PENGANTAR PERJANJIAN LAMA

I.            PENDAHULUAN

Umat Kristen pada umumnya dapat menerima Alkitab Perjanjian Baru (PB) dengan mudah karena Alkitab PB adalah dokumen yang memberi kesaksian tentang kehidupan, kematian dan kebangkitan dan pengajaran Kristus yang penuh kuasa serta sejarah pendirian gereja- Nya. Tetapi, bagaimana dengan Perjanjian Lama? Sering umat Kristen bertanya, apakah gunanya mempelajari kitab-kitab Perjanjian Lama? Bukankah PL lebih banyak berbicara tentang cerita usang dari sejarah bangsa Yahudi (Israel) dan tentang raja-raja dan nabi-nabi dan tokoh-tokoh yang tidak ada hubungan langsung dengan kita sekarang? Dapatkah kita menerima keseluruhan PL sebagai Firman Allah yang berotoritas mutlak dalam hidup kita?

Pendekatan pada studi Alkitab yang telah terbukti berhasil dalam menggambarkan kesatuan yang menyeluruh ini ialah tipologi atau ajaran tentang lambang-lambang, suatu studi persesuaian di antara unsur-unsur tertentu dari kedua perjanjian. Meski cara ini sering kali menjadi bahan olok-olok dan mengakibatkan penafsiran yang berlebihan terhadap hal-hal kecil, tetapi kalau dapat dipahami dengan benar maka pendekatan ini akan menolong dalam menggarisbawahi perkembangan dari ungkapan Allah yang konsisten dan historis. Artinya, peristiwa atau objek dalam Perjanjian Lama meskipun tetap memiliki makna yang utuh dalam keseluruhan konteks Alkitab, namun artinya diperluas melalui tampilnya padanan (dan penggenapan) dalam Perjanjian Baru.

Perjanjian Lama Penting untuk dipelajari karena:

a. Perjanjian Lama adalah Bagian dari Rencana Allah

Cara Allah menyatakan Diri-Nya kepada manusia adalah dengan memberikan Penyataan Umum dan Penyataan Khusus, yaitu melalui alam, sejarah, hati nurani manusia dan juga melalui Firman dan Anak-Nya, Yesus Kristus. Di dalam Penyataan-penyataan inilah Allah menyatakan Diri-Nya dan rencana-Nya kepada manusia (Rom 1:19-20; Yes. 52:10).

Dengan mempelajari PL, maka kita akan melihat bagaimana Allah secara progresif menyatakan Diri-Nya untuk dikenal; pertama melalui bangsa pilihan-Nya (Israel) dan selanjutnya melalui orang- orang yang dipilih-Nya pada masa Perjanjian Baru , yaitu orang-orang yang percaya kepada Kristus.

b. Perjanjian Lama adalah Bukti akan Kedaulatan dan Kesetiaan Allah

Allah turut bekerja dalam sejarah, termasuk ketika Israel tidak taat, tetapi Allah tetap setia pada janji-Nya (Rom 3:3). Oleh karena itu kitab-kitab PB tidak mungkin dilepaskan dari PL; Allah PB adalah juga Allah PL yang setia melaksanakan rencana kedaulatan-Nya (keselamatan) bagi umat pilihan- Nya. 

c. Perjanjian Lama adalah Firman Allah

Mengakui bahwa PL adalah Firman Allah adalah bagian yang penting dari iman Kristen, karena apabila kita mengakui otoritasnya maka berarti kita bersedia tunduk pada otoritas tersebut.

Tuhan Yesus mengakui otoritas PL secara penuh, terbukti jelas dalam kitab-kitab Injil bagaimana Yesus selalu mengutip PL untuk menunjukkan dasar otoritas dan pengajaran-Nya. Sikap Yesus yang menjunjung tinggi PL cukup menjadi bukti bahwa PL memiliki otoritas sebagai Firman Allah.

Allahlah yang memberi inspirasi kepada para penulis PL. Itulah sebabnya sekalipun para penulis PL hidup pada jaman dan latar belakang yang berbeda, berita yang mereka sampaikan tidak ada yang saling bertentangan, malah sebaliknya memberikan satu benang merah berita yang menunjuk pada karya keselamatan Allah.

Secara praktis terbukti bahwa kitab-kitab PL telah menjadi standard kebenaran dan memberikan manfaat yang sanggup mengubah kehidupan manusia, karena Allahlah yang ada dibalik penulisan itu.

d. Perjanjian Lama berisi Nubuatan bagi Perjanjian Baru

Kitab-kitab dalam PL banyak menunjuk pada nubuatan-nubuatan yang akhirnya digenapi pada masa PB (Mat. 9:31; Luk 24:44; Rom 10:4). Keseluruhan dan kelengkapan berita keselamatan harus dimulai dari PL dan diakhiri dengan PB; sehingga jelas keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan. Oleh karena itu PL harus dipelajari sebagai sumber dan landasan untuk mengerti penggenapan rencana agung Allah.

Perjanjian lama sering dikutip oleh Perjanjian Baru. Ada kurang lebih 2650 kutipan dari Perjanjian Lama dalam Perjanjian Baru, yaitu kurang lebih 350 kutipan langsung, dan 2300 kutipan tidak langsung, serta persamaan bahasa. Dengan kata lain, terdapat rata- rata satu kutipan Perjanjian Lama dalam setiap tiga ayat Perjanjian baru. Kitab Yesaya dan mazmur paling sering dikutip (masing-masing lebih dari 400 kali); dan hanya kitab Kidung Agung yang tidak dikutip dalam Perjanjian Baru.

Perjanjian lama merupakan dasar untuk pengertian Perjanjian baru antara lain: dari segi bahasa (Perjanjian Baru ditulis dalam sejenis bahasa Yunani yang banyak dipengaruhi oleh bahasa-bahasa Perjanjian Lama);-          dari segi sejarah (sejarah Perjanjian lama dilanjutkan oleh sejarah Perjanjian Baru); dan dari segi teologi (tema-tema teologi Perjanjian lama, seperti penciptaan, dosa, hukuman, pertobatan, kurban, keselamatan dan sebagainya menjadi dasar teologi Perjanjian Baru).

II.          SEJARAH SINGKAT PERJANJIAN LAMA

Sejarah PL bukanlah cerita-cerita usang belaka dari suatu bangsa yang hanya rekaan manusia. Sejarah PL adalah kisah dari sebuah bangsa yang betul-betul ada di dunia, yang telah dipilih Allah untuk menjadi saluran kasih-Nya. Setiap kejadian yang ada dalam sejarah PL merupakan sebuah mata rantai sejarah Keselamatan. Alkitab PL bukan saja meliputi cerita kronologis bangsa Israel dari permulaan pemilihan sampai jaman Yesus Kristus, tapi adalah sejarah pekerjaan Allah yang terus menerus dinyatakan di dalam kehidupan orang-orang Israel agar mereka mengerti tujuan pekerjaan dan rencana karya Allah untuk keselamatan mereka serta menjadikan mereka rekan kerja Allah. Allah yang panjang yang saling menyambung, karena kisah yang ada dalam PL tersebut satu dengan yang lain memiliki hubungan/kaitan yang sangat erat, baik hubungan sebagai kelanjutan cerita, tapi juga hubungan akan penggenapan atas nubuat yang telah diberikan sebelumnya.

Dari peristiwa-peristiwa yang disusun secara kronologis maka terlihatlah suatu benang merah berita inti dalam seluruh sejarah umat manusia, yaitu Sejarah Keselamatan yang Allah anugerahkan kepada manusia. Manusia yang telah jatuh dalam dosa dan terputus hubungan dengan Allah diberikan pengharapan baru; dan pada setiap generasi, sejarah mencatat, Allah selalu mengulangi panggilan-Nya agar manusia berbalik dan menerima keselamatan yang dari Tuhan.

 III.            STRUKTUR MASYARAKAT PERJANJIAN LAMA

Keluarga adalah unit utama dalam struktur masyarakat PL, karena memang sejak dari semula Allah memulai rencana penebusan-Nya melalui satu keluarga, yaitu keluarga Abraham. Dan melalui keluarga Abraham inilah Allah memanggil keluar umat-Nya untuk membina suatu hubungan yang istimewa dengan Dia, yang dikokohkan dengan membuat suatu Perjanjian (Covenant). Itu sebabnya anggota yang termasuk dalam Perjanjian ini adalah mereka yang disebut sebagai "keturunan" (secara jasmani) Abraham - dan selanjutnya keturunan Ishak dan Yakub (Im. 26:42,45). Kata "keturunan" ini (Ibr. 'ab' artinya bapak) muncul seribu dua ratus kali dalam PL. Konsep "keturunan" secara fisik sangat penting bagi bangsa Israel, karena disitulah ikatan keanggotaan dalam Perjanjian didasarkan.

 a.      Keluarga

Dasar pelembagaan keluarga diletakkan oleh Allah sendiri dalam Kej. 2, sebagai kesatuan ikatan yang permanen antara seorang laki-laki dan seorang perempuan. Namun demikian, dalam PL sering kali keluarga bukan hanya terdiri dari suami, istri dan anak-anak, karena (tergantung dari konteksnya) yang dimaksud keluarga dalam PL lebih cenderung sebagai perluasan keluarga, yaitu suami, istri, anak-anak (sampai dua/tiga generasi), budak-budaknya dan termasuk juga keluarga dekat lain yang tinggal bersama, bahkan kadang seluruh suku juga disebut sebagai satu keluarga (1 Taw.13:14).

b.      Lembaga Perkawinan

Ikatan permanen antara seorang laki-laki dan seorang perempuan dalam perkawinan yang diresmikan oleh Allah sendiri sebelum kejatuhan manusia dalam dosa (Kej. 1:26-27). Perkawinan dalam PL diterima sebagai suatu norma umum. Hubungan permanen perkawinan/pernikahan yang harmonis yang diciptakan oleh Allah ini rusak setelah manusia jatuh dalam dosa. Dan sejak itu, institusi pernikahan menjadi kabur dan akibatnya manusia lebih cenderung untuk merusak daripada mempertahankannya. Dalam seluruh PL ada ditunjukkan bentuk-bentuk penyelewengan pernikahan yang dilakukan oleh nenek moyang bangsa Israel, misalnya dalam praktek-praktek poligami dan perceraian .

1.      Suami

Dalam masyarakat PL, suami mempunyai kedudukan sebagai "tuan" yang memerintah atas istri dan anak-anak dan keluarga anak- anaknya, juga seluruh anggota keluarga yang lain dan budak- budaknya. Tapi pada sisi yang lain, suami juga menjadi penangungjawab atas semua tindakan yang dilakukan oleh seluruh anggota keluarganya. Silsilah keluarga PL diurutkan dengan mengikuti keturunan dari suami, karena suamilah yang memberi identitas dan nama bagi keluarganya. Itu sebabnya dalam hukum Israel disebutkan berbagai peraturan untuk melindungi kelangsungan keluarga (Im. 25:47-49; Yer. 32:68; Ruth 2,3,4). Suami PL juga mempunyai fungsi sebagai imam bagi keluarganya. Ia diharapkan memimpin seluruh keluarganya dalam mengikuti perayaan-perayaan keagamaan Yahudi. Seluruh tanggungjawab pendidikan anak-anak, khususnya anaknya laki-laki juga ada di tangannya.

2.      Istri

Amsal 31 menceritakan secara panjang lebar tentang tugas-tugas seorang istri yang berbudi dan ideal. Dari tugas yang begitu banyak itu, tugas utama istri adalah untuk menghasilkan keturunan. Tapi itu bukan berarti tugas satu-satunya. Dari Amsal 31 dapat diambil kesimpulan bahwa istri PL tidak hanya melakukan tugas yang sehubungan dengan anak-anak dan rumah saja, Alkitab pada dasarnya memberikan tanggung-jawab yang besar bagi istri PL untuk menguasai bidang- bidang lain di luar rumahnya. Dalam perkawinan Yahudi, istri dengan kerelaan menundukkan diri di bawah suaminya dan mengambil kedudukan sebagai "penolong" (Kej, 2:18). Pendidikan anak sampai usia lima tahun adalah tanggung jawab ibu, namun kemudian anak laki-laki akan dididik oleh ayahnya, sedangkan anak perempuan akan diajar oleh ibunya bagaimana menjadi seorang istri dan ibu yang sukses. Kesuksesan istri menjalankan keluarga seringkali menjadi ukuran bagaimana suami Yahudi akan dihormati di antara para pemimpin Israel.

