuk dan Zefanya. Beberapa catatan penting yang terjadi pada jaman itu
adalah:
- Penawanan dan pembuangan
terjadi karena dosa dan kedurhakaan seluruh rakyat dan ketidaktegasan raja –
rajanya.
-
Tempat penawanan adalah
kerajaan Babilonia.
-
Kebiasaan pada waktu itu adalah
ketika sebuah kerajaan menyerang kerajaan lain maka kerajaan yang kalah akan
membunuh seluruh rakyat dan rajanya, menghancurkan seluruh bangunan serta
merampas seluruh harta bendanya. Tetapi pemeliharaan Tuhan terjadi pada Bangsa
Yehuda, di dalam penawanan mereka tidak mengalami hal – hal tersebut di atas.
Bahkan orang – orang yang pandai dapat menduduki jabatan penting dalam kerajaan
seperti Danie, Mordekhai dan Nehemia.
-
Tuhan tetap mengirimkan nabi –
nabiNya pada jaman pembuangan/penawanan untuk menguatkan bangsa Yehuda seperti
nabi Yehezkiel dan Daniel.
Pada waktu
pembuangan di Babilonia ini, Bangsa Israel juga tercerai berai ke seluruh
dunia. Ketika bangsa Israel hidup di tengah-tengah bangsa kafir yang tidak
mengenal Tuhan, bangsa Israel disadarkan akan pentingnya mempertahankan iman,
menyembah Allah yang monotheisme, mentaati Hukum Taurat, rasa nasionalisme
menjadi kuat dan pendidikan dikembangkan (khususnya pendidikan agama) serta
pengharapan pada Mesias menjadi besar. Sebab melalui bangsa inilah Allah
menyediakan jalan yang sangat baik untuk melihara kelangsungan sejarah
keselamatan yang dijanjikan-Nya bagi umat manusia.
10.
Jaman pengembalian, terjadi
sekitar tahun 538 SM sampai dengan tahun 391 SM. Pada masa itu Allah
memulangkan kembali bangsa Israel ke tanah Kanaan. Bangsa Babilonia jatuh ke
tangan bangsa Persia, dan mengijinkan orang-orang Yahudi kembali ke tanah air
mereka dan membangun kembali Bait Allah serta kota Yerusalem.Peristiwa ini di
tulis dalam kitab Ezra, Nehemia, Ester, Hagai, Zakaria, dan Maleakhi. Beberapa
peristiwa penting yang terjadi pada jaman itu adalah:
-
Pada waktu itu Raja Koresy
menjadi raja Persia yang lebih cenderung memihak kepada bangsa – bangsa asing
sehingga bangsa Israel secara resmi dapat kembali ke tanah airnya.
-
Zerubabel, seorang keturunan
Daud memimpin rombongan pertama sekitar 42.500 orang untuk kembali ke Yerusalem
pada tahun 538 SM dan memiliki misi untuk membangun kembali Bait Allah yang
telah dihancurkan.
-
Ezra, seorang nabi yang
memimpin rombongan kedua kembali ke Yerusalem dan bergabung dengan rombongan
yang pertama memerangi para penyembah berhala di Kanaan.
-
Nehemia, seorang pejabat
kerajaan Persia memimpin pembangunan kembali tembok Yerusalem yang telah
dihancurkan hanya dalam 52 hari dan membawa rombongan yang ketigakembali ke
Yerusalem.
-
Nabi – nabi yang ada pada saat
itu adalah Nabi Hagai, nabi Zakaria dan nabi Maleakhi. Mereka memperingatkan
agar pembangunan bait Allah tidak berhenti dan Nabi Maleakhi menubuatkan akan
datang seorang utusan besar yang membuka jalan bagi Tuhan.
11.
Jaman antara Perjanjian Lama
dan Perjanjian Baru, sekitar tahun 391 SM sampai dengan 5 M. Pada jaman ini
Allah mempersiapkan kedatangan Yesus Kristus sebagai Juru Selamat manusia.
Tidak ada pewahyuan pada jaman ini, dan para nabi tidak menuliskan wahyu Allah
serta tidak ada mujizat – mujizat yang terjadi. Oleh sebab itu agama Kristen
Protestan menolak kitab – kitab aphokripa yang ditulis pada jaman itu dan tidak
memasukannya dalam kanonisasi.
Sumber – sumber
mengenai jaman ini tidak diperoleh dari Alkitab melainkan dari sejarah umum dan
literature – literature yang ada. Bangsa Persia jatuh ke tangan bangsa Yunani
melalui Aleksander memberikan sumbangan yang besar dalam mempersatukan seluruh
dunia dalam satu bahasa, yaitu bahasa Yunani. Hal ini memberikan pengaruh yang
besar, karena bahasa Yunani akhirnya dipakai menjadi bahasa internasional pada
masa itu. Ini memberikan keuntungan yang sangat besar karena bahasa Yunani
adalah bahasa berpikir, bahasa yang sangat dibutuhkan oleh penulis-penulis
kitab-kitab PB dalam mengungkapkan istilah-istilah teologia dengan benar dan
akurat, dengan tradisi falsafahnya yang hebat bangsa Yunani mempengaruhi
kawasan Mediterania.
Tiba waktunya Kerajaan Yunani jatuh ke tangan bangsa Romawi. Penguasa Romawi yang menduduki tanah Israel (Palestina) menciptakan suasana yang relatif damai sehingga pembangunan jalan-jalan dan keamanan menjadi prioritas negara. Keadaan ini sangat diperlukan dalam mempersiapkan kedatangan Kristus dan juga ketika Injil disebarkan. Selain itu ada banyak kontribusi yang diberikan oleh orang-orang Romawi, baik dalam bidang militer, hukum, pemerintahan maupun filsafat yang sangat berguna bagi persiapan penulisan kitab-kitab PB. Kerajaan Romawi adalah kerajaan pertama di dunia yang mempunyai suatu struktur dan administrasi menyerupai kerajaan Allah.
V. KANON ALKITAB PERJANJIAN LAMA
"Kanon"
berasal dari kata Yunani 'kanon', artinya "buluh". Karena pemakaian
buluh dalam kehidupan sehari-hari jaman itu adalah untuk mengukur, maka kata
"kanon" dipastikan memiliki arti harafiah sebagai batang tongkat/kayu
pengukur atau penggaris. (Yeh. 40:3; 42:16 = tongkat pengukur). Namun demikian kata "kanon" juga memiliki arti figuratif
sebagai peraturan atau standard norma (kaidah) dalam hal etika, sastra, dsb.
Dalam sejarah gereja abad pertama
kata "kanon" dipakai untuk menunjuk pada peraturan atau pengakuan
iman. Tetapi pada pertengahan abad keempat (dimulai oleh Athanasius), kata ini
lebih sering dipakai untuk menunjuk pada Alkitab yang memiliki dua arti, yaitu:
1. Daftar naskah kitab-kitab, yang berjumlah 66 kitab,
yang telah memenuhi standard peraturan-peraturan tertentu, yang diterima oleh
gereja sebagai kitab kanonik yang diakui diinspirasikan oleh Allah.
2. Kumpulan kitab-kitab, yang berjumlah 66 kitab, yang diterima
sebagai Firman Tuhan yang tertulis, yang berotoritas penuh (menjadi patokan=
Gal. 6:16) bagi iman dan kehidupan manusia.
Penyusunan seluruh kitab-kitab PL
selesai pada tahun 430SM. Menurut tradisi diakui bahwa imam Ezralah yang
memainkan peranan penting dalam proses pengumpulan dan penyusunan kitab-kitab
PL ini. Selain kitab-kitab Pentateuk (Kejadian sampai Ulangan) yang sangat
dihargai, kitab-kitab para nabi juga biasa dibaca dalam ibadah Yahudi (di
sinagoge), juga pada waktu jaman PB (Luk. 4:16-19).
Pada tahun 90M para ahli Taurat
dan pemimpin bangsa Yahudi melakukan persidangan di Yamnia. Salah satu
keputusan yang diambil dalam persidangan itu adalah penerimaan Kanon PL, yaitu
39 kitab sebagai Kanon Alkitab PL (seperti yang kita pakai sekarang). Jadi
penetapan itu sebenarnya hanya memberikan pengakuan akan kitab- kitab yang
memang sudah lama dipakai dalam ibadah orang Yahudi.
Menurut
tradisi, selama ratusan tahun, tulisan/dokumen-dokumen yang berotoritas itu
dikumpulkan sebagai kitab-kitab Ibrani, yang dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
1. Kitab-kitab
Hukum (5 Kitab Pentateuk)
2. Kitab-kitab
Nabi-nabi (Nabi Besar dan Nabi Kecil)
3. Kitab-kitab
Mazmur/Ucapan Bijaksana (Mazmur, Amsal, dll.)
Pengelompokan ini mungkin sekaligus menunjukkan bagaimana tahap- tahap
pembentukan kanon itu terjadi, sesuai dengan pokok bahasannya. Namun demikian prosedur penyortiran tulisan-tulisan itu memang tidak jelas.
Yang dapat diketahui hanyalah bahwa para pemuka agama Yahudi dengan dipimpin
oleh Roh Allah menyepakati pilihan kumpulan tulisan itu sebagai tulisan-tulisan
yang berotoritas yang harus diterima oleh seluruh umat.
VI.
SUSUNAN KITAB
PERJANJIAN LAMA
1.
KEJADIAN
Penulis : Musa
Tema : Permulaan
Tanggal
Penulisan: + 1445 — 1405 SM
Kejadian menyediakan suatu landasan hakiki bagi Pentateukh dan semua penyataan Alkitabiah selanjutnya. Kejadian memelihara satu-satunya catatan yang dapat dipercaya mengenai awal alam semesta, umat manusia, perkawinan, dosa, kota-kota, bahasa-bahasa, bangsa-bangsa, Israel dan sejarah penebusan. Kejadian ditulis sesuai dengan tujuan Allah untuk memberikan umat perjanjian-Nya suatu pemahaman mendasar tentang diri-Nya, ciptaan, umat manusia, kejatuhan, kematian, penghakiman, perjanjian, dan janji penebusan melalui keturunan Abraham.
Kitab Kejadian dengan sendirinya
terbagi atas dua bagian utama.
1. Pasal 1-11, memberi suatu pandangan luas mengenai
permulaan manusia dari Adam hingga Abraham dan berpusat pada lima peristiwa
yang sangat penting yaitu penciptaan, kejatuhan manusia dalam dosa, tragedi
Kain dan Habel, air bah dan menara Babel.
2.
Pasal 12-50, mencatat
permulaan umat Ibrani dan memusatkan perhatian kepada kesinambungan tujuan
penebusan Allah melalui empat bapa leluhur besar — Abraham, Ishak,
Yakub, dan Yusuf. Panggilan Allah kepada Abraham dan perlakuan-Nya terhadap
Abraham dan keturunannya dalam kaitan dengan perjanjian-Nya merupakan awal yang
sangat penting dari pelaksanaan maksud Allah tentang seorang Penebus dan
penebusan dalam sejarah. Kitab Kejadian berakhir dengan kematian Yusuf dan
perbudakan yang akan datang di Mesir.
1.
Kejadian adalah kitab pertama
yang ditulis (mungkin kecuali Ayub), dan mencatat permulaan sejarah manusia,
dosa, bangsa Ibrani, dan penebusan.
2.
Sejarah dalam Kejadian meliputi
jangka waktu yang lebih lama dari seluruh sisa Alkitab, dimulai dengan pasangan
manusia pertama, berkembang hingga sejarah dunia pra-air bah, dan kemudian
menyempit lagi pada sejarah bangsa Ibrani sebagai arus penebusan yang dirunut
sepanjang sisa PL.
3.
Kejadian menyatakan bahwa alam
semesta dan hidup di bumi ini adalah jelas karya Allah dan bukan suatu proses
lepas dari alam. Lima puluh kali dalam pasal 1-2. Allah menjadi subyek dari
kata kerja yang menunjukkan apa yang dilakukan-Nya selaku Pencipta.
4.
Kejadian mengisahkan berbagai
peristiwa perdana — pernikahan pertama, keluarga pertama, kelahiran
pertama, dosa pertama, pembunuhan pertama, tokoh poligami pertama, alat-alat
musik pertama, janji penebusan pertama, dan sebagainya.
5.
Perjanjian Allah dengan
Abraham, yang dimulai dengan panggilannya, diresmikan dalam pasal 15 (Kej
15:1-21) dan disahkan dalam pasal 17, merupakan inti dari seluruh Alkitab.
6.
Hanya Kejadian menerangkan asal
mula kedua belas suku Israel.
7.
Kejadian menyatakan bagaimana
keturunan Abraham akhirnya tinggal di Mesir (selama 430 tahun) dan demikian
menyiapkan untuk keluaran, peristiwa penebusan yang utama dalam PL.
Penulis: Musa
Tema: Penebusan
Tanggal Penulisan: Sekitar 1445-1405 SM
Kitab Keluaran ditulis untuk memberikan laporan tentang tindakan-tindakan Allah yang bersejarah dan bersifat menebus sehingga Israel dibebaskan dari Mesir, ditetapkan sebagai bangsa pilihan-Nya, dan diberi penyataan tertulis mengenai perjanjian-Nya dengan mereka, sebagai mata rantai yang teramat penting dalam keseluruhan penyataan diri Allah yang bertahap-tahap yang mencapai puncaknya di dalam diri Yesus Kristus dan dalam PB.
Kitab Keluaran
dimulai dengan penderitaan keturunan Yakub akibat penindasan, perbudakan, dan
pembunuhan bayi di Mesir dan diakhiri dengan kehadiran, kuasa, dan kemuliaan
Allah dinyatakan di tengah-tengah umat-Nya yang dibebaskan di tengah padang
gurun. Kitab Keluaran terbagi atas tiga bagian.
1.
Pasal 1-14, mengisahkan Israel
di Mesir, menderita penindasan di bawah raja yang tidak mengenal Yusuf dan
Allah yang menebus Israel dengan tangan
yang teracung dan dengan hukuman-hukuman yang berat.
2.
Pasal 16-18 menggambarkan
Israel di padang gurun menuju ke Gunung
Sinai. Allah menuntun umat-Nya yang tertebus dengan tiang awan dan tiang api
dan menyediakan manna, burung puyuh serta air, sambil melatih mereka untuk
berjalan dengan iman dan ketaatan.
3. Pasal 19-40 mencatat perjalanan bangsa Israel di Gunung Sinaiuntuk menerima penyataan yang meliputi perjanjian , Sepuluh Hukum dan kemah suci dan keimaman .Kitab ini berakhir dengan penyelesaian kemah suci dan kemuliaan Allah yang memenuhinya.
Ciri-ciri Khas Kitab Keluaran:
1.
Kitab ini mencatat keadaan
sejarah dari kelahiran Israel sebagai bangsa.
2.
Kitab ini memuat ringkasan
hukum moral dan tuntutan kebenaran Allah bagi umat-Nya dalam Sepuluh Perintah
Allah
3.
Kitab Keluaran melukiskan sifat
adikodrati pembebasan umat Allah dari bahaya dan perbudakan dosa, Iblis, dan
dunia. S
4.
Seluruh kitab ini penuh dengan
penyataan yang agung mengenai Allah yang mulia dalam sifat-sifat-Nya,Tuhan atas
sejarah dan raja-raja perkasa, Penebus yang mengikat perjanjian dengan orang
yang tertebus; adil dan benar dan layak disembah dengan tulus sebagai Allah
yang mahatinggi yang turun untuk "berdiam" dengan umat-Nya.
5. Kitab Keluaran menekankan bagaimana, apa, dan mengapa ibadah sejati harus menyusul sebagai akibat dari penebusan umat Allah.
3.
IMAMAT
Penulis: Musa
Tema: Kekudusan
Tanggal Penulisan: 1445 — 1405 SM
Kitab Imamat berhubungan erat dengan kitab Keluaran.