3.      Anak-anak

Anak-anak adalah berkat dari Tuhan, buah yang diharapkan dari perkawinan. Itu sebabnya keluarga PL selalu mengharapkan sebuah keluarga yang besar. Merupakan suatu dukacita dan aib bagi keluarga PL yang tidak dikaruniai anak, seperti peristiwa yang menimpa Sara dan Hana. Sebaliknya banyak puji-pujian yang ditujukan bagi wanita yang melahirkan banyak anak (Maz. 128). Ulangan 6:4-9 merupakan perintah langsung dari Tuhan akan pentingnya pendidikan anak.

Anak laki-laki dalam keluarga Yahudi adalah tumpuan harapan bagi pemeliharaan masa tua orang tuanya, yaitu supaya mereka mendapat penguburan yang layak. Anak sulung dalam keluarga Yahudi, baik laki-laki maupun perempuan, mendapat tempat yang istimewa. Sepanjang hidupnya ia akan dituntut untuk memiliki tanggung jawab yang lebih besar atas tindakannya dan tindakan saudara- saudaranya yang lain.

c.       Strata Dalam Masyarakat PL

Perbedaan strata dalam masyarakat PL secara umum dibedakan menjadi kelompok masyarakat yang berpengaruh yaitu para tua-tua agama dan kepala rumah tangga, penduduk asli setempat, penduduk asing, pekerja upahan, pedagang dan budak-budak.

d.      Sistem Ibadah PL

Penyembahan yang dilakukan oleh bangsa Israel kepada Allah Yahweh, Israel sendiri sebenarnya mempunyai cara-cara ritual yang telah dipelihara sejak masa Adam dan Hawa, juga Kain dan Habel. Dari contoh-contoh itu jelas bahwa Allah menerima penyembahan manusia (Kej. 4:6). Tidak dikatakan dengan jelas oleh Alkitab mengapa mereka harus memberikan korban persembahan, tapi dari konteks Kejadian 4, terlihat bahwa persembahan itu diberikan sebagai ucapan syukur atas pemeliharaan Tuhan yang disertai dengan harapan bahwa Allah akan senantiasa memelihara mereka di hari-hari kemudian. Tetapi Alkitab juga tidak menjelaskan mengapa Allah menerima persembahan Habel tetapi Kain tidak. Tapi inilah pertama kali disebutkan dalam Alkitab korban persembahan memakai binatang. Dan sejak itu persembahan binatang dipakai sebagai korban bakaran untuk menjadi salah satu tata upacara yang dilakukan dalam ibadah.

Pada masa Musa penyembahan kepada Allah tidak lagi dilakukan di tanah terbuka, tapi di kemah pertemuan Bait Suci, sedangkan penjelasan secara lengkap diberikan dalam Kel. 27:1-3, sesuai perintah yang diterima Musa dari Allah, dan Musa sendiri bertindak sebagai imam, menjadi perantara antara Allah dan umat Israel. Pada masa iman-iman, bangsa Israel telah memiliki kelompok imam yang dipilih dari keturunan keluarga Harun, suku Lewi, yang bertugas untuk mengatur tata ibadah kepada Allah. Kitab Imamat mencatat berbagai macam peraturan tata ibadah bagi bangsa Israel. Tidak selalu bangsa Israel melakukan ibadah yang benar, karena ibadah yang sejati bukanlah tergantung dari tempat dan tata caranya tetapi dari sikap hati yang benar.

Tapi sering kali bangsa Israel tidak memiliki hati yang tertuju kepada Tuhan, sehingga tata ibadahpun tidak ada gunanya. Ketika akhirnya bangsa Israel dihukum karena telah meninggalkan Tuhan, dan Tuhan menyerahkan mereka sebagai tawanan kepada bangsa- bangsa lain, barulah bangsa Israel menyadari betapa pentingnya kembali beribadah kepada Tuhan dan memelihara Taurat-Nya.

e.       Sistem Pendidikan PL

Keluarga menjadi pusat dimana pendidikan diberikan pada masa PL, khususnya oleh mereka yang telah berumur. Sumber bijaksana dan pengetahuan, dipercaya oleh bangsa Israel, didapatkan dari pertambahan umur seseorang. Oleh karena itu orang-orang muda akan belajar segala sesuatu dari orang-orang tua (tua-tua) yang ada di sekitar mereka. Keluarga memiliki tanggung jawab penuh bagi pendidikan anak-anaknya, khususnya pendidikan rohani. Tidak ada pilihan untuk mereka menyerahkan pendidikan ini kepada orang lain karena alasan kesibukan.

Jika seorang anak Yahudi mendapat didikan dari orang lain selain ayahnya sendiri, maka ia juga akan memanggilnya "ayah". Hal pertama yang diajarkan kepada mereka adalah pelajaran tentang sejarah bangsa Israel, dalam bentuk kredo-kredo dimana inti sari sejarah Israel telah diformulakan. Dan untuk itu anak harus menghafal luar kepala selama satu tahun. Namun demikian pada dasarnya tidak ada sekolah formal pada masa PL. Anak belajar bersama dengan orang tuanya dan orang dewasa yang lain dengan terlibat dalam urusan kehidupan sehari-hari. Mereka bertanya dan belajar sepanjang kehidupan mereka melalui setiap kesempatan yang datang, dan orang tua akan selalu siap memberikan penjelasan.

IV.            KRONOLOGI SEJARAH PERJANJIAN LAMA

Garis besar kronologi di dalam Alkitab Perjanjian Lama, dibagi menjadi beberapa lingkup masa yang menunjukkan beberapa peristiwa – peristiwa penting pada jaman itu yaitu:

1.      Jaman Kejadian sampai dengan jaman Abraham, dari  permulaan waktu sampai sekitar tahun 2000 SM (Kejadian 1 – 11). Yaitu jaman dimana Allah mulai menciptakan dunia dan segala kesempurnaannya sebagai tempat kediaman manusia, karena manusia jatuh kedalam dosa maka Allah memulai missi mempersiapkan jalur keselamatan bagi manusia melaui benih wanita dan memberikan janji keselamatan pertama kepada manusia (Kejadian 3:15). Beberapa peristiwa penting yang terjadi pada jaman itu adalah:

-          Kisah penciptaan dunia dan manusia (Kejadian 1 – 2)

-          Kejatuhan manusia ke dalam dosa (Kejadian 3)

-          Kisah Kain dan Habel (Kejadian 4)

-          Air bah (Kejadian 6 – 9)

-          Menara babel dan kekacauan bahasa – bahasa manusia (Kejadian 11).

2.      Jaman Abraham sampai dengan jaman Musa sekitar tahun 2000 SM sampai 1500 SM (Kejadian 12 – 50). Yaitu jaman ketika Allah mulai memanggil Abraham dan mulai mempersiapkan keluarga Abraham menjadu suatu bangsa yang besar dan dipilih Allah menjadi jalur kedatangan Mesias. Beberapa peristiwa penting yang terjadi pada jaman itu adalah:

-          Abraham dipanggil Allah dan kisah pengembaraannya
(Kejadian 12 – 25).

-          Ishak sebagai anak perjanjian Allah kepada Abraham
 (Kejadian 25 – 26).

-          Yakub dan kedua belas anaknya (Kejadian 27 – 36).

-          Yusuf menyelamatkan keluarganya dari bahaya kelaparan
(Kejadian 37 – 50).

-          Bangsa Israel di Mesir (Kejadian 46 – 50; Keluaran 1).

3.   Jaman Keluaran sekitar tahun 1500 SM sampai dengan tahun 1460 SM (kitab Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan). Yaitu jaman dimana Allah memakai Musa untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir dan mengulang perjanjian-Nya kepada Abraham bahwa keturunan Abraham akan tinggal di tanah perjanjian yaitu tanah Kanaan. Beberapa peristiwa penting yang terjadi pada jaman itu adalah;

-          Musa dipilih dan dipanggil Allah (Keluaran 1 – 4).

-          Bangsa Israel keluar dari Mesir (Keluaran 5 – 18).

-          Peristiwa di gunung Sinai dan Allah mulai memberikan hukum – hukum-Nya kepada bangsa Israel (Keluaran 19 – 40, Imamat)

-          Penggembaraan bangsa Israel di padang gurun (Bilangan)

-          Persiapan masuk ke Kanaan (Ulangan).

4.      Jaman bangsa Israel mulai masuk ke tanah perjanjian dan Kanaan ditaklukkan sekitar tahun 1460 SM sampai dengan tahun 1450 SM (Kitab Yosua). Yaitu jaman dimana Allah menolong bangsa Israel untuk  menaklukkan Kanaan dan memberikan tanah perjanjian kepada bangsa Israel. Beberapa peristiwa penting yang terjadi pada jaman itu adalah:

-          Bangsa Israel masuk ke Kanaan (Yosua 5).

-          Bangsa Israel merebut kota Yeriko (Yosua 6).

-          Bangsa Israel menaklukkan Ai (Yosua 7 – 8).

-          Hukum taurat disyahkan (Yosua 8).

-          Pembagian tanah Kanaan kepada suku – suku Israel (Yosua 9 – 24).

5.      Jaman hakim – hakim sekitar tahun 1450 SM sampai dengan tahun 1102 SM (kitab Hakim – hakim dan Rut). Yaitu jaman dimana Allah memelihara bangsa Israel melalui pemerintahan hakim – hakim selama 300 tahun. Beberapa peristiwa penting yang terjadi pada jaman itu adalah:

-          Jaman Teokrasi dan hakim – hakim (Hakim – hakim 1 – 2).

-          Jaman Otniel, Ehud, Samgar dan Debora bersama Barak sebagai kelompok hakim yang pertama (hakim – hakim 3 – 5).

-          Jaman Gideon, Abimelekh, Tola, dan Yair sebagai kelompok hakim yang kedua (Hakim – hakim 6 – 10:5).

-          Jaman Yefta, Ebzan, Elon dan Abnon sebagai kelompok hakim yang ketiga (hakim – hakim 10:6 – 12).

-          Jaman Simson, Eli, Samuel dan Rut (Hakim – hakim 13 – 21 dan kitab Rut).

6.      Jaman Kerajaan Israel sekitar tahun 1102 SM sampai tahun 982 SM (Kitab 1&2 Samuel, 1&2 Raja – raja, 1&2 Tawarikh, Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkothbah dan Kidung Agung). Yaitu jaman dimana Allah mulai memerintah bangsa Israel melalui raja – raja. Beberapa peristiwa penting yang terjadi pada jaman itu adalah:

-          Munculnya kerajaan Israel.

-          Pemerintahan raja Saul.

-          Pemerintahan raja Daud.

-          Pemerintahan raja Salomo.

-          Jaman kejayaan Israel.

7.      Jaman pecahnya kerajaan Israel menjadi dua kerajaan, terjadi sekitar tahun 982 SM sampai dengan tahun 722 SM. Peristiwa ini tertulis di dalam kitab 1&2 Samuel, 1&2 Raja – raja, 1&2 Tawarikh, Yesaya, Yeremia, Ratapan, Yehezkiel, Daniel, Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk dan Zefanya. Pada jaman Allah membagi Kerajaan Israel menjadi 2 kerajaan, Kerajaan Utara (Kerajaan Israel) dan Kerajaan Selatan (Kerajaan Yehuda) dikarenakan terjadinya kemunduran secara drastis ketika raja Rahabeam (Putra Salomo) memerintah sehingga terjadi pemberontakan beberapa suku Israel bagian Utara. Allah memilih Yehuda (Kerajaan Selatan) sebagai jalur kedatangan Mesias karena janji-Nya kepada raja Daud.  Beberapa peristiwa penting yang terjadi pada jaman itu adalah:

-          Kemunduran Kerajaan Israel menyebabkan pecahnya Kerajaan Israel.

-          Israel sebagai Kerajaan Utara

-          Yehuda sebagai Kerajaan Selatan

-          Hubungan antar kedua kerajaan yang tidak harmonis, namun semua dikasihi Tuhan. Allah juga tetap menjalankan missi keselamatan-Nya melalui keluarga Daud apapun yang terjadi.

8.      Jaman Kerajaan Yehuda sendiri, terjadi sekitar tahun 722 SM sampai dengan tahun 587 SM. Peristiwa ini tertulis di dalam kitab 1&2 Samuel, 1&2 Raja – raja, 1&2 Tawarikh, Yesaya, Yeremia, Ratapan, Yehezkiel, Daniel, Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk dan Zefanya. Pada jaman ini Kerajaan Selatan (Kerajaan Yehuda) dipilih Allah dan dipersiapkan untuk menerima tentang kedatangan Mesias Sang Juruselamat, karena Kerajaan Yehuda masih menyatakan kesetiaan mereka kepada Tuhan.Beberapa catatan penting terjadi pada jaman itu adalah:

-          Kerajaan Yehuda masih bertahan karena memiliki kesetiaan kepada Tuhan, pengaruh nabi Yesaya, pengaruh Raja Hizkia dan Tuhan lebih bersabar karena Ia akan memakai keturunan Daud sebagai jalur kedatangan Mesias.

-          Empat raja Yehuda yang terpenting adalah Raja Hizkia, Raja Manasye, Raja Amon, Raja Yosia.

-          Empat raja yehuda yang terakhir adalah Raja Yoahas, Raja Yoyakim, Raja Yoyakhin dan Raja Zedekia.

-          Nabi – nabi pada jaman itu adalah Nabi Nahum, Nabi Zefanya, Nabi Habakuk dan Nabi Yeremia.

-          Kerajaan Yehuda diserang oleh Kerajaan Babel dan ditawan sebanyak tiga kali dan yang terakhir pada tahun 587 SM, Yerusalem dan bait Allah dihancurkan, rajanya ditawan dan Yerusalem ditinggalkan dalam keadaan yang menyedihkan.

9.    Jaman pembuangan ke Babel, terjadi sekitar tahun 587 SM sampai dengan tahun 538 SM. Adalah jaman dimana Allah menghukum bangsa Israel (Kerajaan Yehuda) karena telah memberontak kepada Allah dan melakukan penyembahan berhala. Peristiwa ini tertulis di dalam kitab 1&2 Samuel, 1&2 Raja – raja, 1&2 Tawarikh, Yesaya, Yeremia, Ratapan, Yehezkiel, Daniel, Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk dan Zefanya. Beberapa catatan penting yang terjadi pada jaman itu adalah:

-  Penawanan dan pembuangan terjadi karena dosa dan kedurhakaan seluruh rakyat dan ketidaktegasan raja – rajanya.

-          Tempat penawanan adalah kerajaan Babilonia.

-          Kebiasaan pada waktu itu adalah ketika sebuah kerajaan menyerang kerajaan lain maka kerajaan yang kalah akan membunuh seluruh rakyat dan rajanya, menghancurkan seluruh bangunan serta merampas seluruh harta bendanya. Tetapi pemeliharaan Tuhan terjadi pada Bangsa Yehuda, di dalam penawanan mereka tidak mengalami hal – hal tersebut di atas. Bahkan orang – orang yang pandai dapat menduduki jabatan penting dalam kerajaan seperti Danie, Mordekhai dan Nehemia.

-          Tuhan tetap mengirimkan nabi – nabiNya pada jaman pembuangan/penawanan untuk menguatkan bangsa Yehuda seperti nabi Yehezkiel dan Daniel.

Pada waktu pembuangan di Babilonia ini, Bangsa Israel juga tercerai berai ke seluruh dunia. Ketika bangsa Israel hidup di tengah-tengah bangsa kafir yang tidak mengenal Tuhan, bangsa Israel disadarkan akan pentingnya mempertahankan iman, menyembah Allah yang monotheisme, mentaati Hukum Taurat, rasa nasionalisme menjadi kuat dan pendidikan dikembangkan (khususnya pendidikan agama) serta pengharapan pada Mesias menjadi besar. Sebab melalui bangsa inilah Allah menyediakan jalan yang sangat baik untuk melihara kelangsungan sejarah keselamatan yang dijanjikan-Nya bagi umat manusia.

10.  Jaman pengembalian, terjadi sekitar tahun 538 SM sampai dengan tahun 391 SM. Pada masa itu Allah memulangkan kembali bangsa Israel ke tanah Kanaan. Bangsa Babilonia jatuh ke tangan bangsa Persia, dan mengijinkan orang-orang Yahudi kembali ke tanah air mereka dan membangun kembali Bait Allah serta kota Yerusalem.Peristiwa ini di tulis dalam kitab Ezra, Nehemia, Ester, Hagai, Zakaria, dan Maleakhi. Beberapa peristiwa penting yang terjadi pada jaman itu adalah:

-          Pada waktu itu Raja Koresy menjadi raja Persia yang lebih cenderung memihak kepada bangsa – bangsa asing sehingga bangsa Israel secara resmi dapat kembali ke tanah airnya.

-          Zerubabel, seorang keturunan Daud memimpin rombongan pertama sekitar 42.500 orang untuk kembali ke Yerusalem pada tahun 538 SM dan memiliki misi untuk membangun kembali Bait Allah yang telah dihancurkan.

-          Ezra, seorang nabi yang memimpin rombongan kedua kembali ke Yerusalem dan bergabung dengan rombongan yang pertama memerangi para penyembah berhala di Kanaan.

-          Nehemia, seorang pejabat kerajaan Persia memimpin pembangunan kembali tembok Yerusalem yang telah dihancurkan hanya dalam 52 hari dan membawa rombongan yang ketigakembali ke Yerusalem.

-          Nabi – nabi yang ada pada saat itu adalah Nabi Hagai, nabi Zakaria dan nabi Maleakhi. Mereka memperingatkan agar pembangunan bait Allah tidak berhenti dan Nabi Maleakhi menubuatkan akan datang seorang utusan besar yang membuka jalan bagi Tuhan.

11.  Jaman antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, sekitar tahun 391 SM sampai dengan 5 M. Pada jaman ini Allah mempersiapkan kedatangan Yesus Kristus sebagai Juru Selamat manusia. Tidak ada pewahyuan pada jaman ini, dan para nabi tidak menuliskan wahyu Allah serta tidak ada mujizat – mujizat yang terjadi. Oleh sebab itu agama Kristen Protestan menolak kitab – kitab aphokripa yang ditulis pada jaman itu dan tidak memasukannya dalam kanonisasi.

Sumber – sumber mengenai jaman ini tidak diperoleh dari Alkitab melainkan dari sejarah umum dan literature – literature yang ada. Bangsa Persia jatuh ke tangan bangsa Yunani melalui Aleksander memberikan sumbangan yang besar dalam mempersatukan seluruh dunia dalam satu bahasa, yaitu bahasa Yunani. Hal ini memberikan pengaruh yang besar, karena bahasa Yunani akhirnya dipakai menjadi bahasa internasional pada masa itu. Ini memberikan keuntungan yang sangat besar karena bahasa Yunani adalah bahasa berpikir, bahasa yang sangat dibutuhkan oleh penulis-penulis kitab-kitab PB dalam mengungkapkan istilah-istilah teologia dengan benar dan akurat, dengan tradisi falsafahnya yang hebat bangsa Yunani mempengaruhi kawasan Mediterania.

Tiba waktunya Kerajaan Yunani jatuh ke tangan bangsa Romawi. Penguasa Romawi yang menduduki tanah Israel (Palestina) menciptakan suasana yang relatif damai sehingga pembangunan jalan-jalan dan keamanan menjadi prioritas negara. Keadaan ini sangat diperlukan dalam mempersiapkan kedatangan Kristus dan juga ketika Injil disebarkan. Selain itu ada banyak kontribusi yang diberikan oleh orang-orang Romawi, baik dalam bidang militer, hukum, pemerintahan maupun filsafat yang sangat berguna bagi persiapan penulisan kitab-kitab PB. Kerajaan Romawi adalah kerajaan pertama di dunia yang mempunyai suatu struktur dan administrasi menyerupai kerajaan Allah.

V.            KANON ALKITAB PERJANJIAN LAMA

"Kanon" berasal dari kata Yunani 'kanon', artinya "buluh". Karena pemakaian buluh dalam kehidupan sehari-hari jaman itu adalah untuk mengukur, maka kata "kanon" dipastikan memiliki arti harafiah sebagai batang tongkat/kayu pengukur atau penggaris. (Yeh. 40:3; 42:16 = tongkat pengukur). Namun demikian kata "kanon" juga memiliki arti figuratif sebagai peraturan atau standard norma (kaidah) dalam hal etika, sastra, dsb.

Dalam sejarah gereja abad pertama kata "kanon" dipakai untuk menunjuk pada peraturan atau pengakuan iman. Tetapi pada pertengahan abad keempat (dimulai oleh Athanasius), kata ini lebih sering dipakai untuk menunjuk pada Alkitab yang memiliki dua arti, yaitu:

1.      Daftar naskah kitab-kitab, yang berjumlah 66 kitab, yang telah memenuhi standard peraturan-peraturan tertentu, yang diterima oleh gereja sebagai kitab kanonik yang diakui diinspirasikan oleh Allah.

2.      Kumpulan kitab-kitab, yang berjumlah 66 kitab, yang diterima sebagai Firman Tuhan yang tertulis, yang berotoritas penuh (menjadi patokan= Gal. 6:16) bagi iman dan kehidupan manusia.

Penyusunan seluruh kitab-kitab PL selesai pada tahun 430SM. Menurut tradisi diakui bahwa imam Ezralah yang memainkan peranan penting dalam proses pengumpulan dan penyusunan kitab-kitab PL ini. Selain kitab-kitab Pentateuk (Kejadian sampai Ulangan) yang sangat dihargai, kitab-kitab para nabi juga biasa dibaca dalam ibadah Yahudi (di sinagoge), juga pada waktu jaman PB (Luk. 4:16-19).

Pada tahun 90M para ahli Taurat dan pemimpin bangsa Yahudi melakukan persidangan di Yamnia. Salah satu keputusan yang diambil dalam persidangan itu adalah penerimaan Kanon PL, yaitu 39 kitab sebagai Kanon Alkitab PL (seperti yang kita pakai sekarang). Jadi penetapan itu sebenarnya hanya memberikan pengakuan akan kitab- kitab yang memang sudah lama dipakai dalam ibadah orang Yahudi.

Menurut tradisi, selama ratusan tahun, tulisan/dokumen-dokumen yang berotoritas itu dikumpulkan sebagai kitab-kitab Ibrani, yang dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:

1. Kitab-kitab Hukum (5 Kitab Pentateuk)

2. Kitab-kitab Nabi-nabi (Nabi Besar dan Nabi Kecil)

3. Kitab-kitab Mazmur/Ucapan Bijaksana (Mazmur, Amsal, dll.)

Pengelompokan ini mungkin sekaligus menunjukkan bagaimana tahap- tahap pembentukan kanon itu terjadi, sesuai dengan pokok bahasannya. Namun demikian prosedur penyortiran tulisan-tulisan itu memang tidak jelas. Yang dapat diketahui hanyalah bahwa para pemuka agama Yahudi dengan dipimpin oleh Roh Allah menyepakati pilihan kumpulan tulisan itu sebagai tulisan-tulisan yang berotoritas yang harus diterima oleh seluruh umat.