Kitab Imamat berisi pengarahan yang diberikan Allah kepada Musa selama dua
bulan di antara selesainya pembangunan Kemah Suci dan keberangkatan Israel dari
Gunung Sinai Kitab Imamat adalah kitab Musa yang ketiga. Lebih dari lima puluh
kali disebutkan bahwa isi kitab ini adalah firman dan penyataan Allah yang
langsung kepada Musa bagi Israel, yang kemudian disimpan oleh Musa dalam bentuk
tertulis. Yesus mengacu kepada sebuah bagian dalam kitab Imamat dan menghubungkannya
dengan Musa.
Kitab Imamat ditulis untuk mengajar bangsa Israel dan
para imam perantara mereka mengenai cara menghampiri Allah melalui darah
pendamaian dan untuk menjelaskan standar kehidupan kudus yang ditetapkan Allah
bagi umat pilihan-Nya.
Imamat terutama meliputi dua tema penting: pendamaian
dan kekudusan.
1.
Pasal 1-16 berisi ketetapan
Allah untuk penebusan dari dosa dan dari pengasingan antara Allah dengan
manusia yang diakibatkan oleh dosa.
2.
Pasal 17-27 menyajikan
serangkaian standar praktis yang dengannya Allah memanggil umat-Nya kepada
kemurnian dan hidup kudus.
Perintah
Allah yang diulang-ulang ialah, "Kuduslah kamu, sebab Aku TUHAN, Allahmu,
kudus"
Ciri-ciri khas Kitab Imamat:
1.
Penyataan sebagai firman yang
langsung dari Allah lebih ditekankan di dalam Imamat dibandingkan dengan kitab
lain di Alkitab. Tidak kurang dari 38 kali dikatakan dengan tegas bahwa Tuhan
berbicara kepada Musa.
2.
Pengarahan mengenai sistem
pengorbanan dan pendamaian melalui pengganti diberikan secara terinci dalam
kitab ini.
3.
Pasal 16 merupakan pasal
Alkitab terpenting yang menerangkan Hari Pendamaian.
4. Imamat menekankan tema bahwa bangsa Israel harus memenuhi panggilan keimaman mereka dengan cara hidup suci secara rohani rohani dan moral, terpisah dari bangsa-bangsa lainnya dan taat kepada Allah.
4.
BILANGAN
Penulis: Musa
Tema: Pengembaraan
di Padang Gurun
Tanggal Penulisan: + 1405 SM
Kitab Bilangan
ditulis untuk mengisahkan mengapa Israel tidak langsung masuk tanah perjanjian
setelah meninggalkan Gunung Sinai. Bilangan menggambarkan tuntutan Allah akan
iman dari umat-Nya, balasan dan hukuman-Nya atas pemberontakan, dan bagaimana
maksud-Nya yang berkelanjutan itu akhirnya diwujudkan.
Amanat utama
Bilangan jelas: umat Allah maju terus hanya dengan mempercayai Dia dan
janji-janji-Nya dan dengan menaati sabda-Nya. Sekalipun melewati padang gurun
perlu untuk waktu tertentu, bukanlah maksud Allah semula bahwa ujian padang
gurun diperpanjang sehingga satu angkatan orang Israel hidup dan mati di situ.
Akan tetapi, perjalanan singkat dari Gunung Sinai ke Kadesy menjadi penderitaan
dan hukuman selama 39 tahun karena ketidakpercayaan mereka. Sepanjang sebagian
besar kitab Bilangan, "angkatan Keluaran" Israel tidak beriman,
memberontak, dan tidak berterima kasih atas mukjizat-mukjizat dan pemeliharaan
Allah. Umat itu mulai bersungut-sungut segera setelah meninggalkan Gunung Sinai,
Miryam dan Harun menentang Musa, Israel secara keseluruhan memberontak dengan
ketidakpercayaan yang membandel di Kadesy dan menolak masuk ke Kanaan, Korah
dan banyak orang Lewi membangkang terhadap; karena didesak sampai hilang
kesabarannya oleh umat yang membangkang itu, akhirnya Musa berbuat dosa dengan
meluapkan kejengkelannya; dan Israel menyembah Baal. Semua orang Israel berusia
20 tahun ke atas di Kadesy (kecuali Yoshua dan Kaleb) wafat di padang gurun.
Akhirnya suatu angkatan baru orang Israel diantar hingga batas timur tanah
perjanjian
Ciri-ciri Khas Kitab
Bilangan.
1. Bilangan merupakan "Kitab
Pengembaraan di Padang Gurun," yang menyatakan dengan jelas mengapa Israel
tidak segera menduduki tanah perjanjian setelah meninggalkan Gunung Sinai,
tetapi sebaliknya harus mengembara tanpa tujuan selama 39 tahun lebih.
2.
Bilangan merupakan "Kitab
Keluhan," dan berkali-kali mencatat keluhan ketidakpuasan dan keluhan
pahit orang Israel terhadap Allah dan perlakuan- Nya terhadap mereka.
3.
Kitab ini menunjukkan prinsip
bahwa tanpa iman, tidak mungkin kita berkenan kepada Allah.
4. Bilangan dengan jelas sekali
menyatakan prinsip bahwa jikalau satu angkatan gagal, Allah akan membangkitkan
angkatan lain untuk memenuhi janji-janji-Nya dan melaksanakan misi-Nya.
5. Sensus sebelum Kadesy (Pasal
1-4) dan sensus kemudian di dataran Moab sebelum memasuki Kanaan (pasal 26)
menyatakan bahwa bukan kekuatan yang tidak memadai dari tentara Israel yang
membuat mereka tidak bisa masuk Kanaan di Kadesy tetapi kekurangan iman dan
ketaatan mereka.
6. Bilangan merupakan "Kitab Disiplin Ilahi," yang menunjukkan bahwa Allah memang mendisiplin dan menghukum umat-Nya sendiri ketika mereka terus mengeluh dan tidak percaya.
5.
ULANGAN
Penulis: Musa
Tema: Pembaharuan Perjanjian
Tanggal Penulisan: Sekitar 1405 SM
Sebelum menyerahkan kepemimpinan kepada Yosua untuk penaklukan
Kanaan, maksud Musa mula-mula ialah untuk menasihati dan mengarahkan angkatan
Israel yang baru tentang perbuatan-perbuatan perkasa dan janji-janji Allah,
kewajiban mereka bertalian dengan perjanjian untuk beriman dan taat, dan
perlunya mereka menyerahkan diri untuk takut kepada Tuhan, hidup di dalam
kehendak-Nya, serta mengasihi dan menghormati Dia dengan segenap hati, jiwa,
dan kekuatan mereka.
Sebagai dokumen pembaharuan
perjanjian, Ulangan disusun sesuai dengan perjanjian antar dua kerajaan ketika
itu:
1. pengantar (Ulangan 1:1-5)
2. pendahuluan bertalian dengan sejarah (Ulangan 1:6-4:43)
3. syarat-syarat utama (Ulangan
4:44-26:19)
4. berbagai kutukan dan berkat (Ulangan 27:1-30:20)
5. berbagai ketetapan mengenai kesinambungan perjanjian itu (Ulangan
31:1-33:29)
Dengan segala kesungguhan yang dimilikinya, Musa mengulas kembali
dan memperbaharui perjanjian Allah dengan Israel terutama melalui tiga amanat
yang bersemangat.
Amanat Musa yang pertama membahas kembali sejarah dan kegagalan Israel sejak Gunung Sinai serta menantang angkatan yang baru itu untuk takut akan Allah dan taat kepada-Nya. Yang kedua mengulas dan menerapkan banyak hukum perjanjian berhubungan dengan soal-soal seperti melaksanakan Sabat, penyembahan, kaum miskin, hari raya tahunan, warisan, hak milik atas harta benda, kebejatan seks, perlakuan hamba-hamba, dan pelaksanaan kehakiman. dan yang ketiga bernubuat tentang berkat dan kutukan yang akan menimpa Israel sesuai dengan ketaatan atau ketidaktaatan mereka. Pasal-pasal yang sisa termasuk pengangkatan Yosua oleh Musa sebagai penggantinya serta kesaksian mengenai wafatnya Musa.
Ciri-ciri Khas Kitab Ulangan
1. Kitab Ulangan menyediakan bagi angkatan Israel yang baru (yang sebentar lagi akan masuk Kanaan) landasan dan motivasi yang diperlukan untuk mewarisi tanah yang dijanjikan dengan memusatkan perhatian kepada tabiat Allah dan perjanjian-Nya dengan Israel.
2.
Ulangan merupakan "Kitab
Hukum Kedua" karena di dalamnya Musa, pemimpin Israel yang berusia 120
tahun, dan merangkum kembali (dalam bentuk khotbah) sabda Tuhan yang terdapat
di dalam keempat kitab sebelumnya.
3.
Ulangan merupakan "Kitab
Kenangan." Nasihat yang khas dari Ulangan ialah, "Ingatlah
… dan jangan melupakan." Kitab Ulangan menasihati Israel untuk
mempertahankan dan menaati kebenaran yang sudah dinyatakan Allah sebelumnya
dalam Firman-Nya yang mutlak dan tidak berubah.
4. Dasar pikiran yang penting dalam kitab ini adalah rumusan "iman-tambah-ketaatan." Israel dipanggil untuk mempercayai Allah dengan segenap jiwa raga dan menaati perintah-perintah-Nya dengan tekun. Iman-tambah-ketaatan akan memungkinkan mereka mewarisi janji-janji berkat Allah yang penuh; ketiadaan iman dan ketaatan, pada pihak lain, akan mengakibatkan kegagalan dan hukuman.
6.
YOSUA
Penulis: Yosua
Tema: Menaklukkan Kanaan
Tanggal Penulisan: Abad ke-14 SM
Kitab Yosua ditulis
sebagai catatan mengenai kesetiaan Allah dalam menggenapi janji-janji
perjanjian-Nya kepada Israel mengenai tanah Kanaan. Kemenangan-kemenangan
penaklukan disebut sebagai tindakan penebusan Allah bagi Israel dan tindakan
penghukuman atas kebudayaan Kanaan yang merosot. Kekerasan di dalam kitab ini
harus dilihat dari perspektif ini. Arkeologi menegaskan bahwa kebejatan dan
kekejaman yang merajalela menjadi ciri khas dari suku-suku Kanaan yang diganti
oleh Israel.
Kitab Yosua dimulai di mana kitab Ulangan berakhir. Israel masih berkemah di dataran Moab, di sebelah timur Yerikho dan Sungai Yordan. Kitab ini terbagi atas tiga bagian.
1.
Yosua 1:1-5:15, menggambarkan
penugasan Yosua oleh Allah sebagai pengganti Musa dan persiapan Israel untuk
memasuki Kanaan.
2. Yosua 6:1-13:7 menggambarkan
bagaimana Israel dengan taat maju melawan kota-kota otonom yang bersenjata
lengkap dan memiliki tembok yang dibentengi dengan kuat. Allah memberikan
kemenangan-kemenangan menentukan kepada umat-Nya di wilayah tengah (pasal 6-8),
selatan (pasal 9-10), dan utara (pasal 11-12). Kekalahan Israel di Ai
menunjukkan kejujuran kitab ini dan ketaatan yang sungguh-sungguh yang dituntut
Allah dari Israel (pasal 7)
3.
Yosua 13:8-22:34 mencatat
pembagian tanah oleh Yosua kepada ke-dua belas suku, warisan Kaleb, enam kota
perlindungan, dan ke-48 kota Lewi di antara suku-suku itu. Kitab ini diakhiri
dengan dua amanat perpisahan Yosua dan pernyataan singkat tentang penguburan
Yosua dan Eleazar.
Ciri-ciri Kitab Yosua
1. Kitab ini menjadi kitab sejarah PL pertama yang melukiskan sejarah Israel sebagai bangsa di Palestina. Kitab Yosua memberikan pengetahuan banyak tentang kehebatan hidup Yosua selaku pilihan Allah untuk menyelesaikan tugas Musa; tugasnya ialah menegakkan Israel sebagai umat perjanjian di tanah perjanjian. Kitab ini mencatat banyak sekali mukjizat ilahi demi Israel, dua yang paling menakjubkan ialah kejatuhan Yerikho (pasal 6) dan perpanjangan waktu siang hari pada saat pertempuran di Gibeon (pasal 10).
4.
Kitab PL yang menggambarkan konsep "perang suci"
sebagai suatu tugas khusus dan terbatas yang ditetapkan Allah di dalam konteks
sejarah keselamatan.
5.
Kitab ini menekankan tiga
kebenaran akbar mengenai hubungan Allah dengan umat perjanjian-Nya
:kesetiaan-Nya, kekudusan-Nya, dan keselamatan-Nya.
6.
Kitab ini menekankan pentingnya
mempertahankan warisan tindakan-tindakan penyelamatan Allah demi umat-Nya dan
pentingnya melestarikan warisan tersebut dari angkatan ke angkatan.
7. Kisah panjang dalam kitab ini mengenai pelanggaran Akhan dan hukumannya (pasal 7), bersama dengan berbagai nasihat, peringatan, dan hukuman lainnya, menekankan pentingnya takut akan Tuhan di dalam hati umat Allah.
7.
HAKIM-HAKIM
Penulis: Tidak Diketahui
Tema: Kemurtadan dan Pembebasan
Tanggal Penulisan: sekitar tahun 1050 -1000 SM
Dari segi sejarah,
Hakim-Hakim memberikan catatan utama sejarah Israel di tanah perjanjian sejak
kematian Yosua hingga masa Samuel. Dari segi teologi, kitab ini mengungkapkan
kemerosotan rohani dan moral dari suku-suku Israel setelah menetap di negeri
itu, serta menunjukkan dengan jelas dampak-dampak yang merugikan yang
senantiasa terjadi apabila Israel melupakan perjanjian mereka dengan Allah dan
mulai mengikuti berhala dan kebejatan.
Kitab Hakim-Hakim
terbagi atas tiga bagian utama.
1.
Hakim-hakim 1:1-3:6, mencatat kegagalan Israel untuk
menyelesaikan sepenuhnya penaklukan negeri itu dan kemerosotan mereka setelah
kematian Yosua.
2.
Hakim-hakim 3:7-16:3, mencatat enam contoh dari
pengalaman Israel yang terulang pada masa hakim-hakim yang mencakup siklus kemurtadan,
penindasan oleh bangsa asing, perbudakan, berseru kepada Allah di tengah
kesusahan, dan pembebasan oleh Allah melalui para pemimpin yang diurapi
Roh-Nya.
3. Hakim-hakim 17:1-21:25 menutup dengan kisah-kisah yang hidup dari zaman hakim-hakim yang menggambarkan betapa dalamnya kerusakan moral dan sosial yang diakibatkan kemurtadan rohani Israel. Kitab ini mengingatkan kita bahwa satu-satunya pelajaran yang kita tarik dari sejarah ialah bahwa kita tidak belajar dari sejarah.
Ciri-ciri Khas Kitab Hakim-hakim
1.
Kitab ini mencatat aneka
peristiwa dari sejarah Israel yang bergolak di antara penaklukan Palestina dan
permulaan zaman kerajaan.
2.
Kitab ini menggarisbawahi tiga
kebenaran yang sederhana namun mendalam yaitu menjadi umat Allah berarti bahwa
Allah harus menjadi Raja dan Tuhan umat-Nya; dosa selalu menghancurkan umat
Allah; dan ketika umat Allah merendahkan diri mereka, berdoa, dan berbalik dari
cara hidup mereka yang jahat, Dia akan mendengar dari sorga dan memulihkan
umat-Nya.
3.
Kitab ini menekankan bahwa
setiap kali Israel kehilangan identitas sebagai umat perjanjian di bawah
pemerintahan Allah, mereka berulang-ulang terjerumus ke dalam lingkaran
kekacauan rohani, moral, dan sosial.
4.
Kitab ini menyatakan beberapa
pola yang berulang kali terjadi dalam sejarah umat Allah di bawah kedua
perjanjian:
-
jika umat Allah tidak
mempersembahkan seluruh hati mereka kepada-Nya dalam kasih yang taat dan
kewaspadaan rohani yang tekun, hati mereka menjadi keras dan tidak peka
terhadap Allah.
-
Allah panjang sabar dan manakala
umat-Nya berseru dalam pertobatan, Ia bermurah hati untuk memulihkan mereka
dengan membangkitkan orang-orang yang diurapi membebaskan mereka dari hukuman
dosa yang menindas
5.
Siklus utama dalam kitab ini
yang meliputi kemurtadan, penindasan, penderitaan, dan pembebasan.
6. Kitab ini menyatakan bahwa Allah memakai bangsa-bangsa asing yang lebih jahat daripada umat-Nya sendiri untuk menghukum umat-Nya itu karena dosa-dosa mereka dan menuntun mereka kepada pertobatan dan kebangunan rohani.
8.
RUT
Penulis: Tidak Diketahui
Tema: Kasih yang Menebus
Tanggal Penulisan: abad ke-10 SM
Rut ditulis untuk
menguraikan bagaimana melalui kasih yang berkorban dan pelaksanaan hukum Allah
yang benar, seorang wanita muda Moab yang saleh menjadi buyut raja Israel,
Daud. Kitab ini juga ditulis untuk melestarikan sebuah kisah indah dari zaman
hakim-hakim mengenai sebuah keluarga saleh yang kesetiaannya dalam penderitaan
sangat kontras dengan kemerosotan rohani dan moral yang umum di Israel pada
masa itu.
Kisah kasih yang menebus ini dibuka dengan Elimelekh yang meninggalkan Yehuda dan menetap di Moab karena bencana kelaparan Kesengsaraan terus mendampingi Elimelekh ketika ia dan kedua putranya wafat di Moab. Kemudian kisah ini dilanjutkan dengan empat periode utama yaitu Naomi (janda Elimelekh) dan menantunya yang saleh, Rut, kembali ke Betlehem di Yehuda, Dalam pemeliharaan Allah, Rut menjumpai Boas, seorang sanak saudara Elimelekh yang kaya raya. Karena anjuran Naomi, Rut menyampaikan kepada Boas minatnya terhadap kemungkinan untuk menikah menurut hukum penebus-kerabat dan sebagai penebus-kerabat, Boas membeli tanah milik Naomi dan menikahi Rut.
Ciri-ciri Khas Kitab Rut:
1.
Kitab ini merupakan salah satu
dari dua kitab dalam Alkitab yang memakai nama seorang wanita (yang satunya adalah
Ester).
2.
Kitab ini ditulis dengan latar
belakang gelap dari ketidaksetiaan dan kemurtadan Israel sepanjang masa
hakim-hakim, sambil menguraikan sukacita dan kesusahan sebuah keluarga yang
saleh di Betlehem selama masa yang kacau- balau itu.
3.
Kitab ini menunjukkan bahwa
rencana penebusan Allah juga mencakup orang bukan Israel yang pada masa PL.
4.
Penebusan adalah tema inti
sepanjang kitab ini dengan peranan penebus- kerabat Boas sebagai salah satu
gambaran atau lambang PL yang paling jelas mengenai pelayanan syafaat Yesus
Kristus.
5.
Ayat yang paling terkenal dalam
kitab ini adalah pernyataan Rut kepada Naomi ketika masih berada di Moab,
"Ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi … bangsamulah
bangsaku dan Allahmulah Allahku".
6. Kitab ini memberikan suatu gambaran hidup yang realistis dengan pergumulan dan kesedihan, namun menjelaskan bagaimana iman dan kesetiaan dari umat yang saleh memungkinkan Allah mengubah suatu tragedi menjadi kemenangan dan kekalahan menjadi penebusan.
9.
1 SAMUEL
Penulis: Tidak Diketahui
Tema: Kerajaan Teokratis
Tanggal Penulisan: Akhir abad ke-10 SM
1 Samuel menguraikan
titik peralihan yang kritis dalam sejarah Israel dari kepemimpinan para hakim
kepada pemerintahan seorang raja. Kitab ini menyatakan ketegangan di antara
pengharapan bangsa itu akan seorang raja dan pola teokratis Allah, dengan Allah
sebagai Raja mereka. Kitab ini menunjukkan dengan jelas bahwa ketidaktaatan
Saul dan pelanggarannya terhadap tuntutan-tuntutan teokratis jabatannya membuat
Allah menolak dan menggantikannya sebagai raja.
Isi 1 Samuel
berfokus pada tiga pemimpin penting nasional: Samuel, Saul, dan Daud.
1.
Samuel adalah hakim terakhir
dan yang pertama memegang jabatan nabi dengan bijaksana memimpin Israel kepada
kebangunan ibadah yang sejati, meletakkan landasan yang memberikan para nabi
kedudukan yang layak di Israel dan dengan jelas mendirikan kerajaan itu sebagai
suatu kerajaan teokratis .
2.
Saul menjadi raja pertama
Israel karena bangsa itu menuntut seorang raja "seperti pada segala
bangsa-bangsa lain". Saul dengan cepat menunjukkan bahwa secara rohani ia
tidak cocok untuk memangku jabatan teokratis itu; karena itu dia kemudian
ditolak oleh Allah.
3.
Daud, pilihan berikutnya untuk
mewakili Allah sebagai raja, diurapi oleh Samuel. Daud menolak untuk merebut
takhta Saul dengan kekerasan atau pemberontakan melainkan menyerahkan kenaikan
pangkatnya kepada Allah.
Ciri-ciri Kitab 1 Samuel:
1.
Kitab ini dengan jelas
menyajikan standar-standar kudus Allah bagi kerajaan Israel.
2.
Kitab ini mencatat dasar bagi
permulaan pentingnya jabatan nabi di Israel sebagai sederajat secara rohani
dengan jabatan imam.
3.
Pertama Samuel menekankan
pentingnya doa dan kuasanya, Firman Allah dan Roh nubuat.
4.
Kitab ini berisi informasi
biografis yang kaya dan wawasan mengenai tiga pemimpin penting Israel
(Samuel, Saul dan Daud).
5.
Kitab ini penuh dengan
kisah-kisah Alkitab yang terkenal, misalnya Allah berbicara kepada Samuel muda,
Daud dan Goliat, Daud dan Yonatan, iri hati dan ketakutan Saul akan Daud, dan
Saul serta perempuan pemanggil arwah di En-Dor.
6. Kitab ini merupakan sumber dari istilah-istilah yang sering kali dipakai: Ikabod, Eben-Haezer dan Hidup raja!. Kitab ini juga merupakan kitab PL pertama yang memakai istilah "Tuhan semesta alam"
10.
2 SAMUEL
Penulis: Tidak dikenal
Tema: Pemerintahan Daud
Tanggal Penulisan: Akhir abad ke-10 SM
2 Samuel melanjutkan
sejarah yang bersifat nubuat dari sifat teokratis kerajaan Israel. Kitab ini
secara mendalam mengilustrasikan dari kehidupan pribadi dan pemerintahan Daud
syarat-syarat perjanjian sebagaimana dikemukakan Musa dalam kitab Ulangan: ketaatan
pada perjanjian menghasilkan berkat-berkat Allah dan pengabaian hukum Allah
mengakibatkan kutukan dan hukuman.
Catatan lengkap dari
kehidupan Daud terbentang dari 1Samuel 16:1 hingga 1Raja-raja 2:11. 2 Samuel
dimulai dengan kematian Saul dan pengurapan Daud di Hebron sebagai raja atas
Yehuda selama tujuh setengah tahun (pasal 1-4). Sisa kitab ini memusatkan
perhatian pada 33 tahun berikutnya dalam kehidupan Daud sebagai raja seluruh Israel
di Yerusalem (pasal 5-24). Titik peralihan dari kitab ini dan juga dari
kehidupan Daud ialah perzinaannya dengan Batsyeba dan pembunuhan Uria (pasal
11). Sebelum lembaran gelap ini, Daud melambangkan sebagian besar cita-cita
seorang raja teokratis. Di bawah perkenan, hikmat, dan pengurapan Allah, Daud
merebut Yerusalem dari suku Yebus dan menjadikannya ibu kota Israel (pasal 5),
membawa kembali tabut perjanjian ke Yerusalem di tengah-tengah sukacita dan
perayaan yang besar (pasal 6) dan menaklukkan musuh-musuh Israel.
Akan tetapi, setelah dosa perzinaan dan pembunuhan tragis yang dilakukan oleh Daud, maka kehancuran dan pemberontakan moral melanda keluarganya (pasal 12-17) dan seluruh bangsa itu (pasal 18-20. Sekalipun Daud dengan sungguh-sungguh bertobat dan mengalami rahmat pengampunan Allah akibat-akibat pelanggarannya itu terus berlanjut hingga akhir hidupnya bahkan hingga sesudah itu. Sekalipun demikian, Allah tidak menolak Daud sebagai raja, sebagaimana Dia menolak Saul. Sesungguhnya, hati Daud yang merindukan Allah dan kebenciannya akan segala bentuk penyembahan berhala menjadikannya teladan dan tolok ukur bagi semua raja Israel yang kemudian.
Ciri-ciri Khas Kitab
2 Samuel:
1.
Kitab 2 Samuel mencatat
peristiwa-peristiwa penting dalam pemerintahan Daud selama 40 tahun, termasuk
perebutan Yerusalem dari suku Yebus dan penetapannya sebagai pusat politik dan
keagamaan Israel.
2.
Titik pusat kitab ini (pasal
11) yang sangat penting mencatat dosa Daud yang tragis yang melibatkan Batsyeba
dan suaminya Uria.
3.
Hal ini menyatakan sebuah
prinsip kepemimpinan yang penting dan abadi dalam kerajaan Allah: makin besar
perkenan dan urapan Allah atas hidup sang pemimpin, makin besar pula hukuman
Allah apabila ia melanggar kepercayaan Allah dengan melakukan pelanggaran moral
atau etis.
4.
Pasal-pasal yang menggambarkan
dampak-dampak beriak yang terus-menerus dari dosa atas keluarga dan seluruh
negeri itu (pasal 12-21) menunjukkan betapa terikatnya kesejahteraan seluruh
bangsa dengan keadaan rohani dan moral pemimpinnya.
5. Kitab ini menyoroti pelajaran moral abadi bahwa keberhasilan dan kemakmuran sering mendatangkan kelemahan moral, yang akhirnya menimbulkan kegagalan moral. Kehidupan dan pemerintahan Daud yang mengagumkan secara tragis tercemar dengan perzinaan dan pembunuhan ketika ia mencapai puncak keberhasilan dan kuasa sebagai raja.
11.
1RAJA-RAJA
Penulis: Tidak dikenal
Tema: Raja-raja Israel dan Yehuda
Tanggal Penulisan: Sekitar 560-550 SM
Kitab 1 dan 2
Raja-Raja ditulis untuk memberikan kepada orang Ibrani dalam pembuangan di
Babel suatu penafsiran yang bersifat nubuat tentang sejarah mereka supaya dapat
memahami mengapa bangsa itu terpecah pada tahun 930 SM, mengapa kerajaan Israel
di utara jatuh pada tahun 722 SM, dan mengapa kerajaan Daud dan Yerusalem jatuh
pada tahun 586 SM. Penulis menekankan
bahwa perpecahan kerajaan serta keruntuhan Israel dan Yehuda adalah akibat
langsung yang tidak dapat dielakkan dari penyembahan berhala dan ketidakbenaran
para raja dan bangsa itu secara keseluruhan. Apa pun juga keberhasilan politik
atau ekonomi yang telah dicapai seorang raja, ia dinyatakan gagal apabila ia
tidak mendukung perjanjian itu. Pemahaman yang bersifat nubuat ini disajikan
agar semua orang buangan untuk selamanya akan meninggalkan penyembahan berhala,
berbalik kepada Allah, dan menaati perintah-perintah-Nya hingga angkatan-angkatan
selanjutnya.
Kitab 1 Raja-Raja terbagi atas dua bagian utama yaitu:
1. Masa pemerintahan Raja Salomo
(pasal 1-11). Paal-pasal pertama menerangkan situasi ketika Salomo dinobatkan
menjadi raja (pasal 1-2) dan permohonannya akan hikmat yang dengannya ia dapat
memerintah bangsa itu (pasal 3). Tujuh pasal selanjutnya menguraikan
perkembangan Salomo sampai menjadi tokoh dunia dan puncak kemakmuran,
kedamaian, kekuasaan, dan kemuliaan Israel — semuanya selama 20
tahun pertama dari masa pemerintahan Salomo. Dalam kurun waktu ini Salomo
mendirikan dan menahbiskan Bait Suci di Yerusalem (pasal 6-8). Pasal 11
menguraikan 20 tahun kedua pemerintahan Salomo — tahun-tahun
pemuasan menurut suka hatinya, poligami yang menyolok, penyembahan berhala, dan
pengikisan dasar-dasar bangsa tersebut. Pada saat kematiannya, bibit-bibit
perpecahan dan kemerosotan kerajaan itu telah ditaburkan.
2. Perpecahan kerajaan di bawah
pemerintahan putra Salomo, Rehabeam, dan masa 80 tahun berikutnya dengan
kemunduran rohani dan politik kedua kerajaan di bawah pemerintahan dinasti
rajanya sendiri-sendiri.
Ciri-ciri Khas Kitab 1 Raja-raja:
1.
Kitab ini memperkenalkan para nabi
sebagai wakil dan juru bicara Allah kepada raja-raja Israel dan Yehuda.
2.
Kitab ini menekankan nubuat dan
penggenapannya di dalam sejarah para raja. Berkali-kali nubuat tertentu yang
tertulis dinyatakan sebagai sudah tergenapi.
3.
Kitab ini berisi banyak kisah
Alkitab yang terkenal, misalnya hikmat Salomo, penahbisan Bait Suci,
kunjungan ratu Syeba ke Yerusalem, pelayanan Elia, khususnya bentrokannya
dengan Baalisme di Gunung Karmel.
4.
Kitab ini mencakup data
kronologis yang banyak mengenai raja-raja Israel dan Yehuda yang sering kali
sulit diserentakkan.
12.
2RAJA-RAJA
Penulis: Tidak dikenal
Tema: Para Raja Israel
dan Yehuda
Tanggal Penulisan: Sekitar 560-550 SM
2 Raja-Raja mempunyai
maksud yang sama dengan 1 Raja-Raja. Secara singkat, maksud asli ialah
memberikan orang Ibrani, khususnya orang-orang buangan di Babel, suatu
penafsiran dan pemahaman yang bersifat nubuat tentang sejarah mereka sementara
masa kerajaan yang pecah supaya mereka tidak akan mengulangi dosa-dosa nenek
moyang mereka.
Sejarah 2 Raja-Raja
terbagi atas dua bagian utama:
1.
sejarah kedua kerajaan sebelum
kejatuhan Israel (kesepuluh suku) pada tahun 722 SM (pasal 1-17).
2.
sejarah Yehuda setelah keruntuhan
Israel hingga kejatuhannya sendiri pada tahun 586 SM (pasal 18-25).
Ciri-ciri khas kitab 2 Raja-raja:
1.
Kitab ini menekankan pentingnya
para nabi dan penyataan mereka selaku cara utama Allah untuk menyampaikan
amanat-Nya kepada para raja serta rakyat Israel dan Yehuda .
2.
Pelayanan Elisa yang penuh
mukjizat disoroti sepanjang bagian pertama kitab ini (pasal 2-13).
3.
Hanya dua raja di seluruh
Israel dan Yehuda yang sepenuhnya disetujui karena tetap setia kepada Allah dan
umat-Nya: Hizkia 2Raja-raja 18:1-20:21) dan Yosia (2Raja-raja 22:1-23:29).
4.
Ditunjukkan bahwa para pemimpin
yang tidak benar akhirnya akan menuntun bangsa menuju kehancuran serta
mengilustrasikan prinsip abadi bahwa "kebenaran meninggikan derajat
bangsa, tetapi dosa adalah noda bangsa".
5.