 

VI.            SUSUNAN KITAB PERJANJIAN LAMA

1.      KEJADIAN

Penulis      : Musa

Tema        : Permulaan

Tanggal Penulisan: + 1445  —  1405 SM

Kejadian menyediakan suatu landasan hakiki bagi Pentateukh dan semua penyataan Alkitabiah selanjutnya. Kejadian memelihara satu-satunya catatan yang dapat dipercaya mengenai awal alam semesta, umat manusia, perkawinan, dosa, kota-kota, bahasa-bahasa, bangsa-bangsa, Israel dan sejarah penebusan. Kejadian ditulis sesuai dengan tujuan Allah untuk memberikan umat perjanjian-Nya suatu pemahaman mendasar tentang diri-Nya, ciptaan, umat manusia, kejatuhan, kematian, penghakiman, perjanjian, dan janji penebusan melalui keturunan Abraham.

Kitab Kejadian dengan sendirinya terbagi atas dua bagian utama.

1.      Pasal 1-11, memberi suatu pandangan luas mengenai permulaan manusia dari Adam hingga Abraham dan berpusat pada lima peristiwa yang sangat penting yaitu penciptaan, kejatuhan manusia dalam dosa, tragedi Kain dan Habel, air bah dan menara Babel.

2.      Pasal 12-50, mencatat permulaan umat Ibrani dan memusatkan perhatian kepada kesinambungan tujuan penebusan Allah melalui empat bapa leluhur besar  —  Abraham, Ishak, Yakub, dan Yusuf. Panggilan Allah kepada Abraham dan perlakuan-Nya terhadap Abraham dan keturunannya dalam kaitan dengan perjanjian-Nya merupakan awal yang sangat penting dari pelaksanaan maksud Allah tentang seorang Penebus dan penebusan dalam sejarah. Kitab Kejadian berakhir dengan kematian Yusuf dan perbudakan yang akan datang di Mesir.

 Ciri-Ciri Khas Kitab Kejadian:

1.        Kejadian adalah kitab pertama yang ditulis (mungkin kecuali Ayub), dan mencatat permulaan sejarah manusia, dosa, bangsa Ibrani, dan penebusan.

2.        Sejarah dalam Kejadian meliputi jangka waktu yang lebih lama dari seluruh sisa Alkitab, dimulai dengan pasangan manusia pertama, berkembang hingga sejarah dunia pra-air bah, dan kemudian menyempit lagi pada sejarah bangsa Ibrani sebagai arus penebusan yang dirunut sepanjang sisa PL.

3.        Kejadian menyatakan bahwa alam semesta dan hidup di bumi ini adalah jelas karya Allah dan bukan suatu proses lepas dari alam. Lima puluh kali dalam pasal 1-2. Allah menjadi subyek dari kata kerja yang menunjukkan apa yang dilakukan-Nya selaku Pencipta.

4.        Kejadian mengisahkan berbagai peristiwa perdana  —  pernikahan pertama, keluarga pertama, kelahiran pertama, dosa pertama, pembunuhan pertama, tokoh poligami pertama, alat-alat musik pertama, janji penebusan pertama, dan sebagainya.

5.        Perjanjian Allah dengan Abraham, yang dimulai dengan panggilannya, diresmikan dalam pasal 15 (Kej 15:1-21) dan disahkan dalam pasal 17, merupakan inti dari seluruh Alkitab.

6.        Hanya Kejadian menerangkan asal mula kedua belas suku Israel.

7.        Kejadian menyatakan bagaimana keturunan Abraham akhirnya tinggal di Mesir (selama 430 tahun) dan demikian menyiapkan untuk keluaran, peristiwa penebusan yang utama dalam PL.

 2.      KELUARAN

Penulis: Musa

Tema: Penebusan

Tanggal Penulisan: Sekitar 1445-1405 SM

Kitab Keluaran ditulis untuk memberikan laporan tentang tindakan-tindakan Allah yang bersejarah dan bersifat menebus sehingga Israel dibebaskan dari Mesir, ditetapkan sebagai bangsa pilihan-Nya, dan diberi penyataan tertulis mengenai perjanjian-Nya dengan mereka, sebagai mata rantai yang teramat penting dalam keseluruhan penyataan diri Allah yang bertahap-tahap yang mencapai puncaknya di dalam diri Yesus Kristus dan dalam PB.

Kitab Keluaran dimulai dengan penderitaan keturunan Yakub akibat penindasan, perbudakan, dan pembunuhan bayi di Mesir dan diakhiri dengan kehadiran, kuasa, dan kemuliaan Allah dinyatakan di tengah-tengah umat-Nya yang dibebaskan di tengah padang gurun. Kitab Keluaran terbagi atas tiga bagian.

1.      Pasal 1-14, mengisahkan Israel di Mesir, menderita penindasan di bawah raja yang tidak mengenal Yusuf dan Allah yang menebus Israel  dengan tangan yang teracung dan dengan hukuman-hukuman yang berat.

2.      Pasal 16-18 menggambarkan Israel di padang gurun  menuju ke Gunung Sinai. Allah menuntun umat-Nya yang tertebus dengan tiang awan dan tiang api dan menyediakan manna, burung puyuh serta air, sambil melatih mereka untuk berjalan dengan iman dan ketaatan.

3.      Pasal 19-40 mencatat perjalanan bangsa Israel di Gunung Sinaiuntuk menerima penyataan yang meliputi perjanjian , Sepuluh Hukum dan kemah suci dan keimaman .Kitab ini berakhir dengan penyelesaian kemah suci dan kemuliaan Allah yang memenuhinya.

Ciri-ciri Khas Kitab Keluaran:

1.      Kitab ini mencatat keadaan sejarah dari kelahiran Israel sebagai bangsa.

2.      Kitab ini memuat ringkasan hukum moral dan tuntutan kebenaran Allah bagi umat-Nya dalam Sepuluh Perintah Allah

3.      Kitab Keluaran melukiskan sifat adikodrati pembebasan umat Allah dari bahaya dan perbudakan dosa, Iblis, dan dunia. S

4.      Seluruh kitab ini penuh dengan penyataan yang agung mengenai Allah yang mulia dalam sifat-sifat-Nya,Tuhan atas sejarah dan raja-raja perkasa, Penebus yang mengikat perjanjian dengan orang yang tertebus; adil dan benar dan layak disembah dengan tulus sebagai Allah yang mahatinggi yang turun untuk "berdiam" dengan umat-Nya.

5.      Kitab Keluaran menekankan bagaimana, apa, dan mengapa ibadah sejati harus menyusul sebagai akibat dari penebusan umat Allah. 

3.      IMAMAT

Penulis: Musa

Tema: Kekudusan

Tanggal Penulisan: 1445  —  1405 SM       

Kitab Imamat berhubungan erat dengan kitab Keluaran. Kitab Imamat berisi pengarahan yang diberikan Allah kepada Musa selama dua bulan di antara selesainya pembangunan Kemah Suci dan keberangkatan Israel dari Gunung Sinai Kitab Imamat adalah kitab Musa yang ketiga. Lebih dari lima puluh kali disebutkan bahwa isi kitab ini adalah firman dan penyataan Allah yang langsung kepada Musa bagi Israel, yang kemudian disimpan oleh Musa dalam bentuk tertulis. Yesus mengacu kepada sebuah bagian dalam kitab Imamat dan menghubungkannya dengan Musa.

Kitab Imamat ditulis untuk mengajar bangsa Israel dan para imam perantara mereka mengenai cara menghampiri Allah melalui darah pendamaian dan untuk menjelaskan standar kehidupan kudus yang ditetapkan Allah bagi umat pilihan-Nya.

Imamat terutama meliputi dua tema penting: pendamaian dan kekudusan.

1.       Pasal 1-16 berisi ketetapan Allah untuk penebusan dari dosa dan dari pengasingan antara Allah dengan manusia yang diakibatkan oleh dosa. 

2.       Pasal 17-27 menyajikan serangkaian standar praktis yang dengannya Allah memanggil umat-Nya kepada kemurnian dan hidup kudus.

Perintah Allah yang diulang-ulang ialah, "Kuduslah kamu, sebab Aku TUHAN, Allahmu, kudus"

Ciri-ciri khas Kitab Imamat:

1.      Penyataan sebagai firman yang langsung dari Allah lebih ditekankan di dalam Imamat dibandingkan dengan kitab lain di Alkitab. Tidak kurang dari 38 kali dikatakan dengan tegas bahwa Tuhan berbicara kepada Musa.

2.      Pengarahan mengenai sistem pengorbanan dan pendamaian melalui pengganti diberikan secara terinci dalam kitab ini.

3.      Pasal 16 merupakan pasal Alkitab terpenting yang menerangkan Hari Pendamaian.

4.      Imamat menekankan tema bahwa bangsa Israel harus memenuhi panggilan keimaman mereka dengan cara hidup suci secara rohani rohani dan moral, terpisah dari bangsa-bangsa lainnya dan taat kepada Allah. 

4.      BILANGAN

Penulis: Musa

Tema: Pengembaraan di Padang Gurun

Tanggal Penulisan: + 1405 SM 

Kitab Bilangan ditulis untuk mengisahkan mengapa Israel tidak langsung masuk tanah perjanjian setelah meninggalkan Gunung Sinai. Bilangan menggambarkan tuntutan Allah akan iman dari umat-Nya, balasan dan hukuman-Nya atas pemberontakan, dan bagaimana maksud-Nya yang berkelanjutan itu akhirnya diwujudkan.

Amanat utama Bilangan jelas: umat Allah maju terus hanya dengan mempercayai Dia dan janji-janji-Nya dan dengan menaati sabda-Nya. Sekalipun melewati padang gurun perlu untuk waktu tertentu, bukanlah maksud Allah semula bahwa ujian padang gurun diperpanjang sehingga satu angkatan orang Israel hidup dan mati di situ. Akan tetapi, perjalanan singkat dari Gunung Sinai ke Kadesy menjadi penderitaan dan hukuman selama 39 tahun karena ketidakpercayaan mereka. Sepanjang sebagian besar kitab Bilangan, "angkatan Keluaran" Israel tidak beriman, memberontak, dan tidak berterima kasih atas mukjizat-mukjizat dan pemeliharaan Allah. Umat itu mulai bersungut-sungut segera setelah meninggalkan Gunung Sinai, Miryam dan Harun menentang Musa, Israel secara keseluruhan memberontak dengan ketidakpercayaan yang membandel di Kadesy dan menolak masuk ke Kanaan, Korah dan banyak orang Lewi membangkang terhadap; karena didesak sampai hilang kesabarannya oleh umat yang membangkang itu, akhirnya Musa berbuat dosa dengan meluapkan kejengkelannya; dan Israel menyembah Baal. Semua orang Israel berusia 20 tahun ke atas di Kadesy (kecuali Yoshua dan Kaleb) wafat di padang gurun. Akhirnya suatu angkatan baru orang Israel diantar hingga batas timur tanah perjanjian

Ciri-ciri Khas Kitab Bilangan.

1.    Bilangan merupakan "Kitab Pengembaraan di Padang Gurun," yang menyatakan dengan jelas mengapa Israel tidak segera menduduki tanah perjanjian setelah meninggalkan Gunung Sinai, tetapi sebaliknya harus mengembara tanpa tujuan selama 39 tahun lebih.

2.        Bilangan merupakan "Kitab Keluhan," dan berkali-kali mencatat keluhan ketidakpuasan dan keluhan pahit orang Israel terhadap Allah dan perlakuan- Nya terhadap mereka.

3.        Kitab ini menunjukkan prinsip bahwa tanpa iman, tidak mungkin kita berkenan kepada Allah.

4.   Bilangan dengan jelas sekali menyatakan prinsip bahwa jikalau satu angkatan gagal, Allah akan membangkitkan angkatan lain untuk memenuhi janji-janji-Nya dan melaksanakan misi-Nya.

5.   Sensus sebelum Kadesy (Pasal 1-4) dan sensus kemudian di dataran Moab sebelum memasuki Kanaan (pasal 26) menyatakan bahwa bukan kekuatan yang tidak memadai dari tentara Israel yang membuat mereka tidak bisa masuk Kanaan di Kadesy tetapi kekurangan iman dan ketaatan mereka.

6.      Bilangan merupakan "Kitab Disiplin Ilahi," yang menunjukkan bahwa Allah memang mendisiplin dan menghukum umat-Nya sendiri ketika mereka terus mengeluh dan tidak percaya. 

5.      ULANGAN

Penulis: Musa

Tema: Pembaharuan Perjanjian

Tanggal Penulisan: Sekitar 1405 SM 

Sebelum menyerahkan kepemimpinan kepada Yosua untuk penaklukan Kanaan, maksud Musa mula-mula ialah untuk menasihati dan mengarahkan angkatan Israel yang baru tentang perbuatan-perbuatan perkasa dan janji-janji Allah, kewajiban mereka bertalian dengan perjanjian untuk beriman dan taat, dan perlunya mereka menyerahkan diri untuk takut kepada Tuhan, hidup di dalam kehendak-Nya, serta mengasihi dan menghormati Dia dengan segenap hati, jiwa, dan kekuatan mereka.

Sebagai dokumen pembaharuan perjanjian, Ulangan disusun sesuai dengan perjanjian antar dua kerajaan ketika itu:

1.      pengantar (Ulangan 1:1-5)

2.      pendahuluan bertalian dengan sejarah (Ulangan 1:6-4:43)

3.      syarat-syarat utama (Ulangan  4:44-26:19)

4.      berbagai kutukan dan berkat (Ulangan 27:1-30:20)

5.      berbagai ketetapan mengenai kesinambungan perjanjian itu (Ulangan 31:1-33:29)

Dengan segala kesungguhan yang dimilikinya, Musa mengulas kembali dan memperbaharui perjanjian Allah dengan Israel terutama melalui tiga amanat yang bersemangat.

Amanat Musa yang pertama membahas kembali sejarah dan kegagalan Israel sejak Gunung Sinai serta menantang angkatan yang baru itu untuk takut akan Allah dan taat kepada-Nya. Yang kedua mengulas dan menerapkan banyak hukum perjanjian berhubungan dengan soal-soal seperti melaksanakan Sabat, penyembahan, kaum miskin, hari raya tahunan, warisan, hak milik atas harta benda, kebejatan seks, perlakuan hamba-hamba, dan pelaksanaan kehakiman. dan yang ketiga bernubuat tentang berkat dan kutukan yang akan menimpa Israel sesuai dengan ketaatan atau ketidaktaatan mereka. Pasal-pasal yang sisa termasuk pengangkatan Yosua oleh Musa sebagai penggantinya serta kesaksian mengenai wafatnya Musa. 

Ciri-ciri Khas Kitab Ulangan

1.      Kitab Ulangan menyediakan bagi angkatan Israel yang baru (yang sebentar lagi akan masuk Kanaan) landasan dan motivasi yang diperlukan untuk mewarisi tanah yang dijanjikan dengan memusatkan perhatian kepada tabiat Allah dan perjanjian-Nya dengan Israel. 

2.      Ulangan merupakan "Kitab Hukum Kedua" karena di dalamnya Musa, pemimpin Israel yang berusia 120 tahun, dan merangkum kembali (dalam bentuk khotbah) sabda Tuhan yang terdapat di dalam keempat kitab sebelumnya.

3.      Ulangan merupakan "Kitab Kenangan." Nasihat yang khas dari Ulangan ialah, "Ingatlah  …  dan jangan melupakan." Kitab Ulangan menasihati Israel untuk mempertahankan dan menaati kebenaran yang sudah dinyatakan Allah sebelumnya dalam Firman-Nya yang mutlak dan tidak berubah.

4.      Dasar pikiran yang penting dalam kitab ini adalah rumusan "iman-tambah-ketaatan." Israel dipanggil untuk mempercayai Allah dengan segenap jiwa raga dan menaati perintah-perintah-Nya dengan tekun. Iman-tambah-ketaatan akan memungkinkan mereka mewarisi janji-janji berkat Allah yang penuh; ketiadaan iman dan ketaatan, pada pihak lain, akan mengakibatkan kegagalan dan hukuman. 

6.      YOSUA

Penulis: Yosua

Tema: Menaklukkan Kanaan

Tanggal Penulisan: Abad ke-14 SM 

Kitab Yosua ditulis sebagai catatan mengenai kesetiaan Allah dalam menggenapi janji-janji perjanjian-Nya kepada Israel mengenai tanah Kanaan. Kemenangan-kemenangan penaklukan disebut sebagai tindakan penebusan Allah bagi Israel dan tindakan penghukuman atas kebudayaan Kanaan yang merosot. Kekerasan di dalam kitab ini harus dilihat dari perspektif ini. Arkeologi menegaskan bahwa kebejatan dan kekejaman yang merajalela menjadi ciri khas dari suku-suku Kanaan yang diganti oleh Israel.

Kitab Yosua dimulai di mana kitab Ulangan berakhir. Israel masih berkemah di dataran Moab, di sebelah timur Yerikho dan Sungai Yordan. Kitab ini terbagi atas tiga bagian. 

1.         Yosua 1:1-5:15, menggambarkan penugasan Yosua oleh Allah sebagai pengganti Musa dan persiapan Israel untuk memasuki Kanaan.

2.       Yosua 6:1-13:7 menggambarkan bagaimana Israel dengan taat maju melawan kota-kota otonom yang bersenjata lengkap dan memiliki tembok yang dibentengi dengan kuat. Allah memberikan kemenangan-kemenangan menentukan kepada umat-Nya di wilayah tengah (pasal 6-8), selatan (pasal 9-10), dan utara (pasal 11-12). Kekalahan Israel di Ai menunjukkan kejujuran kitab ini dan ketaatan yang sungguh-sungguh yang dituntut Allah dari Israel (pasal 7)

3.         Yosua 13:8-22:34 mencatat pembagian tanah oleh Yosua kepada ke-dua belas suku, warisan Kaleb, enam kota perlindungan, dan ke-48 kota Lewi di antara suku-suku itu. Kitab ini diakhiri dengan dua amanat perpisahan Yosua dan pernyataan singkat tentang penguburan Yosua dan Eleazar.

Ciri-ciri Kitab Yosua

1.     Kitab ini menjadi kitab sejarah PL pertama yang melukiskan sejarah Israel sebagai bangsa di Palestina.  Kitab Yosua memberikan pengetahuan banyak tentang kehebatan hidup Yosua selaku pilihan Allah untuk menyelesaikan tugas Musa; tugasnya ialah menegakkan Israel sebagai umat perjanjian di tanah perjanjian. Kitab ini mencatat banyak sekali mukjizat ilahi demi Israel, dua yang paling menakjubkan ialah kejatuhan Yerikho (pasal 6) dan perpanjangan waktu siang hari pada saat pertempuran di Gibeon (pasal 10).

4.      Kitab PL yang  menggambarkan konsep "perang suci" sebagai suatu tugas khusus dan terbatas yang ditetapkan Allah di dalam konteks sejarah keselamatan.

5.      Kitab ini menekankan tiga kebenaran akbar mengenai hubungan Allah dengan umat perjanjian-Nya :kesetiaan-Nya, kekudusan-Nya, dan keselamatan-Nya.

6.      Kitab ini menekankan pentingnya mempertahankan warisan tindakan-tindakan penyelamatan Allah demi umat-Nya dan pentingnya melestarikan warisan tersebut dari angkatan ke angkatan.

7.  Kisah panjang dalam kitab ini mengenai pelanggaran Akhan dan hukumannya (pasal 7), bersama dengan berbagai nasihat, peringatan, dan hukuman lainnya, menekankan pentingnya takut akan Tuhan di dalam hati umat Allah. 

7.      HAKIM-HAKIM

Penulis: Tidak Diketahui

Tema: Kemurtadan dan Pembebasan

Tanggal Penulisan: sekitar tahun 1050 -1000 SM 

Dari segi sejarah, Hakim-Hakim memberikan catatan utama sejarah Israel di tanah perjanjian sejak kematian Yosua hingga masa Samuel. Dari segi teologi, kitab ini mengungkapkan kemerosotan rohani dan moral dari suku-suku Israel setelah menetap di negeri itu, serta menunjukkan dengan jelas dampak-dampak yang merugikan yang senantiasa terjadi apabila Israel melupakan perjanjian mereka dengan Allah dan mulai mengikuti berhala dan kebejatan.

Kitab Hakim-Hakim terbagi atas tiga bagian utama.

1.      Hakim-hakim  1:1-3:6, mencatat kegagalan Israel untuk menyelesaikan sepenuhnya penaklukan negeri itu dan kemerosotan mereka setelah kematian Yosua.

2.      Hakim-hakim  3:7-16:3, mencatat enam contoh dari pengalaman Israel yang terulang pada masa hakim-hakim yang mencakup siklus kemurtadan, penindasan oleh bangsa asing, perbudakan, berseru kepada Allah di tengah kesusahan, dan pembebasan oleh Allah melalui para pemimpin yang diurapi Roh-Nya.

3.      Hakim-hakim  17:1-21:25 menutup dengan kisah-kisah yang hidup dari zaman hakim-hakim yang menggambarkan betapa dalamnya kerusakan moral dan sosial yang diakibatkan kemurtadan rohani Israel. Kitab ini mengingatkan kita bahwa satu-satunya pelajaran yang kita tarik dari sejarah ialah bahwa kita tidak belajar dari sejarah. 

Ciri-ciri Khas Kitab Hakim-hakim

1.      Kitab ini mencatat aneka peristiwa dari sejarah Israel yang bergolak di antara penaklukan Palestina dan permulaan zaman kerajaan.

2.      Kitab ini menggarisbawahi tiga kebenaran yang sederhana namun mendalam yaitu menjadi umat Allah berarti bahwa Allah harus menjadi Raja dan Tuhan umat-Nya; dosa selalu menghancurkan umat Allah; dan ketika umat Allah merendahkan diri mereka, berdoa, dan berbalik dari cara hidup mereka yang jahat, Dia akan mendengar dari sorga dan memulihkan umat-Nya.

3.      Kitab ini menekankan bahwa setiap kali Israel kehilangan identitas sebagai umat perjanjian di bawah pemerintahan Allah, mereka berulang-ulang terjerumus ke dalam lingkaran kekacauan rohani, moral, dan sosial.

4.      Kitab ini menyatakan beberapa pola yang berulang kali terjadi dalam sejarah umat Allah di bawah kedua perjanjian:

-          jika umat Allah tidak mempersembahkan seluruh hati mereka kepada-Nya dalam kasih yang taat dan kewaspadaan rohani yang tekun, hati mereka menjadi keras dan tidak peka terhadap Allah.

-          Allah panjang sabar dan manakala umat-Nya berseru dalam pertobatan, Ia bermurah hati untuk memulihkan mereka dengan membangkitkan orang-orang yang diurapi membebaskan mereka dari hukuman dosa yang menindas

5.      Siklus utama dalam kitab ini yang meliputi kemurtadan, penindasan, penderitaan, dan pembebasan.

6.      Kitab ini menyatakan bahwa Allah memakai bangsa-bangsa asing yang lebih jahat daripada umat-Nya sendiri untuk menghukum umat-Nya itu karena dosa-dosa mereka dan menuntun mereka kepada pertobatan dan kebangunan rohani. 

8.      RUT

Penulis: Tidak Diketahui

Tema: Kasih yang Menebus

Tanggal Penulisan: abad ke-10 SM 

Rut ditulis untuk menguraikan bagaimana melalui kasih yang berkorban dan pelaksanaan hukum Allah yang benar, seorang wanita muda Moab yang saleh menjadi buyut raja Israel, Daud. Kitab ini juga ditulis untuk melestarikan sebuah kisah indah dari zaman hakim-hakim mengenai sebuah keluarga saleh yang kesetiaannya dalam penderitaan sangat kontras dengan kemerosotan rohani dan moral yang umum di Israel pada masa itu.