Kitab ini berisi banyak cerita
Alkitab terkenal, seperti Elia naik ke sorga dalam angin badai (pasal 2), putra
perempuan Sunem yang dibangkitkan oleh Elisa (pasal 4), penyembuhan Naaman
(pasal 5), mata kapak yang mengapung (pasal 6), kematian Izebel sebagai akibat
kekerasan sebagaimana dinubuatkan Elia (pasal 9), kebangunan yang besar di
bawah Hizkia (pasal 18) dan Yosia (pasal 23), serta penyakit Hizkia yang parah
dan penyembuhannya (pasal 20).
13.
1TAWARIKH
Penulis: Ezra (?)
Tema: Sejarah
"Penebusan" Israel
Tanggal Penulisan: 450-420 SM
Tawarikh ditulis untuk menghubungkan orang-orang Yahudi
buangan yang kembali dengan nenek moyang dan sejarah penebusan mereka. Dengan
demikian, Tawarikh menggarisbawahi tiga pokok yaitu pentingnya pelestarian
warisan kebangsaan dan rohani bagi orang Yahudi, pentingnya hukum Taurat, bait
suci, dan keimaman dalam hubungan mereka yang terus-menerus dengan Allah, jauh
lebih penting dari kesetiaan kepada raja duniawi; dan pengharapan Israel dalam
janji Allah akan seorang Mesias dari keturunan Daud untuk duduk di atas takhta
selama-lamanya (1Tawarikh 17:14).
1.
Kitab 1Tawarikh 1:1-9:44 menelusuri sejarah
penebusan Israel yang unik dari Adam hingga Abraham sampai Daud dan pembuangan
di Babel. Suku Yehuda ditempatkan pertama di antara kedua belas anak Yakub
karena rumah Daud, bait suci, dan Mesias semuanya berasal dari Yehuda.
2.
Kitab 1Tawarikh 10:1-29:30
menceritakan masa pemerintahan Daud. Para pahlawan Daud dan
kemenangan-kemenangannya yang luar biasa. Penulis menekankan bagaimana Daud
membawa kembali tabut perjanjian dan penetapan Yerusalem sebagai pusat ibadah
Israel.
Ciri-ciri khas kitab 1 Tawarikh:
1.
Kitab ini kurang lebih mencakup
kurun sejarah yang sama dengan 1 dan 2 Samuel.
2.
Silsilah-silsilahnya menjadi
daftar terpanjang dan paling lengkap dalam Alkitab.
3.
Kitab ini dengan jelas
menguraikan kebangunan rohani dan pembaharuan yang belum pernah terjadi
sebelumnya dari semua bentuk penyembahan ketika Daud membawa tabut perjanjian
ke Yerusalem.
4.
Kitab ini menekankan perjanjian
Allah dengan Daud sebagai pusat pengharapan Israel akan Mesias yang dijanjikan.
5.
Pilihan atas peristiwa
sejarahnya mencerminkan perspektif keimaman dari sang penulis yang diilhamkan
mengenai penetapan kembali bait suci, hukum Taurat, dan keimaman dalam
masyarakat Yerusalem pasca-pembuangan.
14.
2 TAWARIKH
Penulis: Ezra (?)
Tema: Ibadah, Kebangunan
Rohani, dan Pembaharuan Sejati
Tanggal Penulisan: 450-420 SM
Seperti 1 Tawarikh, 2
Tawarikh ditulis untuk kaum sisa Yahudi yang kembali dan berhadapan dengan
kebutuhan mendesak untuk menemukan kembali warisan rohani mereka. Daripada
menekankan sisi gelap dari sejarah Israel, kitab ini menekankan kebangunan
rohani, pembaharuan, dan kebangkitan kembali iman bagi para buangan yang patah
semangat, yang mencari masa depan dan pengharapan penebusan di tanah perjanjian.
Sejarah dalam 2 Tawarikh
terbagi menjadi dua bagian utama.
1.
Kitab 2Tawarikh 1:1-9:31
menceritakan masa pemerintahan Salomo, yang menjadi masa keemasan Israel dalam
damai sejahtera, kuasa, kemakmuran, dan kehormatan. Sekalipun demikian, sesuai
dengan tujuan utama seluruh Tawarikh, dua pertiga bagian dari sembilan pasal
ini berfokus pada pembangunan dan penahbisan bait suci sebagai pusat
penyembahan Israel yang sejati kepada Allah.
2.
Kitab 2Tawarikh 10:1-36:23
merupakan kisah yang sangat terpilih perihal para raja Yehuda setelah kematian
Salomo dan perpecahan kerajaan itu. Di tengah-tengah kemerosotan rohani dan
kemurtadan Yehuda, 2 Tawarikh menonjolkan raja-raja tertentu yang patut dipuji
yaitu Raja Asa, Raja Yosafat, Raja Yoas, Raja Hizkia dan Raja Yosia.
Ciri-ciri Khas kitab 2 Tawarikh:
1.
Cakupan sejarahnya pada
hakikatnya sama dengan kerangka waktu dalam 1 dan 2 Raja-Raja.
2.
Fokusnya pada bait suci di
Yerusalem sangat mungkin menerangkan mengapa kitab-kitab Tawarikh dimasukkan
dalam bagian kitab bukan nubuat dalam PL Ibrani, dan dengan demikian terpisah
dari Samuel dan Raja-Raja yang terdapat di bagian nubuat.
3.
Kitab ini menampilkan
kebangunan rohani nasional, di Israel yaitu kisah kebangunan rohani yang
menakjubkan dalam PL di bawah pimpinan Raja Hizkia dan kebangunan rohani yang
menakjubkan di bawah pimpinan Raja Yosia, ketika "Kitab Hukum"
ditemukan dan dibacakan di hadapan umum, yang mengakibatkan pembaharuan
perjanjian dan perayaan Paskah
4.
Nasihat kunci kitab ini ialah
mencari Tuhan; penulis berkali-kali menekankan pentingnya mencari Tuhan dengan
tekun dan dengan segenap hati.
15.
EZRA
Penulis: Ezra
Tema: Pemulihan Kaum Sisa
Tanggal Penulisan: 450-420 SM
Kitab ini ditulis untuk
menunjukkan pemeliharaan dan kesetiaan Allah dalam memulihkan kaum sisa Yahudi
dari pembuangan mereka di Babel dengan menggerakkan hati tiga raja Persia yang
berbeda-beda agar membantu umat Allah untuk kembali ke negeri mereka, menetap
kembali di Yerusalem dan membangun kembali Bait Suci dan dengan menyediakan
para pemimpin yang saleh dan andal untuk memimpin kaum sisa yang kembali dalam
suatu kebangunan ibadah, komitmen kepada firman Allah, dan pertobatan dari
ketidaksetiaan kepada Allah.
Ke-10 pasal kitab ini
dengan sendirinya terbagi menjadi dua bagian:
1.
Bagian pertama (pasal 1-6) mencatat
kembalinya rombongan pertama orang buangan Yahudi ke Yerusalem dan pembangunan
kembali Bait Suci dan berakhir dengan penahanan orang Yahudi dan pengumuman
Raja Koresy dari Persia (538 SM) yang mengizinkan orang Yahudi kembali ke tanah
air mereka. Kesenjangan selama 60 tahun memisahkan pasal 6 dengan pasal 7,
selama itu Ester berkuasa sebagai ratu di Persia dengan Ahasyweros I.
2.
Bagian kedua (pasal 7-10; #/TB
Ezr 7:1-10:44) menguraikan kembalinya rombongan kedua di bawah Ezra dan
pembaharuan rohani yang mengikutinya. Pasal 7-8 mencatat berbagai peristiwa
sekitar 20 tahun kemudian ketika rombongan yang lebih kecil kembali dari Persia
ke Yerusalem di bawah pimpinan Ezra. Sedangkan rombongan pertama berhasil
membangun kembali rumah Allah, Ezra berusaha memulihkan Hukum Allah di dalam
hati umat itu.
Ciri-ciri khas Kitab Ezra:
1.
Ezra dan Nehemia adalah
satu-satunya catatan sejarah dalam Alkitab mengenai pengembalian orang Yahudi
pada masa pascapembuangan di Babel.
2.
Ciri yang menonjol dari kitab
ini ialah bahwa di antara dua bagian utamanya terdapat kesenjangan sejarah
sekitar 60 tahun. Seluruh kitab ini meliput sekitar 80 tahun.
(a)
Ezra menunjukkan dengan jelas
bagaimana Allah menjaga firman-Nya sehingga pasti digenapi, Allah mengarahkan
hati para raja Persia bagaikan mengatur aliran sungai supaya mengembalikan
umat-Nya ke negeri mereka dan tindakan Ezra terhadap para wanita kafir yang
tidak percaya yang telah dinikahi laki-laki Yahudi (termasuk imam-imam) dengan
melanggar perintah- perintah Allah melukiskan dengan nyata. Allah menuntut agar
umat-Nya hidup terpisah dari dunia kafir, dan kadang-kadang memakai pembedahan
radikal supaya menangani kompromi yang berbahaya dan rawan di antara umat-Nya.
Tindakan Ezra dengan tegas mengingatkan umat perjanjian akan panggilan utama
mereka untuk menjadi "kerajaan imam dan bangsa yang kudus".
16.
NEHEMIA
Penulis: Ezra dan Nehemia
(?)
Tema: Pembangunan Kembali
Tembok Yerusalem
Tanggal Penulisan: Sekitar 430-420 SM
Kitab ini ditulis dengan
tujuan untuk melengkapi catatan sejarah pascapembuangan yang diawali dalam
kitab Ezra dan untuk menunjukkan apa yang dilakukan Allah demi kaum sisa
melalui kepemimpinan yang saleh dari Nehemia dan Ezra selama tahap ketiga dari
pemulihan pascapembuangan.
Kitab Nehemi pasal 1:1-7:73mencatat peranan Nehemia sebagai gubernur dan pemimpin dalam membangun kembali tembok Yerusalem. Pasal 1 menyatakan dalamnya kerohanian Nehemia sebagai orang yang mengandalkan doa. Sementara melayani raja Persia, ia menerima berita mengenai keadaan Yerusalem yang menyedihkan dan mulai menaikkan doa syafaat secara sungguh-sungguh kepada Allah memohon Dia turun tangan demi kota dan penduduknya. Pasal 2 menguraikan bagaimana Allah menggerakkan Artahsasta untuk mengangkat Nehemia menjadi gubernur Yerusalem dan tibanya Nehemia di sana. Pasal 3-7 mengisahkan kepemimpinan Nehemia yang tegas, bijaksana, dan tabah dalam mengerahkan penduduk Yerusalem untuk membangun kembali temboknya yang hancur hanya dalam 52 hari sekalipun terjadi perlawanan berat dari dalam dan dari luar kota itu.
Ciri-ciri khas kitab
Nehemia
1.
Kitab ini mencatat
peristiwa-peristiwa terakhir dalam sejarah PL orang Yahudi sebelum tiba masa
intertestamental.
2.
Kitab ini memberikan latar
belakang sejarah bagi Maleakhi, kitab PL terakhir, karena Nehemia dan Maleakhi
hidup sezaman.
3.
Nehemia adalah contoh yang
bagus di Alkitab dari seorang pemimpin saleh dalam pemerintahan: orang
bijaksana, berprinsip, berani, integritas tak tercela, iman yang kokoh, belas
kasihan bagi yang tertindas, dan sangat berbakat besar dalam kepemimpinan dan
organisasi.
4.
Nehemia adalah salah satu
contoh PL terkemuka dari seorang pemimpin yang mengandalkan doa. Tidak kurang
dari 11 kali dikisahkan bagaimana ia memanjatkan doa atau doa syafaat kepada
Allah. Ia seorang yang melaksanakan tugas-tugas yang tampaknya mustahil karena
ketergantungannya yang mutlak kepada Allah.
5.
Kitab ini dengan jelas
menggambarkan bahwa doa, pengorbanan, kerja keras, serta kegigihan bekerja sama
dalam mewujudkan visi yang diberi oleh Allah.
17.
ESTER
Penulis: Tidak Diketahui
Tema: Kepedulian Allah
yang Memelihara
Tanggal Penulisan: 460-400 SM
Kitab ini mempunyai maksud untuk menunjukkan bagaimana
orang Yahudi dilindungi dan diselamatkan dari ancaman pemusnahan oleh campur
tangan Allah melalui Ratu Ester. Sekalipun nama Allah tidak disebutkan secara
khusus, bukti pemeliharaan- Nya jelas sepanjang kitab ini. Kitab ini juga
ditulis untuk memberikan catatan dan latar belakang sejarah dari Hari Raya
Purim orang Yahudi dan dengan demikian mempertahankan ingatan akan pelepasan
yang luar biasa orang Yahudi di Persia dan untuk generasi-generasi yang akan
datang.
Kitab Ester menyajikan suatu penelitian watak dari lima
tokoh utama yang terlibat dalam kisah ini: Ahasyweros, raja Persia; Haman,
perdana menterinya; Wasti, ratu sebelum Ester; Ester, gadis Yahudi cantik yang
menjadi ratu; dan Mordekhai, saudara sepupu Ester yang benar dan yang telah
mengadopsi dan membesarkan dia sebagai putrinya sendiri.
Pemeliharaan Allah tampak di seluruh kitab ini. Hal ini
kelihatan pertama kali dalam pemilihan seorang perawan cantik bernama Hadasa
(nama Ibrani) atau Ester (Persia, Yunani) untuk menjadi Ratu Persia pada saat
yang kritis dalam sejarah Yahudi . Pemeliharaan Allah tampak lagi ketika
Mordekhai, saudara sepupu Ester yang membesarkan dia sebagai putrinya mendengar
suatu komplotan untuk membunuh raja, menyingkapkan hal itu, menyelamatkan hidup
raja dan perbuatannya dicatat dalam dokumen kerajaan, suatu kenyataan yang
karena pemeliharaan Allah.
Kebencian Haman kepada Mordekhai meluas ke semua orang
Yahudi. Ia merancangkan komplotan kejam dan dengan liciknya meyakinkan Raja
Ahasyweros agar mengeluarkan perintah untuk memusnahkan semua orang Yahudi pada
tanggal 13 bulan Adar. Mordekhai mendorong Ester untuk menjadi penengah bagi
umat itu kepada raja. Setelah semua orang Yahudi berpuasa selama tiga hari,
Ester mempertaruhkan nyawanya dengan menghampiri raja tanpa diundang, mendapat
perkenan raja dan menyingkapkan komplotan Haman.
Ciri-ciri khas kitab Ester:
1.
Kitab ini merupakan salah satu
dari dua kitab dalam Alkitab yang diberikan nama wanita, yang lain adalah kitab
Rut.
2. Kitab ini diawali dan diakhiri dengan sebuah pesta, dan mencatat sejumlah sepuluh pesta atau perjamuan yang merupakan pusat peristiwa dalam kitab ini.
3.
Kitab Ester merupakan kitab
terakhir dari lima gulungan dalam bagian ketiga dari Alkitab Ibrani, yaitu
kelompok Hagiographa ("Tulisan-tulisan Kudus"). Kitab ini dibacakan
pada Hari Raya Purim tanggal 14-15 bulan Adar yang merayakan pelepasan luar
biasa orang Yahudi di Persia di bawah Ratu Ester.
4.
Walaupun kitab ini menyebutkan
suatu puasa selama tiga hari, tidak ada petunjuk tegas mengenai Allah,
penyembahan, dan doa.
5.
Sekalipun nama Allah tidak
disebutkan di mana pun dalam kitab ini, pemeliharaan-Nya tampak di dalamnya.
Tidak ada kitab lain dalam Alkitab yang melukiskan pemeliharaan Allah demi umat
Yahudi demikian hebat kendatipun kebencian kejam dari musuh mereka.
18.
AYUB
Penulis: Tidak Dikenal
Tema: Mengapa Orang Benar
Menderita?
Tanggal Penulisan: Tidak Pasti
Kitab Ayub menggumuli
pertanyaan abadi, "Jikalau Allah itu adil dan penuh kasih, mengapa
diizinkan-Nya orang yang sungguh-sungguh benar seperti Ayub menderita demikian
hebat?" Ketika menggumuli soal ini, penulis mengemukakan
kebenaran-kebenaran berikut:
1. Selaku musuh Allah, Iblis
menerima izin untuk menguji kesejatian iman seorang benar dengan menyiksa dia,
tetapi kasih karunia Allah menang atas penderitaan karena oleh iman Ayub tetap
kokoh dan tidak goyah, bahkan ketika kelihatannya tidak ada keuntungan
jasmaniah atau duniawi untuk terus mengabdi kepada Allah.