Kisah kasih yang menebus ini dibuka dengan Elimelekh yang meninggalkan Yehuda dan menetap di Moab karena bencana kelaparan  Kesengsaraan terus mendampingi Elimelekh ketika ia dan kedua putranya wafat di Moab. Kemudian kisah ini dilanjutkan dengan empat periode utama yaitu Naomi (janda Elimelekh) dan menantunya yang saleh, Rut, kembali ke Betlehem di Yehuda, Dalam pemeliharaan Allah, Rut menjumpai Boas, seorang sanak saudara Elimelekh yang kaya raya. Karena anjuran Naomi, Rut menyampaikan kepada Boas minatnya terhadap kemungkinan untuk menikah menurut hukum penebus-kerabat dan sebagai penebus-kerabat, Boas membeli tanah milik Naomi dan menikahi Rut. 

Ciri-ciri Khas Kitab Rut:

1.      Kitab ini merupakan salah satu dari dua kitab dalam Alkitab yang memakai nama seorang wanita (yang satunya adalah Ester).

2.      Kitab ini ditulis dengan latar belakang gelap dari ketidaksetiaan dan kemurtadan Israel sepanjang masa hakim-hakim, sambil menguraikan sukacita dan kesusahan sebuah keluarga yang saleh di Betlehem selama masa yang kacau- balau itu.

3.      Kitab ini menunjukkan bahwa rencana penebusan Allah juga mencakup orang bukan Israel yang pada masa PL.

4.      Penebusan adalah tema inti sepanjang kitab ini dengan peranan penebus- kerabat Boas sebagai salah satu gambaran atau lambang PL yang paling jelas mengenai pelayanan syafaat Yesus Kristus.

5.      Ayat yang paling terkenal dalam kitab ini adalah pernyataan Rut kepada Naomi ketika masih berada di Moab, "Ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi  …  bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku".

6.      Kitab ini memberikan suatu gambaran hidup yang realistis dengan pergumulan dan kesedihan, namun menjelaskan bagaimana iman dan kesetiaan dari umat yang saleh memungkinkan Allah mengubah suatu tragedi menjadi kemenangan dan kekalahan menjadi penebusan. 

9.      1 SAMUEL

Penulis: Tidak Diketahui

Tema: Kerajaan Teokratis

Tanggal Penulisan: Akhir abad ke-10 SM 

1 Samuel menguraikan titik peralihan yang kritis dalam sejarah Israel dari kepemimpinan para hakim kepada pemerintahan seorang raja. Kitab ini menyatakan ketegangan di antara pengharapan bangsa itu akan seorang raja dan pola teokratis Allah, dengan Allah sebagai Raja mereka. Kitab ini menunjukkan dengan jelas bahwa ketidaktaatan Saul dan pelanggarannya terhadap tuntutan-tuntutan teokratis jabatannya membuat Allah menolak dan menggantikannya sebagai raja.

Isi 1 Samuel berfokus pada tiga pemimpin penting nasional: Samuel, Saul, dan Daud.

1.      Samuel adalah hakim terakhir dan yang pertama memegang jabatan nabi dengan bijaksana memimpin Israel kepada kebangunan ibadah yang sejati, meletakkan landasan yang memberikan para nabi kedudukan yang layak di Israel dan dengan jelas mendirikan kerajaan itu sebagai suatu kerajaan teokratis .

2.      Saul menjadi raja pertama Israel karena bangsa itu menuntut seorang raja "seperti pada segala bangsa-bangsa lain". Saul dengan cepat menunjukkan bahwa secara rohani ia tidak cocok untuk memangku jabatan teokratis itu; karena itu dia kemudian ditolak oleh Allah.

3.      Daud, pilihan berikutnya untuk mewakili Allah sebagai raja, diurapi oleh Samuel. Daud menolak untuk merebut takhta Saul dengan kekerasan atau pemberontakan melainkan menyerahkan kenaikan pangkatnya kepada Allah.

Ciri-ciri Kitab 1 Samuel:

1.      Kitab ini dengan jelas menyajikan standar-standar kudus Allah bagi kerajaan Israel.

2.      Kitab ini mencatat dasar bagi permulaan pentingnya jabatan nabi di Israel sebagai sederajat secara rohani dengan jabatan imam.

3.      Pertama Samuel menekankan pentingnya doa dan kuasanya, Firman Allah dan Roh nubuat.

4.      Kitab ini berisi informasi biografis yang kaya dan wawasan mengenai tiga pemimpin penting Israel  (Samuel, Saul dan Daud).

5.      Kitab ini penuh dengan kisah-kisah Alkitab yang terkenal, misalnya Allah berbicara kepada Samuel muda, Daud dan Goliat, Daud dan Yonatan, iri hati dan ketakutan Saul akan Daud, dan Saul serta perempuan pemanggil arwah di En-Dor.

6.      Kitab ini merupakan sumber dari istilah-istilah yang sering kali dipakai: Ikabod, Eben-Haezer dan Hidup raja!. Kitab ini juga merupakan kitab PL pertama yang memakai istilah "Tuhan semesta alam" 

10.  2 SAMUEL

Penulis: Tidak dikenal

Tema: Pemerintahan Daud

Tanggal Penulisan: Akhir abad ke-10 SM 

2 Samuel melanjutkan sejarah yang bersifat nubuat dari sifat teokratis kerajaan Israel. Kitab ini secara mendalam mengilustrasikan dari kehidupan pribadi dan pemerintahan Daud syarat-syarat perjanjian sebagaimana dikemukakan Musa dalam kitab Ulangan: ketaatan pada perjanjian menghasilkan berkat-berkat Allah dan pengabaian hukum Allah mengakibatkan kutukan dan hukuman.

Catatan lengkap dari kehidupan Daud terbentang dari 1Samuel 16:1 hingga 1Raja-raja 2:11. 2 Samuel dimulai dengan kematian Saul dan pengurapan Daud di Hebron sebagai raja atas Yehuda selama tujuh setengah tahun (pasal 1-4). Sisa kitab ini memusatkan perhatian pada 33 tahun berikutnya dalam kehidupan Daud sebagai raja seluruh Israel di Yerusalem (pasal 5-24). Titik peralihan dari kitab ini dan juga dari kehidupan Daud ialah perzinaannya dengan Batsyeba dan pembunuhan Uria (pasal 11). Sebelum lembaran gelap ini, Daud melambangkan sebagian besar cita-cita seorang raja teokratis. Di bawah perkenan, hikmat, dan pengurapan Allah, Daud merebut Yerusalem dari suku Yebus dan menjadikannya ibu kota Israel (pasal 5), membawa kembali tabut perjanjian ke Yerusalem di tengah-tengah sukacita dan perayaan yang besar (pasal 6) dan menaklukkan musuh-musuh Israel.

Akan tetapi, setelah dosa perzinaan dan pembunuhan tragis yang dilakukan oleh Daud, maka kehancuran dan pemberontakan moral melanda keluarganya (pasal 12-17) dan seluruh bangsa itu (pasal 18-20. Sekalipun Daud dengan sungguh-sungguh bertobat dan mengalami rahmat pengampunan Allah  akibat-akibat pelanggarannya itu terus berlanjut hingga akhir hidupnya bahkan hingga sesudah itu. Sekalipun demikian, Allah tidak menolak Daud sebagai raja, sebagaimana Dia menolak Saul. Sesungguhnya, hati Daud yang merindukan Allah dan kebenciannya akan segala bentuk penyembahan berhala menjadikannya teladan dan tolok ukur bagi semua raja Israel yang kemudian. 

Ciri-ciri Khas Kitab 2 Samuel:

1.      Kitab 2 Samuel mencatat peristiwa-peristiwa penting dalam pemerintahan Daud selama 40 tahun, termasuk perebutan Yerusalem dari suku Yebus dan penetapannya sebagai pusat politik dan keagamaan Israel.

2.      Titik pusat kitab ini (pasal 11) yang sangat penting mencatat dosa Daud yang tragis yang melibatkan Batsyeba dan suaminya Uria.

3.      Hal ini menyatakan sebuah prinsip kepemimpinan yang penting dan abadi dalam kerajaan Allah: makin besar perkenan dan urapan Allah atas hidup sang pemimpin, makin besar pula hukuman Allah apabila ia melanggar kepercayaan Allah dengan melakukan pelanggaran moral atau etis.

4.      Pasal-pasal yang menggambarkan dampak-dampak beriak yang terus-menerus dari dosa atas keluarga dan seluruh negeri itu (pasal 12-21) menunjukkan betapa terikatnya kesejahteraan seluruh bangsa dengan keadaan rohani dan moral pemimpinnya.

5.      Kitab ini menyoroti pelajaran moral abadi bahwa keberhasilan dan kemakmuran sering mendatangkan kelemahan moral, yang akhirnya menimbulkan kegagalan moral. Kehidupan dan pemerintahan Daud yang mengagumkan secara tragis tercemar dengan perzinaan dan pembunuhan ketika ia mencapai puncak keberhasilan dan kuasa sebagai raja. 

11.  1RAJA-RAJA

Penulis: Tidak dikenal

Tema: Raja-raja Israel dan Yehuda

Tanggal Penulisan: Sekitar 560-550 SM 

Kitab 1 dan 2 Raja-Raja ditulis untuk memberikan kepada orang Ibrani dalam pembuangan di Babel suatu penafsiran yang bersifat nubuat tentang sejarah mereka supaya dapat memahami mengapa bangsa itu terpecah pada tahun 930 SM, mengapa kerajaan Israel di utara jatuh pada tahun 722 SM, dan mengapa kerajaan Daud dan Yerusalem jatuh pada tahun 586 SM.  Penulis menekankan bahwa perpecahan kerajaan serta keruntuhan Israel dan Yehuda adalah akibat langsung yang tidak dapat dielakkan dari penyembahan berhala dan ketidakbenaran para raja dan bangsa itu secara keseluruhan. Apa pun juga keberhasilan politik atau ekonomi yang telah dicapai seorang raja, ia dinyatakan gagal apabila ia tidak mendukung perjanjian itu. Pemahaman yang bersifat nubuat ini disajikan agar semua orang buangan untuk selamanya akan meninggalkan penyembahan berhala, berbalik kepada Allah, dan menaati perintah-perintah-Nya hingga angkatan-angkatan selanjutnya.

Kitab 1 Raja-Raja terbagi atas dua bagian utama yaitu: 

1.   Masa pemerintahan Raja Salomo (pasal 1-11). Paal-pasal pertama menerangkan situasi ketika Salomo dinobatkan menjadi raja (pasal 1-2) dan permohonannya akan hikmat yang dengannya ia dapat memerintah bangsa itu (pasal 3). Tujuh pasal selanjutnya menguraikan perkembangan Salomo sampai menjadi tokoh dunia dan puncak kemakmuran, kedamaian, kekuasaan, dan kemuliaan Israel  —  semuanya selama 20 tahun pertama dari masa pemerintahan Salomo. Dalam kurun waktu ini Salomo mendirikan dan menahbiskan Bait Suci di Yerusalem (pasal 6-8). Pasal 11 menguraikan 20 tahun kedua pemerintahan Salomo  —  tahun-tahun pemuasan menurut suka hatinya, poligami yang menyolok, penyembahan berhala, dan pengikisan dasar-dasar bangsa tersebut. Pada saat kematiannya, bibit-bibit perpecahan dan kemerosotan kerajaan itu telah ditaburkan.

2.    Perpecahan kerajaan di bawah pemerintahan putra Salomo, Rehabeam, dan masa 80 tahun berikutnya dengan kemunduran rohani dan politik kedua kerajaan di bawah pemerintahan dinasti rajanya sendiri-sendiri.

Ciri-ciri Khas Kitab 1 Raja-raja:

1.      Kitab ini memperkenalkan para nabi sebagai wakil dan juru bicara Allah kepada raja-raja Israel dan Yehuda.

2.      Kitab ini menekankan nubuat dan penggenapannya di dalam sejarah para raja. Berkali-kali nubuat tertentu yang tertulis dinyatakan sebagai sudah tergenapi.

3.      Kitab ini berisi banyak kisah Alkitab yang terkenal, misalnya hikmat Salomo, penahbisan Bait Suci, kunjungan ratu Syeba ke Yerusalem, pelayanan Elia, khususnya bentrokannya dengan Baalisme di Gunung Karmel.

4.      Kitab ini mencakup data kronologis yang banyak mengenai raja-raja Israel dan Yehuda yang sering kali sulit diserentakkan.

12.  2RAJA-RAJA

Penulis: Tidak dikenal

Tema: Para Raja Israel dan Yehuda

Tanggal Penulisan: Sekitar 560-550 SM 

2 Raja-Raja mempunyai maksud yang sama dengan 1 Raja-Raja. Secara singkat, maksud asli ialah memberikan orang Ibrani, khususnya orang-orang buangan di Babel, suatu penafsiran dan pemahaman yang bersifat nubuat tentang sejarah mereka sementara masa kerajaan yang pecah supaya mereka tidak akan mengulangi dosa-dosa nenek moyang mereka.

Sejarah 2 Raja-Raja terbagi atas dua bagian utama:

1.      sejarah kedua kerajaan sebelum kejatuhan Israel (kesepuluh suku) pada tahun 722 SM (pasal 1-17).

2.      sejarah Yehuda setelah keruntuhan Israel hingga kejatuhannya sendiri pada tahun 586 SM (pasal 18-25).

Ciri-ciri khas kitab 2 Raja-raja:

1.      Kitab ini menekankan pentingnya para nabi dan penyataan mereka selaku cara utama Allah untuk menyampaikan amanat-Nya kepada para raja serta rakyat Israel dan Yehuda .

2.      Pelayanan Elisa yang penuh mukjizat disoroti sepanjang bagian pertama kitab ini (pasal 2-13).

3.      Hanya dua raja di seluruh Israel dan Yehuda yang sepenuhnya disetujui karena tetap setia kepada Allah dan umat-Nya: Hizkia 2Raja-raja 18:1-20:21) dan Yosia (2Raja-raja 22:1-23:29).

4.      Ditunjukkan bahwa para pemimpin yang tidak benar akhirnya akan menuntun bangsa menuju kehancuran serta mengilustrasikan prinsip abadi bahwa "kebenaran meninggikan derajat bangsa, tetapi dosa adalah noda bangsa".

5.      Kitab ini berisi banyak cerita Alkitab terkenal, seperti Elia naik ke sorga dalam angin badai (pasal 2), putra perempuan Sunem yang dibangkitkan oleh Elisa (pasal 4), penyembuhan Naaman (pasal 5), mata kapak yang mengapung (pasal 6), kematian Izebel sebagai akibat kekerasan sebagaimana dinubuatkan Elia (pasal 9), kebangunan yang besar di bawah Hizkia (pasal 18) dan Yosia (pasal 23), serta penyakit Hizkia yang parah dan penyembuhannya (pasal 20).

13.  1TAWARIKH

Penulis: Ezra (?)

Tema: Sejarah "Penebusan" Israel

Tanggal Penulisan: 450-420 SM 

Tawarikh ditulis untuk menghubungkan orang-orang Yahudi buangan yang kembali dengan nenek moyang dan sejarah penebusan mereka. Dengan demikian, Tawarikh menggarisbawahi tiga pokok yaitu pentingnya pelestarian warisan kebangsaan dan rohani bagi orang Yahudi, pentingnya hukum Taurat, bait suci, dan keimaman dalam hubungan mereka yang terus-menerus dengan Allah, jauh lebih penting dari kesetiaan kepada raja duniawi; dan pengharapan Israel dalam janji Allah akan seorang Mesias dari keturunan Daud untuk duduk di atas takhta selama-lamanya (1Tawarikh 17:14).

1.      Kitab  1Tawarikh 1:1-9:44 menelusuri sejarah penebusan Israel yang unik dari Adam hingga Abraham sampai Daud dan pembuangan di Babel. Suku Yehuda ditempatkan pertama di antara kedua belas anak Yakub karena rumah Daud, bait suci, dan Mesias semuanya berasal dari Yehuda.

2.      Kitab 1Tawarikh 10:1-29:30 menceritakan masa pemerintahan Daud. Para pahlawan Daud dan kemenangan-kemenangannya yang luar biasa. Penulis menekankan bagaimana Daud membawa kembali tabut perjanjian dan penetapan Yerusalem sebagai pusat ibadah Israel.

Ciri-ciri khas kitab 1 Tawarikh:

1.      Kitab ini kurang lebih mencakup kurun sejarah yang sama dengan 1 dan 2 Samuel.

2.      Silsilah-silsilahnya menjadi daftar terpanjang dan paling lengkap dalam Alkitab.

3.      Kitab ini dengan jelas menguraikan kebangunan rohani dan pembaharuan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari semua bentuk penyembahan ketika Daud membawa tabut perjanjian ke Yerusalem.

4.      Kitab ini menekankan perjanjian Allah dengan Daud sebagai pusat pengharapan Israel akan Mesias yang dijanjikan.

5.      Pilihan atas peristiwa sejarahnya mencerminkan perspektif keimaman dari sang penulis yang diilhamkan mengenai penetapan kembali bait suci, hukum Taurat, dan keimaman dalam masyarakat Yerusalem pasca-pembuangan.

14.  2 TAWARIKH

Penulis: Ezra (?)

Tema: Ibadah, Kebangunan Rohani, dan Pembaharuan Sejati

Tanggal Penulisan: 450-420 SM 

Seperti 1 Tawarikh, 2 Tawarikh ditulis untuk kaum sisa Yahudi yang kembali dan berhadapan dengan kebutuhan mendesak untuk menemukan kembali warisan rohani mereka. Daripada menekankan sisi gelap dari sejarah Israel, kitab ini menekankan kebangunan rohani, pembaharuan, dan kebangkitan kembali iman bagi para buangan yang patah semangat, yang mencari masa depan dan pengharapan penebusan di tanah perjanjian.

Sejarah dalam 2 Tawarikh terbagi menjadi dua bagian utama.

1.      Kitab 2Tawarikh 1:1-9:31 menceritakan masa pemerintahan Salomo, yang menjadi masa keemasan Israel dalam damai sejahtera, kuasa, kemakmuran, dan kehormatan. Sekalipun demikian, sesuai dengan tujuan utama seluruh Tawarikh, dua pertiga bagian dari sembilan pasal ini berfokus pada pembangunan dan penahbisan bait suci sebagai pusat penyembahan Israel yang sejati kepada Allah.

2.      Kitab 2Tawarikh 10:1-36:23 merupakan kisah yang sangat terpilih perihal para raja Yehuda setelah kematian Salomo dan perpecahan kerajaan itu. Di tengah-tengah kemerosotan rohani dan kemurtadan Yehuda, 2 Tawarikh menonjolkan raja-raja tertentu yang patut dipuji yaitu Raja Asa, Raja Yosafat, Raja Yoas, Raja Hizkia dan Raja Yosia.

Ciri-ciri Khas kitab 2 Tawarikh:

1.      Cakupan sejarahnya pada hakikatnya sama dengan kerangka waktu dalam 1 dan 2 Raja-Raja.

2.      Fokusnya pada bait suci di Yerusalem sangat mungkin menerangkan mengapa kitab-kitab Tawarikh dimasukkan dalam bagian kitab bukan nubuat dalam PL Ibrani, dan dengan demikian terpisah dari Samuel dan Raja-Raja yang terdapat di bagian nubuat.

3.      Kitab ini menampilkan kebangunan rohani nasional, di Israel yaitu kisah kebangunan rohani yang menakjubkan dalam PL di bawah pimpinan Raja Hizkia dan kebangunan rohani yang menakjubkan di bawah pimpinan Raja Yosia, ketika "Kitab Hukum" ditemukan dan dibacakan di hadapan umum, yang mengakibatkan pembaharuan perjanjian dan perayaan Paskah

4.      Nasihat kunci kitab ini ialah mencari Tuhan; penulis berkali-kali menekankan pentingnya mencari Tuhan dengan tekun dan dengan segenap hati.

15.  EZRA

Penulis: Ezra

Tema: Pemulihan Kaum Sisa

Tanggal Penulisan: 450-420 SM 

Kitab ini ditulis untuk menunjukkan pemeliharaan dan kesetiaan Allah dalam memulihkan kaum sisa Yahudi dari pembuangan mereka di Babel dengan menggerakkan hati tiga raja Persia yang berbeda-beda agar membantu umat Allah untuk kembali ke negeri mereka, menetap kembali di Yerusalem dan membangun kembali Bait Suci dan dengan menyediakan para pemimpin yang saleh dan andal untuk memimpin kaum sisa yang kembali dalam suatu kebangunan ibadah, komitmen kepada firman Allah, dan pertobatan dari ketidaksetiaan kepada Allah.

Ke-10 pasal kitab ini dengan sendirinya terbagi menjadi dua bagian:

1.      Bagian pertama (pasal 1-6) mencatat kembalinya rombongan pertama orang buangan Yahudi ke Yerusalem dan pembangunan kembali Bait Suci dan berakhir dengan penahanan orang Yahudi dan pengumuman Raja Koresy dari Persia (538 SM) yang mengizinkan orang Yahudi kembali ke tanah air mereka. Kesenjangan selama 60 tahun memisahkan pasal 6 dengan pasal 7, selama itu Ester berkuasa sebagai ratu di Persia dengan Ahasyweros I.

2.      Bagian kedua (pasal 7-10; #/TB Ezr 7:1-10:44) menguraikan kembalinya rombongan kedua di bawah Ezra dan pembaharuan rohani yang mengikutinya. Pasal 7-8 mencatat berbagai peristiwa sekitar 20 tahun kemudian ketika rombongan yang lebih kecil kembali dari Persia ke Yerusalem di bawah pimpinan Ezra. Sedangkan rombongan pertama berhasil membangun kembali rumah Allah, Ezra berusaha memulihkan Hukum Allah di dalam hati umat itu.

Ciri-ciri khas Kitab Ezra:

1.      Ezra dan Nehemia adalah satu-satunya catatan sejarah dalam Alkitab mengenai pengembalian orang Yahudi pada masa pascapembuangan di Babel.

2.      Ciri yang menonjol dari kitab ini ialah bahwa di antara dua bagian utamanya terdapat kesenjangan sejarah sekitar 60 tahun. Seluruh kitab ini meliput sekitar 80 tahun.

(a)      Ezra menunjukkan dengan jelas bagaimana Allah menjaga firman-Nya sehingga pasti digenapi, Allah mengarahkan hati para raja Persia bagaikan mengatur aliran sungai supaya mengembalikan umat-Nya ke negeri mereka dan tindakan Ezra terhadap para wanita kafir yang tidak percaya yang telah dinikahi laki-laki Yahudi (termasuk imam-imam) dengan melanggar perintah- perintah Allah melukiskan dengan nyata. Allah menuntut agar umat-Nya hidup terpisah dari dunia kafir, dan kadang-kadang memakai pembedahan radikal supaya menangani kompromi yang berbahaya dan rawan di antara umat-Nya. Tindakan Ezra dengan tegas mengingatkan umat perjanjian akan panggilan utama mereka untuk menjadi "kerajaan imam dan bangsa yang kudus".

16.  NEHEMIA

Penulis: Ezra dan Nehemia (?)

Tema: Pembangunan Kembali Tembok Yerusalem

Tanggal Penulisan: Sekitar 430-420 SM 

Kitab ini ditulis dengan tujuan untuk melengkapi catatan sejarah pascapembuangan yang diawali dalam kitab Ezra dan untuk menunjukkan apa yang dilakukan Allah demi kaum sisa melalui kepemimpinan yang saleh dari Nehemia dan Ezra selama tahap ketiga dari pemulihan pascapembuangan.