2.
Allah digerakkan oleh
pertimbangan-pertimbangan yang terlalu luas sehingga tak dapat dipahami oleh
pikiran manusia.
3.
Landasan iman yang sesungguhnya
tidak terletak dalam berkat-berkat Allah, dalam situasi-situasi pribadi atau
jawaban-jawaban yang cerdik pandai, tetapi dalam penyataan Allah sendiri.
4.
Allah kadang-kadang mengizinkan
Iblis menguji orang benar dengan kesengsaraan agar memurnikan iman dan
kehidupan mereka, sebagaimana emas dimurnikan oleh api.
5.
Sekalipun cara-cara Allah
menghadapi kita kadang-kadang tampak suram dan kejam (sebagaimana dikira oleh
Ayub sendiri), akhirnya Allah tampak dalam belas kasihan dan kemurahan yang
penuh.
Terdapat lima bagian tertentu di
dalam struktur kitab Ayub:
1.
Prolog (pasal 1-2) yang
melukiskan musibah Ayub dan penyebabnya.
2.
Tiga rangkaian dialog di antara
Ayub dan ketiga orang temannya, ketika mereka mencari jawaban-jawaban yang
masuk akal untuk penderitaan Ayub (pasal 3-31).
3.
Empat monolog oleh Elihu,
seorang yang lebih muda daripada Ayub dan ketiga temannya, yang berisi sekilas
pengertian mengenai makna (sekalipun belum mengenai penyebab) penderitaan Ayub
(pasal 32-37).
4.
Allah sendiri, yang menegur
ketidaktahuan dan keluhan Ayub serta mendengarkan tanggapan Ayub atas
penyataan-Nya (pasal 38, 1-42, 6).
5. Epilog (Pasal 42:7-17) yang mencatat pemulihan Ayub. Kitab Ayub seluruhnya ditulis dalam bentuk syair.
19.
MAZMUR
Penulis: Daud dan orang lain
Tema: Doa dan Pujian
Tanggal Penulisan: Sebagian besar abad ke-10 hingga ke-5 SM.
Kitab
Mazmur, sebagai doa dan pujian yang diilhamkan Roh, ditulis, secara umum, untuk
mengungkapkan perasaan mendalam hati sanubari manusia dalam hubungan dengan
Allah sebagai ungkapan: kepercayaan, kasih, penyembahan, ucapan syukur, pujian,
dan kerinduan akan persekutuan erat dan kekecewaan, kesesakan mendalam,
ketakutan, kekhawatiran, penghinaan dan seruan untuk pembebasan, kesembuhan,
atau pembenaran.
Selaku
suatu kumpulan dari 150 mazmur, kitab ini meliput bermacam-macam pokok,
termasuk penyataan tentang Allah, ciptaan, umat manusia, keselamatan, dosa dan
kejahatan, keadilan dan kebenaran, penyembahan dan pujian, doa dan hukuman.
Salah
satu cara yang bermanfaat untuk meninjau kitab ini ialah dengan berbagai
kategori umum yang dipakai untuk menggolongkan mazmur-mazmur ini menjadi:
1.
Nyanyian
Haleluya atau pujian: mazmur-mazmur ini membesarkan nama,kemegahan, kebaikan,
kebesaran, dan keselamatan Allah
2.
Nyanyian
Ucapan Syukur : Mazmur-mazmur ini mengakui pertolongan Allah dalam
menyelamatkan dan membebaskan seseorang atau Israel selaku bangsa.
3.
Mazmur Doa
dan Permohonan: Tercakup mazmur-mazmur ratapan dan permohonan kepada Allah,
kerinduan akan Allah, dan syafaat bagi umat Allah.
4.
Mazmur
Pengakuan Dosa: Berfokus pada pengakuan dosa.
Nanyian
Sejarah Kudus: Mengisahkan kembali urusan Allah dengan Israel sebagai bangsa.
5.
Mazmur
Pemahkotaan Tuhan: Mazmur-mazmur ini dengan tegas menyatakan bahwa "Tuhan
adalah Raja"
6.
Nyanyian
Liturgis: Mazmur-mazmur ini digubah untuk perayaan atau
kebaktian
khusus dan ini dipergunakan dalam perayaan Paskah setiap
tahun).
Mazmur
Kepercayaan dan Pengabdian: Mazmur-mazmur ini mengungkapkan kepercayaan
seseorang akan integritas Allah dan pertolongan kehadiran-Nya, dan pengabdian
hati kepada Allah.
7.
Nyanyian
Ziarah: Juga disebut "Nyanyian-nyanyian Zion" atau
"Nyanyian-nyanyian Pendakian" yang dinyanyikan oleh para peziarah
sepanjang perjalanan mereka ke Yerusalem untuk perayaan Paskah, Pentakosta,
atau Pondok Daun setiap tahun.
8.
Nyanyian
Penciptaan: Mazmur-mazmur ini mengakui hasil perbuatan Allah di sorga dan di
bumi
9.
Mazmur-mazmur
Hikmat dan Pendidikan: Mazmur-mazmur ini merenungkan cara-cara Allah dan mendidik kita mengenai
kebenaran.
10.
Mazmur
Kerajaan atau Mesias: Mazmur-mazmur ini melukiskan beberapa pengalaman Raja
Daud atau Raja Salomo yang mempunyai makna nubuat dan yang akhirnya digenapi
dalam kedatangan Mesias, Yesus Kristus.
11. Mazmur Bernada Kutukan: Mazmur-mazmur ini mengundang kutukan atau hukuman Allah atas orang fasik. Karena banyak orang Kristen bingung oleh mazmur-mazmur ini, perlu diperhatikan bahwa mazmur kutukan ini digubah selaku ungkapan semangat demi nama Allah, keadilan, dan kebenaran-Nya, dan dari kebencian kuat terhadap kejahatan dan bukan karena perasaan dendam yang picik. Pada hakikatnya mazmur-mazmur ini berseru kepada Allah agar meninggikan orang benar dan merendahkan orang fasik.
20.
AMSAL
Penulis: Salomo dan
Orang Lain
Tema: Hikmat untuk
Hidup dengan Benar
Tanggal Penulisan: Sekitar 970-700 SM
Tujuan kitab ini
dinyatakan dengan jelas dalam Amsal 1:2-7 yaitu memberi hikmat dan pengertian
mengenai perilaku yang bijak, kebenaran, keadilan, dan kejujuran (Amsal 1:2-3)
sehingga orang yang tidak berpengalaman dapat menjadi orang bijak (Amsal 1:4),
kaum muda dapat memperoleh pengetahuan dan kebijaksanaan (Amsal 1:4), dan orang
bijak bisa menjadi lebih bijak lagi (Amsal 1:5-6).
Sekalipun Amsal pada
hakikatnya adalah buku pedoman hikmat untuk hidup dengan benar dan bijaksana,
landasan yang diperlukan oleh hikmat tersebut dinyatakan dengan jelas sebagai
"takut akan Tuhan" (Amsal 1:7).
Tema yang
mempersatukan kitab ini ialah "hikmat untuk hidup dengan benar,"
sebuah hikmat yang berawal dari tunduk dengan rendah hati kepada Allah dan
kemudian mengalir kepada semua bidang kehidupan. Hikmat dalam Amsal ini memberi
nasihat mengenai keluarga, kaum muda, kemurnian seksual, kesetiaan hubungan
pernikahan, kejujuran, kerja keras, kemurahan, persahabatan, keadilan,
kebenaran, dan disiplin.
Kitab Amsal juga memperingatkan mengenai bodohnya dosa, pertengkaran, bahaya lidah, kebebalan, minuman keras, kerakusan, nafsu, kebejatan, kebohongan, kemalasan, teman-teman yang tidak baik.Dan di dalam kitab ini dibandingkan kebijaksanaan dengan kebodohan, orang benar dengan orang fasik, kesombongan dengan kerendahan hati, kemalasan dengan kerajinan, kemiskinan dan kekayaan, kasih dan hawa nafsu, benar dan salah, serta kematian dan kehidupan.
Ciri-ciri Khas Kitab
Amsal:
1.
Hikmat, bukannya dikaitkan
dengan kepandaian atau pengetahuan yang luas, tetapi dihubungkan langsung
dengan "takut akan Tuhan"
2.
Sebagian besar nasihat
bijaksana dalam Amsal ini adalah dalam bentuk nasihat seorang ayah yang saleh
kepada anak atau anak-anaknya.
3.
Merupakan kitab yang paling
praktis dalam PL karena menyentuh lingkup prinsip- prinsip dasar yang luas
untuk hubungan dan perilaku hidup sehari-hari yang benar dan
prinsip-prinsip ini dapat diterapkan kepada semua angkatan dan kebudayaan.
4.
Hikmat praktis, ajaran saleh,
dan prinsip-prinsip hidup mendasar disajikan dalam bentuk pernyataan singkat
dan mengesankan yang mudah dihafalkan dan diingat oleh kaum muda sebagai garis
pedoman dalam kehidupan.
5.
Keluarga menduduki tempat
penting yang menentukan dalam Amsal, bahkan seperti dalam perjanjian Allah
dengan Israel.
6.
Ciri sastra yang menonjol dalam
amsal-amsal ialah banyak menggunakan bahasa kiasan yang hidup (mis. simile dan
metafora), perbandingan dan perbedaan, ajaran singkat, dan pengulangan.
7.
Istri dan ibu bijaksana yang
digambarkan pada akhir kitab (pasal 31) adalah unik dalam sastra kuno karena
pandangannya yang tinggi dan mulia tentang seorang wanita bijak.
8. Nasihat berhikmat dalam Amsal merupakan pendahulu PL bagi banyak nasihat praktis yang terdapat dalam surat-surat PB.
21.
PENGKHOTBAH
Penulis: Salomo
Tema: Kesia-Siaan
Hidup yang Terlepas dari Allah
Tanggal Penulisan: + 935 SM
Menurut tradisi
Yahudi, Salomo menulis Kidung Agung ketika masih berusia muda, Amsal pada usia
setengah tua dan kitab Pengkhotbah pada tahun-tahun akhir hidupnya. Pengaruh
yang bertumpuk dari kemerosotan rohani, penyembahan berhala, dan hidup
memuaskan-dirinya pada akhirnya membuat Salomo kecewa dengan kesenangan dan
materialisme sebagai cara untuk mencapai kebahagiaan. Kitab Pengkhotbah
mencatat renungan-renungan sinisnya tentang kesia-siaan dan kehampaan usaha
menemukan kebahagiaan hidup terlepas dari Allah dan Firman-Nya. Ia telah
mengalami kekayaan, kuasa, kehormatan, ketenaran, dan kesenangan sensual secara
melimpah, namun semua itu akhirnya merupakan kehampaan dan kekecewaannya saja,
"Kesia-siaan belaka! Kesia-siaan belaka! … segala sesuatu
adalah sia-sia" (Pengkhotbah 1:2).
Tujuan utama kitab Pengkhotbah
adalah menyampaikan semua penyesalan dan kesaksiannya kepada orang lain sebelum
ia wafat, khususnya kepada kaum muda, supaya mereka tidak melakukan kesalahan
yang sama seperti dirinya. Ia membuktikan untuk selama-lamanya kesia-siaan
melandaskan nilai-nilai kehidupan seorang pada harta benda duniawi dan ambisi
pribadi. Sekalipun orang muda harus menikmati masa muda mereka, adalah lebih
penting untuk mengabdikan diri kepada Sang Pencipta (Pengkhotbah 12:1) dan
membulatkan tekad untuk takut akan Allah dan berpegang pada
perintah-perintah-Nya (Pengkhotbah 12:13-14); itulah satu-satunya jalan untuk
menemukan makna hidup ini.
Kitab ini ditutup dengan menasihati kaum muda untuk mengingat Allah ketika masih muda, supaya mereka tidak menjadi tua dengan penyesalan pahit dan tugas menyedihkan untuk mempertanggungjawabkan hidup yang disia-siakan kepada Allah.
Ciri-ciri Khas Kitab
Pengkhotbah:
1.
Kitab ini sifatnya sangat
pribadi, penulis sering kali memakai kata ganti "aku" sepanjang
sepuluh pasal pertama.
2.
Melalui sikap pesimisme
penulis, kitab ini menyatakan bahwa hidup yang terpisah dari Allah itu tidak
menentu dan penuh dengan kesia-siaan (istilah "sia-sia" terdapat 37
kali dalam kitab ini).
3.
Inti nasihat Salomo di dalam
kitab ini terdapat di dalam dua ayat terakhir, "Takutlah akan Allah dan
berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap
orang" (Pengkhotbah 12:13-14).
4.
Gaya penulisan kitab ini
terputus-putus; kosakata dan susunan kalimatnya termasuk bahasa Ibrani yang
paling sulit dalam PL dan tidak mudah untuk menggolongkannya dalam masa sastra
Ibrani tertentu.
5. Kitab ini berisi alegori yang paling indah dalam Alkitab mengenai seorang yang makin tua (Pengkhotbah 12:2-7).
22.
KIDUNG
AGUNG
Penulis: Salomo
Tema: Kasih dalam
Pernikahan
Tanggal Penulisan: +
960 SM
Kitab ini diilhamkan oleh Roh Kudus dan dimasukkan ke dalam Alkitab untuk menggarisbawahi asal-usul ilahi dari sukacita dan martabat kasih manusia di dalam pernikahan. Kitab Kejadian menyatakan bahwa seksualitas manusia dan pernikahan mendahului kejatuhan manusia ke dalam dosa (Kej 2:18-25). Walaupun dosa telah menodai bidang pengalaman manusia yang paling penting ini, Allah ingin kita tahu bahwa pernikahan itu bisa murni, sehat, dan indah. Karena itu Kidung Agung, memberikan model yang bersifat memperbaiki di antara dua ekstrem dalam sejarah: peninggalan kasih pernikahan untuk perilaku seksual yang tidak wajar (yaitu, hubungan homoseksual atau lesbian) dan hubungan heteroseksual sepintas di luar pernikahan, dan pertapaan yang sering kali secara keliru dianggap pandangan Kristen terhadap seks, yang menyangkal kasih jasmaniah di dalam hubungan pernikahan.
Isi kitab ini tidak dapat dianalisis dengan mudah. Isinya tidak bergerak secara metodis dan logis dari pasal pertama hingga terakhir, melainkan melingkar-lingkar sekitar tema inti yaitu kasih. Sebagai kidung, kitab ini terdiri atas enam stanza atau syair, masing-masing membahas suatu aspek dari perilaku pacaran dan kasih pernikahan antara Salomo dengan pengantinnya. Keperawanan mempelai wanita dilukiskan sebagai "kebun tertutup" dan penyempurnaan pernikahan sebagai memasuki kebun untuk menikmati buah-buah pilihan. Ketika kedua mempelai sedang berdua, mereka terpuaskan, ketika mereka terpisah, mereka mengalami kerinduan satu sama lain.
Ciri-ciri Khas Kitab
Kidung Agung:
1.
Inilah satu-satunya kitab
Alkitab yang khususnya membahas kasih unik di antara dua orang mempelai.
2.
Kitab ini merupakan karya
sastra akbar yang penuh dengan kiasan sensual yang sopan, terutama diambil dari
alam.
3.
Kitab ini termasuk salah satu
dari sejumlah kecil kitab PL yang tidak dikutip atau disinggung dalam PB.
4. Merupakan satu dari dua kitab (bd. kitab Ester) PL yang tidak secara jelas menyebutkan Allah (sekalipun beberapa naskah berisi petunjuk kepada "Tuhan" dalam Kidung Agung 8:6).
23.
YESAYA
Penulis: Yesaya
Tema: Hukuman dan
Keselamatan
Tanggal Penulisan: + 700-680 SM
Tujuan kitab Yesaya
adalah sang nabi pertama-tama menghadapi bangsanya sendiri dan bangsa lain yang
sezaman dengan firman Tuhan mengenai dosa mereka dan hukuman Allah yang akan
datang. Lalu, melalui berbagai penglihatan yang mengandung wahyu dan Roh
nubuat, Yesaya menubuatkan pengharapan bagi angkatan masa depan orang Yahudi
buangan. Mereka akan dikembalikan dari pembuangan dan akan ditebus Allah untuk menjadi
terang bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi. Akhirnya, Yesaya bernubuat bahwa Allah
akan mengirim Mesias dari keturunan Daud, yang keselamatan-Nya pada akhirnya
akan meliputi semua bangsa di bumi ini, sehingga memberikan pengharapan bagi
umat Allah di bawah perjanjian yang lama dan yang baru.
Kitab Yesaya menekankan tema umum penghukuman dan keselamatan, sesuai dengan tema-tema umum di PL dan PB; dan hal yang menyatukannya adalah karya penebusan Kristus.
Ciri-ciri Khas Kitab
Yesaya:
1.
Sebagian besar kitab ini
ditulis dalam bentuk syair Ibrani dan sebagai karya sastra tidak dapat
dibandingi keindahan, kuasa, dan keanekaragaman dalam syairnya.
2.
Yesaya disebut "nabi
injili" karena, dari semua kitab PL, nubuat-nubuatnya tentang Mesias
berisi pernyataan yang paling lengkap dan jelas dari Injil Yesus Kristus.
3.
Penglihatannya tentang salib
dalam pasal 53 (Yesaya 53:1-12) adalah nubuat yang paling khusus dan terinci
dalam seluruh Alkitab mengenai kematian Yesus yang mendamaikan bagi orang
berdosa.
4.
Kitab ini menjadi kitab nubuat
PL yang paling teologis dan luas; ia menjangkau ke belakang kepada saat Allah
menciptakan langit dan bumi serta hidup manusia dan memandang ke depan kepada
saat Allah mengakhiri sejarah dan menciptakan langit baru dan bumi baru.
5.
Kitab ini berisi lebih banyak
penyataan tentang tabiat, keagungan, dan kekudusan Allah daripada kitab nubuat
PL lainnya.
6.
Yesaya, yang artinya
"Tuhan menyelamatkan," adalah nabi keselamatan. Ia memakai istilah
"keselamatan" hampir tiga kali lebih banyak daripada seluruh kitab
para nabi lainnya.
7.
Yesaya sering kali mengacu
kembali kepada peristiwa-peristiwa penebusan sebelumnya dalam sejarah Israel,
mis. peristiwa keluaran, pemusnahan Sodom dan Gomora, dan kemenangan Gideon
atas suku Midian serta ia juga mengutip dari nyanyian Musa yang bersifat
nubuat.
8. Bersama dengan Ulangan dan Mazmur, Yesaya termasuk kitab PL yang paling banyak dikutip dalam PB.
24.
YEREMIA
Penulis: Yeremia
Tema: Hukuman Allah
Tidak Terelakkan bagi Yehuda yang Tidak Bertobat.
Tanggal Penulisan: + 585 — 580 SM
Kitab ini ditulis
untuk menyediakan suatu catatan abadi dari pelayanan dan berita nubuat Yeremia,
untuk menyatakan hukuman Allah yang pasti jadi dan tidak terelakkan ketika
umat-Nya melanggar perjanjian dan bersikeras dalam pemberontakan terhadap Allah
dan firman-Nya, dan untuk menunjukkan keaslian dan kekuasaan firman nubuat.
Kitab ini pada
dasarnya merupakan kumpulan nubuat-nubuat Yeremia, yang terutama dialamatkan
kepada Yehuda (pasal 2-29), tetapi juga kepada sembilan bangsa asing lainnya
(pasal 46-51); nubuat-nubuat ini terutama dipusatkan pada hukuman, walaupun ada
beberapa yang membahas pemulihan (khususnya pasal 30-33).Berita nubuatnnya
terjalin dengan aneka kilasan sejarah dari kehidupan pribadi dan pelayanan Nabi
Yeremia, sejarah Yehuda dan aneka peristiwa internasional yang melibatkan Babel
dan bangsa-bangsa lainnya.
Seperti Yehezkiel, Yeremia memakai berbagai tindakan yang bersifat perumpamaan dan lambang untuk mengilustrasikan berita nubuatnya dengan lebih jelas.
Ciri-ciri Khas Kitab
Yeremia:
1.
Kitab ini menjadi kitab
terpanjang kedua dalam Alkitab, berisi lebih banyak kata (bukan pasal) daripada
kitab lainnya selain Mazmur.
2.
Kehidupan dan pergumulan
pribadi Yeremia selaku nabi diungkapkan dengan lebih mendalam dan terinci
dibandingkan nabi PL lainnya.
3.
Kitab ini sarat dengan
kesedihan, sakit hati, dan ratapan dari "nabi peratap" itu karena
pemberontakan Yehuda.
4.
Salah satu kata kunci ialah
"murtad," (dipergunakan 8 kali) dan "tidak setia" (dipakai
9 kali), dan tema yang muncul terus ialah hukuman Allah yang tidak terelakkan
lagi atas pemberontakan dan kemurtadan.
5.
Satu-satunya penyataan teologis
yang terbesar di kitab ini ialah konsep "perjanjian baru" yang akan
ditetapkan Allah dengan umat-Nya yang setia pada saat pemulihan kelak.
6.
Syairnya mengesankan dan penuh
perasaan seperti syair Alkitab lainnya, dengan kelimpahan metafora,
ungkapan-ungkapan yang hidup dan bagian-bagian patut diingat.
7. Rujukan terhadap Babel di dalam nubuat Yeremia (164) lebih banyak daripada di semua bagian lain di Alkitab.
25.
RATAPAN
Penulis: Yeremia
Tema: Kesusahan yang
Sekarang dan Harapan Masa Depan
Tanggal Penulisan:
586 — 585 SM
Nabi Yeremia menulis
serangkaian lima ratapan untuk mengungkapkan kesedihan yang sangat dan
penderitaan emosionalnya atas kerusakan Yerusalem yang tragis, termasuk
keruntuhan yang memalukan dari kerajaan dan keturunan Daud, pembinasaan sama
sekali dari tembok-tembok kota, Bait Suci, istana raja dan kota pada umumnya,
dan pembuangan yang menyedihkan ke Babel dari kebanyakan orang yang tidak dibunuh.
Dalam kitab ini,
kesedihan sang nabi menyembur keluar bagaikan kesedihan seorang peratap pada
saat penguburan kerabat dekat yang mati secara tragis. Semua ratapan ini
mengakui bahwa tragedi tersebut merupakan hukuman Allah atas Yehuda karena
pemberontakan berabad-abad para pemimpin dan penduduknya terhadap Allah.
Jadi, Kitab Ratapan
memungkinkan umat itu memiliki pengharapan di tengah-tengah keputusasaan mereka
dan memandang lebih jauh dari hukuman pada saat itu, kepada saat Allah akan
memulihkan umat-Nya kelak.
Kitab ini merupakan serangkaian lima ratapan, tiap ratapan itu dalam sendirinya lengkap. Ratapan pertama (pasal 1) menggambarkan kerusakan Yerusalem dan ratapan sang nabi atas kota itu ketika ia berseru kepada Allah dalam penderitaan jiwanya; kadang-kadang ratapannya melambangkan ratapan Yerusalem. Dalam ratapan kedua (pasal 2), Yeremia melukiskan penyebab kerusakan ini sebagai murka Allah atas umat pemberontak yang menolak untuk bertobat. Musuh Yehuda menjadi sarana penghukuman Allah. Syair berikutnya (pasal 3) mendesak bangsa itu untuk ingat kembali bahwa Allah sungguh-sungguh pemurah dan setia, dan bahwa Dia itu baik kepada mereka yang mengandalkan diri-Nya. Yang keempat (pasal 4) mengulang kembali tema ketiga syair sebelumnya. Di dalam syair yang terakhir (pasal 5), setelah pengakuan dosa dan kebutuhan Yehuda untuk pengampunan, Yeremia berdoa kepada Allah untuk mengembalikan umat itu kepada perkenan-Nya lagi.
Ciri-ciri Khas Kitab
Ratapan:
1.
Sekalipun di dalam Mazmur dan
kitab para nabi ada ratapan pribadi dan ratapan umum, hanya kitab ini di
Alkitab yang semata-mata terdiri atas syair- syair duka.
2.
Susunan kesusastraan kitab ini
sama sekali syair.
3.
Kitab Ratapan melukiskan
peristiwa sejarah pembinasaan Yerusalem, hanya kitab ini yang dengan hidup
menggambarkan emosi dan perasaan orang-orang yang benar-benar mengalami musibah
tersebut.
4. Pada inti kitab ini terdapat salah satu pernyataan paling kuat tentang kesetiaan dan keselamatan dari Allah di dalam Alkitab. Walaupun kitab Ratapan dimulai dengan sebuah ratapan tetapi kitab ini berakhir dengan nada pertobatan dan harapan untuk pemulihan.
26.
YEHEZKIEL
Penulis: Yehezkiel
Tema: Hukuman dan
Kemuliaan Allah
Tanggal Penulisan: 590-570 SM
Tujuan nubuat-nubuat
Nabi Yehezkiel terutama bersifat ganda yaitu untuk menyampaikan berita Allah
mengenai hukuman atas Yehuda dan Yerusalem yang sudah murtad (pasal 1-24) dan
tujuh bangsa asing di sekitar mereka (pasal 25-32) serta untuk menopang iman sisa
umat Allah dalam pembuangan mengenai pemulihan umat perjanjian-Nya dan
kemuliaan akhir dari kerajaan-Nya (pasal 33-48).
Kitab Yehezkiel
disusun dengan baik, dan ke-48 pasalnya dengan sendirinya terbagi menjadi empat
bagian utama.
1.
Bagian pengantar (pasal 1-3)
menguraikan penglihatan penuh kuasa Yehezkiel tentang kemuliaan dan takhta
Allah.
2.
Bagian kedua (pasal 4-24)
mencatat amanat Yehezkiel yang keras dan menghilangkan harapan mengenai hukuman
atas Yehuda dan Yerusalem yang tidak terelakkan lagi karena mereka terus
memberontak dan murtad.
3.
Bagian ketiga (pasal 25-32)
berisi nubuat-nubuat hukuman terhadap tujuh bangsa asing yang bersukacita atas
malapetaka Yehuda.
4.
Bagian terakhir (pasal 33-48)
menandai suatu peralihan dalam berita sang nabi dari hukuman suram ke
penghiburan dan harapan di masa depan. Setelah Yerusalem jatuh, Yehezkiel
bernubuat tentang kebangunan rohani dan pemulihan di masa depan, ketika Allah
akan menjadi gembala yang sejati bagi umat-Nya (pasal 34) dan memberi mereka
"hati yang baru" dan "roh yang baru" (pasal 36).
Ciri-ciri Khas Kitab Yehezkiel:
1.
Kitab Yehezkiel penuh dengan
penglihatan misterius, perumpamaan yang berani dan perbuatan simbolik yang aneh
sebagai sarana penyataan nubuat Allah.
2.
Isinya diatur dan diberi
tanggal dengan saksama, terdapat lebih banyak tanggal daripada kitab nubuat PL
lainya.
3.
Dua frase khusus muncul
berkali-kali:
-
"Mereka akan tahu bahwa
Aku ini Tuhan" (65 kali dengan aneka variasi)
-
"kemuliaan Tuhan" (19
kali dengan aneka variasi).
4.
Yehezkiel secara khusus disapa
oleh Allah dengan sebutan "anak manusia" dan "penjaga".
5.
Kitab ini mencatat dua
penglihatan mengenai Bait Suci, yang pertama sebagai Bait Suci yang dinajiskan
dan menanti kebinasaan (pasal 8-11) dan sebagai Bait Suci yang dipulihkan dan
disucikan dengan sempurna (pasal 40-48).
6.
Lebih dari nabi lain, Yehezkiel
disuruh oleh Allah untuk menyatukan dirinya secara pribadi dengan sabda
kenabian dengan melakukannya selaku lambang nubuat.
7. Yehezkiel menekankan tanggung jawab pribadi kepada Allah.
27.
DANIEL
Penulis:
Daniel
Tema:
Kedaulatan Allah Dalam Sejarah
Tanggal Penulisan: Sekitar 536-530 SM
Ada dua maksud untuk
penulisan kitab Daniel yaitu untuk menenteramkan hati umat perjanjian PL bahwa
hukuman pembuangan mereka di antara bangsa-bangsa kafir tidak akan menjadi
nasib tetap mereka dan untuk mewariskan kepada umat Allah sepanjang sejarah
berbagai penglihatan bersifat nubuat tentang kedaulatan Allah atas
bangsa-bangsa dan kemenangan terakhir kerajaan-Nya di bumi.
Kitab ini menegaskan
bahwa janji-janji Allah untuk memelihara dan mengembalikan umat perjanjian-Nya
adalah sama pastinya dengan kerajaan Mesias yang akan datang yang akan bertahan
selama-lamanya.
Isi kitab Daniel
adalah paduan riwayat hidup, sejarah, dan nubuat. Bentuk tulisannya ialah
sastra apokalips, yang artinya bahwa berita nubuatnya menyingkapkan penyataan
Allah melalui berbagai penglihatan, mimpi, dan lambang untuk memberikan
semangat kepada umat Allah pada masa krisis dalam sejarah dan untuk membayangkan
pengharapan Israel mengenai kemenangan akhir kerajaan Allah dan kebenarannya di
bumi.
Kitab ini dengan
sendirinya terbagi menjadi tiga bagian utama.
1.
Pasal 1 ditulis dalam bahasa
Ibrani dan memberikan latar belakang sejarah kitab ini.
2.
Pasal 2-7, ditulis dalam bahasa
Aram, menggambarkan kebangkitan dan keruntuhan empat kerajaan yang kuat di
dunia yang berturut-turut dan diikuti oleh penetapan Kerajaan Allah sebagai
kerajaan yang kekal.
3.
Dalam pasal 8-12 Daniel kembali
menulis dalam bahasa Ibrani dan menguraikan berbagai penyataan yang luar biasa
dan kunjungan malaikat dari Allah mengenai
umat Yahudi di bawah pemerintahan kafir kelak (pasal 8-11), periode
"tujuh puluh kali tujuh" sebagai waktu yang ditetapkan Allah untuk
menyelesaikan misi Mesias dan pembebasan akhir mereka dari semua penganiayaan
pada akhir jaman.
Ciri-ciri Khas Kitab Daniel:
1.
Kitab ini adalah kitab nabi
besar terpendek dan kitab nabi PL yang paling banyak dibaca dan dikaji.
2.
Di bagian-bagian nubuat PB,
Daniel disebut atau dikutip lebih sering daripada kitab PL lainnya.
3.
Kitab ini merupakan kitab
"Apokalips" PL, sebagaimana Wahyu untuk PB, yang menyatakan tema-tema
nubuat akbar yang sangat penting bagi gereja akhir zaman.
4.
Kitab ini berisi ringkasan
sejarah nubuat paling terinci dalam PL. Dalamnya terdapat satu-satunya nubuat
PL yang menetapkan waktu kedatangan pertama Mesias.
5.
Kitab ini menerangkan lebih
banyak tentang penulisnya (terkecuali Yeremia), bahwa Daniel ditandai sifat
integritas yang tinggi, hikmat nubuat yang besar, dan ketekunan dalam doa dan
berpuasa.
6. Kitab ini berisi teladan terpenting di Alkitab tentang doa syafaat untuk pemulihan umat Allah berlandaskan janji-janji diilhamkan dari firman Allah .
28.
HOSEA
Penulis:
Hosea
Tema:
Hukuman dan Kasih Penebusan Allah
Tanggal Penulisan: 715 — 710 SM
Nubuat Nabi Hosea
adalah usaha terakhir Allah untuk memanggil orang Israel supaya bertobat dari
penyembahan berhala dan kefasikan mereka yang tak kunjung berakhir sebelum
menyerahkan mereka kepada hukuman penuh atas dosa-dosa mereka. Kitab ini
ditulis untuk menyatakan bahwa Allah mempertahankan kasih-Nya kepada umat
perjanjian-Nya dan dengan sungguh-sungguh ingin menebus mereka dari kejahatan
mereka dan bahwa hal-hal menyedihkan terjadi apabila orang terus-menerus tidak
menaati Allah dan menolak kasih-Nya yang menebus.
Ketidaksetiaan istri
Hosea dicatat sebagai gambaran ketidaksetiaan Israel kepada Allah. Gomer
mengejar-ngejar laki-laki lain, sedangkan Israel mengejar-ngejar dewa-dewa
lain; Gomer melakukan zina jasmaniah, sedangkan Israel zina rohani.
Kitab Hosea Pasal
1-3 menerangkan pernikahan Hosea kepada Gomer. Kasih Hosea yang tekun kepada
istrinya yang pezina melambangkan ketabahan kasih Allah kepada Israel.
Kitab Hosea Pasal 4-14 berisi serangkaian nubuat oleh Hosea yang menyamakan ketidaksetiaan Israel dengan ketidaksetiaan istrinya. Perbuatan Gomer yang meninggalkan Hosea untuk kekasih lainnya melambangkan Israel yang meninggalkan Allah. Perbuatan Hosea yang menebus Gomer dari pasar budak (pasal 3) melambangkan keinginan dan rencana Allah untuk memulihkan Israel di masa depan (pasal 11-14). Kitab ini menekankan bahwa karena Israel telah menolak kasih Allah dan panggilan-Nya untuk bertobat, maka hukuman tidak bisa ditunda lagi.
Ciri-Ciri Khas Kitab
Hosea:
1.
Inilah kitab pertama dalam
kumpulan PL yang namanya "Kitab Dua Belas" atau juga dikenal dengan
nama "Nabi-Nabi Kecil".
2.
Hosea adalah satu dari hanya
dua nabi dari utara yang menulis kitab nubuat di PL.
3.
Seperti halnya Yeremia dan
Yehezkiel, pengalaman pribadi Hosea melukiskan berita nubuatnya.
4.
Kitab ini berisi sekitar 150
pernyataan tentang dosa-dosa Israel, dan lebih dari separuhnya berkaitan dengan
penyembahan berhala.
5.
Melebihi nabi PL lainnya, Hosea
mengingatkan Israel bahwa Tuhan telah sabar dan setia dalam kasih-Nya terhadap
mereka.
6.
Tidak ada tatanan khusus dari
nubuat-nubuat Hosea dalam bagian utama kitab ini.
7. Nubuat-nubuat kitab Hosea penuh dengan kiasan-kiasan yang hidup, kebanyakan diambil dari daerah pedesaan.
29.
YOEL
Penulis:
Yoel
Tema:
Hari Tuhan yang Besar dan Mengagumkan
Tanggal Penulisan: 835-830 SM (?)
Nabi Yoel berkhotbah
dan menulis karena dua bencana alam yang baru terjadi serta kemungkinan adanya
serbuan pasukan asing ke Yehuda tidak lama lagi. Tujuannya untuk mengumpulkan
umat itu di hadapan Tuhan dalam suatu perkumpulan raya yang kudus, untuk
menasihati mereka agar bertobat dan dengan rendah hati kembali kepada Tuhan
Allah dengan berpuasa, menangis,
berkabung, dan bersyafaat memohon kemurahan dan untuk mencatat firman
nubuat Allah kepada umat-Nya pada saat mereka sungguh-sungguh bertobat.
Isi kitab Yoel
terbagi atas tiga bagian yaitu:
1.
Bagian satu Yoel 1:2-20 menggambarkan
kehancuran Yehuda ketika pasukan belalang yang besar melahap daun-daunan dari
kebun anggur, pohon, dan ladang mereka, dengan demikian mendatangkan
kesengsaraan besar atas umat itu. Di tengah malapetaka itu, nabi Yoel meminta
para pemimpin rohani Yehuda untuk memimpin bangsa itu kepada pertobatan
nasional.
2.
Bagian dua Yoel 2:1-17 mencatat
dekatnya hukuman Allah yang bahkan lebih besar lagi dari utara, baik dalam
bentuk bencana belalang lain yang secara kiasan dilukiskan sebagai pasukan
perusak atau serbuan sebuah pasukan asing.
3.
Bagian terakhir Yoel 2:18-3:21
diawali dengan pernyataan bahwa Allah mengasihani umat-Nya ketika melihat
pertobatan mereka yang sungguh-sungguh.
Ciri-ciri Khas Kitab Yoel:
1.
Kitab ini menjadi salah satu
adikarya sastra yang terindah dalam PL.
2.
Kitab ini berisi nubuat PL yang
paling terkemuka tentang pencurahan Roh Kudus atas seluruh umat manusia pada
hari Pentakosta.
3.
Kitab ini mencatat banyak
malapetaka nasional, bencana belalang, kekeringan dan kelaparan, kebakaran,
serbuan pasukan asing, bencana-bencana di langit sebagai hukuman Allah atas kemerosotan rohani
dan moral.
4.
Kitab ini menekankan bahwa
Allah kadang-kadang bekerja secara berdaulat di dalam sejarah melalui
bencana-bencana alam dan serbuan pasukan supaya mendatangkan pertobatan,
kebangunan rohani dan penebusan.
5. Kitab ini memperagakan seorang pengkhotbah kenabian yang, karena hubungannya dekat dengan Allah dan keunggulan rohani, dapat memanggil umat Allah secara meyakinkan untuk bertobat sebagai bangsa pada masa krisis dalam sejarah mereka dan menghasilkan hal-hal positif melalui pertobatan itu.
30.
AMOS
Penulis:
Amos
Tema:
Keadilan, Kebenaran dan Hukuman Ilahi Karena Dosa
Tanggal Penulisan: + 760 - 755 SM
Kemakmuran Israel
hanyalah memperdalam kebobrokan mereka. Ketika Allah dalam kemurahan-Nya
mengutus Amos ke Betel untuk memberitakan amanat "bertobat atau mati,"
sang nabi diusir dari kota itu dan diperintahkan jangan bernubuat di situ lagi.
Pada waktu itu atau tidak lama sesudah itu, rupanya Amos pulang ke rumahnya di
Yehuda dan menulis beritanya. Maksudnya melakukan itu adalah menyampaikan
sebuah salinan tertulis dari peringatan kenabiannya kepada Raja Yerobeam II dan
menyebarluaskan berita di Israel (dan Yehuda) tentang kepastian hukuman Allah
yang menjelang atas Israel dan bangsa-bangsa di sekitarnya kecuali mereka
bertobat dari penyembahan berhala, kebejatan dan ketidakadilan.
Kitab ini dengan
sendirinya terbagi ke dalam tiga bagian utama.
1.
Dalam bagian pertama (Amos
1:3-2:16), Amos pertama-tama mengalamatkan berita hukuman kepada tujuh bangsa
di sekitar Israel, termasuk Yehuda. Amos dengan jelas menguraikan dosa-dosa
Israel dan hukuman Allah atas mereka. Bagian ini menentukan suasana untuk
berita penghukuman kitab ini, yang menghasilkan kebinasaan dan pembuangan
bangsa itu.
2.
Bagian kedua (Amos 3:1-6:14)
mencatat tiga berita tegas, dalam berita yang pertama Allah menuduh Israel
sebagai umat yang diistimewakan yang telah dibebaskan-Nya dari Mesir. Berita
kedua Nabi Amos bernubuat bahwa mereka akan digiring kedalam tawanan dengan
kait dan kail sebagai hukuman yang layak dari Allah dan berita ketiga (pasal
5-6) mencatat dosa- dosa Israel yang menjijikkan, dan Amos mengimbau mereka
untuk bertobat.
3.
Bagian utama terakhir Amos 7:1-9:10
mencatat lima penglihatan nubuat Amos mengenai hukuman Allah yang menjelang.
Kitab ini ditutup dengan janji yang singkat tetapi mengesankan tentang
pemulihan kaum sisa yang selamat di masa depan.
Ciri-ciri Khas Kitab Amos:
1.
Kitab ini terutama merupakan
seruan kenabian untuk keadilan dan kebenaran, berdasarkan sifat Allah.
2.
Kitab ini secara jelas
melukiskan betapa jijiknya agama bagi Allah ketika dipisahkan dari perilaku
yang benar dalam hidup sehari-hari.
3.
Kitab ini bersifat konfrontasi
yang tidak tanggung-tanggung dan penuh semangat. Konfrontasi Amos dengan imam
Amazia merupakan adegan yang istimewa dalam nubuat Ibrani.
4.
Gaya yang tegas dan penuh
semangat mencerminkan kesetiaan sang nabi yang kuat dan kokoh kepada Allah dan
standar-standar kebenaran-Nya bagi umat perjanjian itu.
5. Kitab ini menunjukkan kesediaan dan kesiapan Allah memakai orang-orang yang takut akan Allah.
31.
OBAJA
Penulis:
Obaja
Tema:
Hukuman atas Edom
Tanggal Penulisan: + 840 SM
Kitab Obaja adalah
kitab nubuatan yang ditulis untuk menyatakan murka Allah yang hebat terhadap
Edom karena sukacita mereka atas penderitaan Yehuda dan untuk menyampaikan
firman Allah tentang hukuman yang akan datang atas Edom.
Obaja menubuatkan
hasil akhir dari tindakan Allah bagi orang Edom yaitu kebinasaan dan bagi umat
Allah Israel yaitu pembebasan pada hari Tuhan yang akan datang.
Kitab Obaja terdiri atas dua bagian utama. Di dalam bagian pertama Obaja 1:1-14, Allah mengungkapkan melalui sang nabi ketidaksenangan-Nya dengan Edom dan menuntut pertanggungjawaban karena dosa-dosa mereka, khususnya dosa kesombongan (karena perlindungan geografis) dan dosa sukacita atas jatuhnya Yehuda. Bagian kedua Obaja 1:15-21 bernubuat tentang kedatangan hari Tuhan ketika Edom dan semua musuh Allah akan dibinasakan, sedangkan umat Allah diselamatkan dan kerajaan-Nya menang.
Ciri-ciri Khas Kitab
Obaja:
1.
Kitab ini adalah kitab PL yang
paling pendek.
2.
Obaja menjadi salah seorang
dari tiga nabi yang dipanggil Allah untuk mengalamatkan berita tertulis mereka
hampir seluruhnya kepada bangsa lain dan bukan kepada Israel atau Yehuda.
(kedua nabi lain adalah Yunus dan Nahum).
3.
Ada banyak persamaan di antara
kitab Obaja dengan Yeremia 49:7-22.
4.
Kitab ini tidak dikutip atau
disebut dalam PB.
32.
YUNUS
Penulis:
Yunus
Tema:
Luasnya Kasih Sayang Allah yang Menyelamatkan
Tanggal
Penulisan: + 760 SM
Kitab Yunus
mengisahkan panggilan sang nabi untuk pergi ke Niniwe dan tanggapannya.
1.
Pasal 1 menceritakan
ketidaktaatan Yunus pada mulanya serta hukuman Allah sesudah itu. Tidak lama
kemudian Yunus menghadapi tindakan balasan Allah dalam bentuk badai besar di
Laut Tengah, dipermalukan karena ketahuan para pelaut sehingga dibuang ke laut.
Dengan takdir Tuhan telah tersedia seekor "ikan besar" yang siap
menyelamatkan hidupnya.
2.
Pasal 2 mengisahkan doa Yunus
dari ruangan unik di dalam perut ikan, ketika ia bersyukur kepada Allah karena
menyelamatkan hidupnya, berikrar untuk menaati panggilan Allah, lalu
dimuntahkan oleh ikan itu ke darat.
3.
Pasal 3 mengisahkan kesempatan
kedua bagi Yunus untuk pergi ke Niniwe dan pemberitaan amanat Allah kepada
penduduk kota itu. Dalam peristiwa kebangunan rohani satu kota yang paling
mengesankan dalam sejarah, raja Niniwe menyerukan agar seluruh kota berpuasa
dan bertobat, sehingga mereka diselamatkan dari hukuman Allah.
4. Pasal 4 berisi keluhan Yunus kepada Allah karena meluputkan kota yang memusuhi Israel ini. Dengan menggunakan pohon jarak, seekor cacing dan angin timur, Allah mengajarkan nabi-Nya yang marah-marah bahwa Dia senang menyediakan kasih karunia-Nya bagi setiap orang, bukan hanya Israel dan Yehuda.
Ciri-ciri Khas Kitab
Yunus:
1.
Kitab ini salah satu di antara
hanya dua kitab nubuat PL yang ditulis seorang nabi yang lahir dan dibesarkan
di kerajaan utara Israel (yang lain adalah Hosea).
2.
Kitab ini merupakan karya agung
gaya sastra cerita prosa yang singkat; hanya doa ucapan syukur Yunus ditulis
dalam bentuk syair.
3.
Kitab ini penuh dengan tindakan
adikodrati Allah, selain dari penetapan waktu badai yang diatur dan munculnya
si ikan besar, ada ponon jarak, seekor cacing dan angin timur, dan (yang paling
hebat) pertobatan seluruh kota Niniwe.
4.
Kitab ini berisi berita PL yang
terjelas bahwa kasih karunia Allah yang menyelamatkan adalah bagi orang bukan
Yahudi dan juga orang Yahudi.
33.
MIKHA
Penulis:
Mikha
Tema:
Hukuman dan Keselamatan Mesias
Tanggal Penulisan: + 740-710 SM
Nabi Mikha menulis
untuk memperingatkan bangsanya akan kepastian hukuman ilahi, menyebut dosa-dosa
yang membangkitkan kemarahan Allah dan meringkas firman nubuat Allah mengenai
Samaria dan Yerusalem. Dengan tepat dia menubuatkan kejatuhan Israel sebelum hal
itu terjadi pada tahun 722 SM. Kitab ini melestarikan berita nubuat Mikha yang
serius bagi angkatan terakhir Yehuda sebelum orang Babel datang menyerbu bangsa
itu. Kitab ini juga memberikan sumbangan penting kepada seluruh penyataan PL
tentang Mesias yang akan datang.
Kitab Mikha terdiri
atas berita yang terbagi tiga:
1.
menggugat Israel (Samaria) dan
Yehuda (Yerusalem) karena dosa-dosa khusus termasuk penyembahan berhala,
keangkuhan, penindasan orang miskin, suap-menyuap di antara pemimpin, ketamakan
dan keserakahan, kebejatan, dan agama yang hampa.
2.
mengingatkan bahwa hukuman
Allah akan datang karena dosa-dosa ini.
3.
menjanjikan bahwa damai
sejahtera, kebenaran dan keadilan sejati akan berlaku di masa depan ketika
Mesias memerintah.
Ciri-ciri Khas Kitab Mikha:
1.
Kitab ini memperjuangkan
kepentingan para petani sederhana yang menghadapi pemerasan oleh golongan kaya
yang angkuh, Nabi Mikha memberikan nasihat yang paling mengesankan tentang
tuntutan Tuhan bagi umat-Nya, "berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup
dengan rendah hati di hadapan Allahmu".
2.
Sebagian bahasa Mikha itu tegas
dan terus terang.
3.
Seperti nabi Yesaya, Mikha
mengungkapkan kesadaran yang tajam akan panggilan Allah dan pengurapannya oleh
Roh Kudus, "Aku ini penuh dengan kekuatan, dengan Roh Tuhan, dengan
keadilan dan keperkasaan, untuk memberitakan kepada Yakub pelanggarannya dan
kepada Israel dosanya".
4.
Kitab ini berisi salah satu
ungkapan terindah dalam Alkitab tentang kasih sayang dan kasih karunia
pengampunan Allah.
5. Kitab ini berisi tiga nubuat penting yang dikutip di bagian Alkitab lainnya tentang menyelamatkan hidup Yeremia, tentang tempat kelahiran Mesias dan yang dikutip Yesus sendiri (Matius 10:35-36).
34.
NAHUM
Penulis:
Nahum
Tema:
Kebinasaan Niniwe yang Menjelang
Tanggal Penulisan: + 630-620 SM
Nabi Nahum mempunyai
dua tujuan dalam kitab nubuat ini yaitu:
1.
Allah memakai dia untuk
memberitakan datangnya kebinasaan ibu kota Asyur, Niniwe, yang kejam dan jahat.
Tidak ada bangsa sekejam Asyur yang dapat berharap akan lolos dari hukuman
Allah.
2.
Pada saat bersamaan, Nahum
memberitakan penghiburan untuk umat Allah sendiri. Hiburan ini tidak diperoleh
karena melihat darah musuh yang tertumpah, tetapi karena mengetahui bahwa Allah
sedang menegakkan keadilan di dunia dan suatu hari akan mendirikan kerajaan
damai-Nya.
Kitab Nahum terdiri atas tiga rangkaian ucapan ilahi yang terpisah terhadap Asyur, khususnya ibu kota Niniwe; Pasal 1 berisi suatu uraian yang jelas dan terus-terang mengenai sifat Allah, khususnya kemurkaan, keadilan, dan kuasa-Nya. Pasal 2 menubuatkan hukuman Niniwe yang segera tiba dan melukiskannya dengan bahasa yang hidup. Pasal 3 mencatat secara singkat dosa-dosa Niniwe, menyatakan bahwa Allah itu adil dalam hukuman-Nya dan mengakhiri dengan membayangkan hukuman yang telah dilaksanakan.
Ciri-ciri Khas Kitab
Nahum:
1.
Nahum adalah satu dari
tiga kitab nabi PL yang beritanya nyaris
seluruhnya dialamatkan kepada bangsa asing (dua yang lain adalah Obaja dan
Yunus).
2.
Isi nubuat dan perbandingan
puitisnya ditekankan dengan kiasan yang amat jelas, gambaran kata yang hidup
serta bahasa yang paling berterus terang yang terdapat dalam Alkitab.
3.
Menyolok sekali bahwa tidak ada
nubuat kepada Yehuda tentang dosa-dosanya atau penyembahan berhala, mungkin
karena ditulis sementara gerakan pembaharuan Raja Yosia.
35.
HABAKUK
Penulis:
Habakuk
Tema:
Hidup Dengan Iman
Tanggal Penulisan: + 606 SM
Berbeda dengan
Yeremia rekan sezamannya, Habakuk tidak bernubuat kepada Yehuda yang sudah
murtad, ia malah menulis untuk menolong kaum sisa yang saleh di Yehuda memahami
cara-cara Allah dalam hubungan dengan bangsa mereka yang berdosa dan hukumannya
yang menjelang. Habakuk meyakinkan sesama orang percaya bahwa Allah akan
bertindak melawan semua kefasikan pada saat-Nya. Sementara itu, "orang
benar akan hidup oleh percayanya" dan bukan oleh pengertiannya, dan akan
"bersorak-sorak di dalam Tuhan" Allah Juruselamat mereka.
Habakuk Pasal 1-2
berisi pertanyaan-pertanyaan Habakuk yang membingungkan tentang cara-cara Allah
dan jawaban Allah kepadanya. Karena telah melihat demikian banyak kejahatan dan
penyembahan berhala di Yehuda.
Pertanyaan pertama
adalah bagaimana Allah dapat membiarkan umat-Nya yang pemberontak itu berbuat
begitu banyak dosa tanpa dihukum. Pertanyaan kedua Habakuk langsung menyusul:
bagaimana Allah dapat mengizinkan bangsa yang lebih jahat dan kejam daripada
Yehuda untuk menghukum mereka?
Di seluruh kitab ini, Habakuk mengungkapkan imannya dalam kedaulatan Allah dan dalam kepastian bahwa di dalam segala hal Allah itu adil. Penyataan kasih Allah untuk orang benar dan rencana- Nya untuk membinasakan Babel yang jahat membangkitkan sebuah nyanyian nubuat berupa pujian dan janji mengenai keselamatan di Sion.
Ciri-ciri Khas Kitab
Habakuk:
1.
Kitab ini tidak bernubuat
kepada Yehuda yang murtad, melainkan mencatat dari buku harian pribadi sang
nabi percakapan-percakapannya dengan Allah dan penyataan nubuat yang
mengikutinya.
2.
Kitab ini berisi paling sedikit
tiga bentuk bahasa sastra yang berbeda: "percakapan" di antara sang
nabi dengan Allah, ucapan nubuat "celaka" yang klasik dan suatu
nyanyian nubuat.
3.
Sang nabi menunjukkan tiga ciri
khas di tengah-tengah zaman kesengsaraan itu: pertanyaan secara jujur kepada
Tuhan, iman yang kokoh dan perhatian untuk kebangunan rohani.
4.
Penglihatan sang nabi akan
Allah dalam pasal 3 (#/TB Hab 3:1-19) termasuk yang paling megah dalam Alkitab,
mengingatkan kita akan penampilan Tuhan kepada bangsa Israel di Gunung Sinai.
5. Tidak ada seorang nabi PL-pun yang lebih fasih mengenai soal iman daripada Habakuk, bukan hanya melalui pernyataannya bahwa "orang benar akan hidup oleh percayanya", tetapi juga dalam kesaksian pribadinya.
36.
ZEFANYA
Penulis:
Zefanya
Tema:
Hari Tuhan
Tanggal Penulisan: + 630 SM
Nabi Zefanya
bernubuat dan menulis untuk memperingatkan Yehuda dan Yerusalem mengenai
datangnya hukuman Allah yang mengancam yang disebut "hari Tuhan yang
hebat". Zefanya juga menulis untuk membesarkan hati orang saleh bahwa
Allah kelak akan memulihkan umat-Nya, ketika itu Yehuda akan menyanyikan pujian
kepada Allah mereka yang adil, yang tinggal di antara mereka.
Sebagian besar kitab
ini adalah peringatan serius mengenai hukuman Allah yang akan datang. Zefanya
melihat datangnya hukuman yang meliputi seluruh dunia karena dosa-dosa umat
manusia, tetapi secara khusus ia memfokus pada hukuman yang akan menimpa Yehuda
karena dosanya. Zefanya menyampaikan nubuat yang mengimbau agar bangsa itu
bertobat dan mencari Tuhan dalam kerendahan hati sebelum keputusan itu
dilaksanakan.
Zefanya juga bernubuat mengenai datangnya hukuman atas lima bangsa asing: Filistia, Amon, Moab, Etiopia, dan Asyur.
Ciri-ciri Khas Kitab
Zefanya:
1.
Zefanya
adalah satu-satunya nabi yang memberikan asal keturunannya dengan cukup
terinci, mundur empat angkatan hingga Raja Hizkia.
2.
Kitab ini
menyajikan penyataan yang paling luas dalam PL mengenai "hari Tuhan"
yang mendatang.
3.
Kitab ini
menunjukkan bahwa umat Allah perlu dihadapkan dengan peringatan-
peringatan-Nya, dan juga dihibur dengan janji-janji-Nya.
4.
Kitab ini
berisi ajaran yang cukup rinci mengenai kaum sisa yang setia yang akan
dipulihkan pada hari lawatan Tuhan itu.
5.
Penyataan
Zefanya mengenai hari murka Allah yang akan datang atas orang jahat dan hari
keselamatan bagi umat-Nya menyumbang kepada penyataan PB tentang akhir zaman.
37.
HAGAI
Penulis:
Hagai
Tema:
Membangun Kembali Bait Suci
Tanggal Penulisan: 520 SM
Sepanjang waktu empat
bulan pada tahun 520 SM, Hagai memberitakan empat berita singkat yang tercatat
dalam kitab ini dengan tujuan untuk menasihati Zerubabel (gubernur) dan Yoshua
(imam besar) agar mengerahkan umat itu untuk membangun kembali Bait Suci dan
untuk memotivasi umat itu agar menata kembali hidup dan prioritas mereka untuk
melanjutkan tugas mereka secara sungguh-sungguh dengan berkat Allah.
Kitab ini berisi empat berita, yang masing-masing dibuka
dengan "firman Tuhan" :
1.
Hagai pertama-tama menegur para
mantan buangan itu karena lebih memperhatikan rumah mereka sendiri yang
dipapani dengan baik sedangkan rumah Allah masih merupakan reruntuhan.
2.
Hagai menasihati para pemimpin
untuk meneguhkan hatinya karena usaha mereka merupakan bagian dari gambaran
nubuat yang lebih luas dan "kemegahannya yang kemudian akan melebihi
kemegahannya yang semula"
3.
Berita Nabi Hagai memanggil
umat itu untuk hidup dalam ketaatan kudus.
4.
Nabi Hagai menubuatkan bahwa
Zerubabel melambangkan kesinambungan keturunan dan janji Mesias.
Ciri-ciri Khas Kitab Hagai:
1.
Beritanya merupakan firman
nubuat pertama yang terdengar di Yehuda sesudah pembuangan di Babel.
2.
Kitab ini adalah kitab
terpendek kedua dalam PL (hanya 38 ayat); yang paling pendek ialah kitab Obaja.
3.
Frase "beginilah firman
Tuhan semesta alam" (dan variasinya) terjadi 29 kali sehingga
menggarisbawahi pentingnya beritanya bagi kaum sisa yang kembali ke Yerusalem.
4.
Kitab ini mencatat nubuat PL
yang paling terus-terang mengenai kunjungan Allah di masa depan.
38.
ZAKHARIA
Penulis:
Zakharia
Tema:
Penyelesaian Terakhir Bait Suci dan Janji-Janji Mesias
Tanggal Penulisan: 520-470 SM
Tujuan ganda Nabi Zakharia
dalam menulis kitab ini adalah :
1.
Pasal 1-8 ditulis untuk
mendorong kaum Yahudi sisa agar melanjutkan pembangunan kembali Bait Suci dan
bertekun hingga tugas itu selesai.
2.
Pasal 9-14 ditulis untuk
memberi semangat kepada semua umat yang, setelah menyelesaikan pembangunan Bait
Suci, berkecil hati karena Mesias tidak tampak segera, dan untuk menyatakan
arti sebenarnya bila Mesias datang.
Bagian pertama Kitab
Zakharia dimulai dengan menasihati orang Yahudi untuk kembali kepada Tuhan
supaya Ia bisa kembali kepada mereka. Sementara mendorong umat itu untuk
menyelesaikan pembangunan kembali Bait Suci, nabi Zakharia menerima delapan
penglihatan yang meyakinkan masyarakat Yahudi di Yehuda dan Yerusalem bahwa
Allah memperhatikan umat-Nya dan memerintah atas nasib mereka di masa depan
Bagian kedua Kitab Zakharia berisi dua kumpulan nubuat akhir zaman, masing-masing didahului dengan istilah "ucapan ilahi”.
Ciri-ciri Khas Kitab
Zakharia:
1.
Inilah kitab yang paling
bersifat Mesias dari semua kitab PL karena banyaknya acuan yang jelas mengenai
Mesias terjadi dalam 14 pasal.
2.
Di antara para nabi kecil,
kitab ini berisi nubuat-nubuat yang paling rinci dan lengkap mengenai
peristiwa-peristiwa akhir zaman.
3.
Kitab ini menunjukkan perpaduan
peranan imam dan nabi dalam sejarah Israel.
4.
Lebih daripada kitab PL
lainnya, semua penglihatan dan bahasa lambangnya paling menyerupai kitab-kitab
penyataan (apokaliptis) Daniel dan Wahyu.
5.
Kitab ini mencatat suatu contoh
berani dari ejekan ilahi dalam nubuat tentang pengkhianatan Mesias untuk 30
keping perak.
6. Nubuat Zakharia mengenai Mesias dalam pasal 14 sebagai Raja-Pahlawan Perang agung yang memerintah di Yerusalem menjadi nubuat PL yang menakjubkan.
39.
MALEAKHI
Penulis:
Maleakhi
Tema:
Aneka Tuduhan Allah Terhadap Yudaisme Pascapembuangan
Tanggal
Penulisan: Sekitar 430-420 SM
Ketika Nabi Maleakhi
menulis, orang Yahudi pasca pembuangan di Palestina kembali mengalami kesusahan
dan kemunduran rohani. Orang-orang telah menjadi sinis, meragukan kasih dan
janji-janji Allah, menyangsikan keadilan-Nya dan tidak percaya lagi bahwa
ketaatan kepada perintah-Nya itu berguna. Seiring dengan memudarnya iman, maka
pelaksanaan ibadah menjadi otomatis dan tidak berperasaan. Mereka juga acuh tak
acuh terhadap tuntutan hukum Taurat dan bersalah karena berbuat bermacam-macam
dosa terhadap perjanjian. Maleakhi memperhadapkan para imam dan umat itu dengan
panggilan kenabian untuk bertobat dari dosa-dosa dan kemunafikan agama mereka
sebelum Allah datang tiba-tiba dengan hukuman, untuk menyingkirkan semua
rintangan ketidaktaatan yang menghalangi arus kemurahan dan berkat Allah dan
untuk kembali kepada Tuhan dan perjanjian-Nya dengan hati yang tulus dan taat.
Kitab ini terdiri dari enam "Ucapan ilahi: Firman Tuhan kepada Israel dengan perantaraan Maleakhi"
"Ucapan
ilahi" Tuhan melalui Maleakhi adalah sebagai berikut:
1.
Allah menegaskan kasih
perjanjian-Nya kepada Israel (Maleakhi 1:2-5).
2.
Menuduh para imam karena mereka
menjadi penjaga tidak setia dari hubungan perjanjian di antara Allah dengan
Israel (Maleakhi 1:6-2:9).
3.
Menegur umat itu karena
melanggar perjanjian yang dibuat dengan leluhur mereka (Maleakhi 2:10-16).
4.
Mengingatkan Israel akan
kepastian hukuman Allah karena berdosa terhadap perjanjian (Maleakhi 2:17-3:6).
5.
Memanggil seluruh masyarakat
Yahudi pascapembuangan di Palestina untuk bertobat dan berbalik kepada Tuhan
supaya mereka sekali lagi dapat diberkati oleh-Nya (Maleakhi 3:7-12).
6.
Mengacu kepada "kitab
peringatan" Allah mengenai orang-orang yang takut akan Dia dan menghormati
nama-Nya (Maleakhi 3:13-18).
Ciri-ciri Khas Kitab Maleakhi:
1.
Kitab ini dengan hidup
melukiskan pertemuan antara Allah dengan umat-Nya, sebagian besar dengan
memakai kata ganti orang pertama.
2.
Kitab ini mengutamakan metode
tanya-jawab dalam menyampaikan amanat kenabian, berisi tidak kurang dari 23
pertanyaan yang diajukan timbal-balik di antara Allah dan umat-Nya.
3.
Sesudah Maleakhi, nabi PL
terakhir, terdapat 400 tahun tanpa ada suara nabi yang utama di Israel.
Ketiadaan seorang nabi utama selama itu kemudian berakhir dengan datangnya
Yohanes Pembaptis, yang menurut nubuat Maleakhi akan mempersiapkan jalan bagi
Mesias (Maleakhi 3:1).
4.
Istilah "Tuhan semesta
alam" dipakai 20 kali dalam kitab yang singkat ini.
5.
Berisi nubuat terakhir (yang
mengakhiri berita kenabian PL) menubuatkan bahwa pada suatu hari Allah akan
mengirim roh Elia untuk memulihkan bapa-bapa saleh yang kuat di Sion,
bertentangan dengan kecenderungan sosial di mana keluarga makin berantakan (Maleakhi
4:5-6).
Dirangkum dan dikutip dari:
Modul Mata Kuliah Bibliologi
Missi 3 Sejarah,
Bambang Eko Putranto, Sekolah
Tinggi Missiologia Yogyakarta, 2006.
http://www.sarapanpagi.org/pengantar-perjanjian-lama-vt1671.html
Stamps, Donald C. Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, Malang:
Gandum Mas, 2010. Pengantar Kitab-kitab PL.
Comments
Post a Comment