Kitab Nehemi pasal 1:1-7:73mencatat peranan Nehemia sebagai gubernur dan pemimpin dalam membangun kembali tembok Yerusalem. Pasal 1 menyatakan dalamnya kerohanian Nehemia sebagai orang yang mengandalkan doa. Sementara melayani raja Persia, ia menerima berita mengenai keadaan Yerusalem yang menyedihkan dan mulai menaikkan doa syafaat secara sungguh-sungguh kepada Allah memohon Dia turun tangan demi kota dan penduduknya. Pasal 2 menguraikan bagaimana Allah menggerakkan Artahsasta untuk mengangkat Nehemia menjadi gubernur Yerusalem dan tibanya Nehemia di sana. Pasal 3-7 mengisahkan kepemimpinan Nehemia yang tegas, bijaksana, dan tabah dalam mengerahkan penduduk Yerusalem untuk membangun kembali temboknya yang hancur hanya dalam 52 hari sekalipun terjadi perlawanan berat dari dalam dan dari luar kota itu. 

Ciri-ciri khas kitab Nehemia

1.      Kitab ini mencatat peristiwa-peristiwa terakhir dalam sejarah PL orang Yahudi sebelum tiba masa intertestamental.

2.      Kitab ini memberikan latar belakang sejarah bagi Maleakhi, kitab PL terakhir, karena Nehemia dan Maleakhi hidup sezaman.

3.      Nehemia adalah contoh yang bagus di Alkitab dari seorang pemimpin saleh dalam pemerintahan: orang bijaksana, berprinsip, berani, integritas tak tercela, iman yang kokoh, belas kasihan bagi yang tertindas, dan sangat berbakat besar dalam kepemimpinan dan organisasi.

4.      Nehemia adalah salah satu contoh PL terkemuka dari seorang pemimpin yang mengandalkan doa. Tidak kurang dari 11 kali dikisahkan bagaimana ia memanjatkan doa atau doa syafaat kepada Allah. Ia seorang yang melaksanakan tugas-tugas yang tampaknya mustahil karena ketergantungannya yang mutlak kepada Allah.

5.      Kitab ini dengan jelas menggambarkan bahwa doa, pengorbanan, kerja keras, serta kegigihan bekerja sama dalam mewujudkan visi yang diberi oleh Allah.

17.  ESTER

Penulis: Tidak Diketahui

Tema: Kepedulian Allah yang Memelihara

Tanggal Penulisan: 460-400 SM 

Kitab ini mempunyai maksud untuk menunjukkan bagaimana orang Yahudi dilindungi dan diselamatkan dari ancaman pemusnahan oleh campur tangan Allah melalui Ratu Ester. Sekalipun nama Allah tidak disebutkan secara khusus, bukti pemeliharaan- Nya jelas sepanjang kitab ini. Kitab ini juga ditulis untuk memberikan catatan dan latar belakang sejarah dari Hari Raya Purim orang Yahudi dan dengan demikian mempertahankan ingatan akan pelepasan yang luar biasa orang Yahudi di Persia dan untuk generasi-generasi yang akan datang.

Kitab Ester menyajikan suatu penelitian watak dari lima tokoh utama yang terlibat dalam kisah ini: Ahasyweros, raja Persia; Haman, perdana menterinya; Wasti, ratu sebelum Ester; Ester, gadis Yahudi cantik yang menjadi ratu; dan Mordekhai, saudara sepupu Ester yang benar dan yang telah mengadopsi dan membesarkan dia sebagai putrinya sendiri.

Pemeliharaan Allah tampak di seluruh kitab ini. Hal ini kelihatan pertama kali dalam pemilihan seorang perawan cantik bernama Hadasa (nama Ibrani) atau Ester (Persia, Yunani) untuk menjadi Ratu Persia pada saat yang kritis dalam sejarah Yahudi . Pemeliharaan Allah tampak lagi ketika Mordekhai, saudara sepupu Ester yang membesarkan dia sebagai putrinya mendengar suatu komplotan untuk membunuh raja, menyingkapkan hal itu, menyelamatkan hidup raja dan perbuatannya dicatat dalam dokumen kerajaan, suatu kenyataan yang karena pemeliharaan Allah.

Kebencian Haman kepada Mordekhai meluas ke semua orang Yahudi. Ia merancangkan komplotan kejam dan dengan liciknya meyakinkan Raja Ahasyweros agar mengeluarkan perintah untuk memusnahkan semua orang Yahudi pada tanggal 13 bulan Adar. Mordekhai mendorong Ester untuk menjadi penengah bagi umat itu kepada raja. Setelah semua orang Yahudi berpuasa selama tiga hari, Ester mempertaruhkan nyawanya dengan menghampiri raja tanpa diundang, mendapat perkenan raja dan menyingkapkan komplotan Haman.

Ciri-ciri khas kitab Ester:

1.      Kitab ini merupakan salah satu dari dua kitab dalam Alkitab yang diberikan nama wanita, yang lain adalah kitab Rut.

2.      Kitab ini diawali dan diakhiri dengan sebuah pesta, dan mencatat sejumlah sepuluh pesta atau perjamuan yang merupakan pusat peristiwa dalam kitab ini. 

3.      Kitab Ester merupakan kitab terakhir dari lima gulungan dalam bagian ketiga dari Alkitab Ibrani, yaitu kelompok Hagiographa ("Tulisan-tulisan Kudus"). Kitab ini dibacakan pada Hari Raya Purim tanggal 14-15 bulan Adar yang merayakan pelepasan luar biasa orang Yahudi di Persia di bawah Ratu Ester.

4.      Walaupun kitab ini menyebutkan suatu puasa selama tiga hari, tidak ada petunjuk tegas mengenai Allah, penyembahan, dan doa.

5.      Sekalipun nama Allah tidak disebutkan di mana pun dalam kitab ini, pemeliharaan-Nya tampak di dalamnya. Tidak ada kitab lain dalam Alkitab yang melukiskan pemeliharaan Allah demi umat Yahudi demikian hebat kendatipun kebencian kejam dari musuh mereka.

18.   AYUB

Penulis: Tidak Dikenal

Tema: Mengapa Orang Benar Menderita?

Tanggal Penulisan: Tidak Pasti 

Kitab Ayub menggumuli pertanyaan abadi, "Jikalau Allah itu adil dan penuh kasih, mengapa diizinkan-Nya orang yang sungguh-sungguh benar seperti Ayub menderita demikian hebat?" Ketika menggumuli soal ini, penulis mengemukakan kebenaran-kebenaran berikut:

1.    Selaku musuh Allah, Iblis menerima izin untuk menguji kesejatian iman seorang benar dengan menyiksa dia, tetapi kasih karunia Allah menang atas penderitaan karena oleh iman Ayub tetap kokoh dan tidak goyah, bahkan ketika kelihatannya tidak ada keuntungan jasmaniah atau duniawi untuk terus mengabdi kepada Allah.

2.      Allah digerakkan oleh pertimbangan-pertimbangan yang terlalu luas sehingga tak dapat dipahami oleh pikiran manusia.

3.      Landasan iman yang sesungguhnya tidak terletak dalam berkat-berkat Allah, dalam situasi-situasi pribadi atau jawaban-jawaban yang cerdik pandai, tetapi dalam penyataan Allah sendiri.

4.      Allah kadang-kadang mengizinkan Iblis menguji orang benar dengan kesengsaraan agar memurnikan iman dan kehidupan mereka, sebagaimana emas dimurnikan oleh api.

5.      Sekalipun cara-cara Allah menghadapi kita kadang-kadang tampak suram dan kejam (sebagaimana dikira oleh Ayub sendiri), akhirnya Allah tampak dalam belas kasihan dan kemurahan yang penuh.

Terdapat lima bagian tertentu di dalam struktur kitab Ayub:

1.      Prolog (pasal 1-2) yang melukiskan musibah Ayub dan penyebabnya.

2.      Tiga rangkaian dialog di antara Ayub dan ketiga orang temannya, ketika mereka mencari jawaban-jawaban yang masuk akal untuk penderitaan Ayub (pasal 3-31).

3.      Empat monolog oleh Elihu, seorang yang lebih muda daripada Ayub dan ketiga temannya, yang berisi sekilas pengertian mengenai makna (sekalipun belum mengenai penyebab) penderitaan Ayub (pasal 32-37).

4.      Allah sendiri, yang menegur ketidaktahuan dan keluhan Ayub serta mendengarkan tanggapan Ayub atas penyataan-Nya (pasal 38, 1-42, 6).

5.      Epilog (Pasal 42:7-17) yang mencatat pemulihan Ayub. Kitab Ayub seluruhnya ditulis dalam bentuk syair. 

19.  MAZMUR

Penulis: Daud dan orang lain

Tema: Doa dan Pujian

Tanggal Penulisan: Sebagian besar abad ke-10 hingga ke-5 SM. 

Kitab Mazmur, sebagai doa dan pujian yang diilhamkan Roh, ditulis, secara umum, untuk mengungkapkan perasaan mendalam hati sanubari manusia dalam hubungan dengan Allah sebagai ungkapan: kepercayaan, kasih, penyembahan, ucapan syukur, pujian, dan kerinduan akan persekutuan erat dan kekecewaan, kesesakan mendalam, ketakutan, kekhawatiran, penghinaan dan seruan untuk pembebasan, kesembuhan, atau pembenaran.

Selaku suatu kumpulan dari 150 mazmur, kitab ini meliput bermacam-macam pokok, termasuk penyataan tentang Allah, ciptaan, umat manusia, keselamatan, dosa dan kejahatan, keadilan dan kebenaran, penyembahan dan pujian, doa dan hukuman.

Salah satu cara yang bermanfaat untuk meninjau kitab ini ialah dengan berbagai kategori umum yang dipakai untuk menggolongkan mazmur-mazmur ini menjadi:

1.      Nyanyian Haleluya atau pujian: mazmur-mazmur ini membesarkan nama,kemegahan, kebaikan, kebesaran, dan keselamatan Allah

2.      Nyanyian Ucapan Syukur : Mazmur-mazmur ini mengakui pertolongan Allah dalam menyelamatkan dan membebaskan seseorang atau Israel selaku bangsa.

3.      Mazmur Doa dan Permohonan: Tercakup mazmur-mazmur ratapan dan permohonan kepada Allah, kerinduan akan Allah, dan syafaat bagi umat Allah.

4.      Mazmur Pengakuan Dosa: Berfokus pada pengakuan dosa.

Nanyian Sejarah Kudus: Mengisahkan kembali urusan Allah dengan Israel sebagai bangsa.

5.      Mazmur Pemahkotaan Tuhan: Mazmur-mazmur ini dengan tegas menyatakan bahwa "Tuhan adalah Raja"

6.      Nyanyian Liturgis: Mazmur-mazmur ini digubah untuk perayaan atau

kebaktian khusus dan ini dipergunakan dalam perayaan Paskah setiap

tahun).

Mazmur Kepercayaan dan Pengabdian: Mazmur-mazmur ini mengungkapkan kepercayaan seseorang akan integritas Allah dan pertolongan kehadiran-Nya, dan pengabdian hati kepada Allah.

7.      Nyanyian Ziarah: Juga disebut "Nyanyian-nyanyian Zion" atau "Nyanyian-nyanyian Pendakian" yang dinyanyikan oleh para peziarah sepanjang perjalanan mereka ke Yerusalem untuk perayaan Paskah, Pentakosta, atau Pondok Daun setiap tahun.

8.      Nyanyian Penciptaan: Mazmur-mazmur ini mengakui hasil perbuatan Allah di sorga dan di bumi

9.      Mazmur-mazmur Hikmat dan Pendidikan: Mazmur-mazmur ini merenungkan cara-cara Allah dan mendidik kita mengenai kebenaran.

10.  Mazmur Kerajaan atau Mesias: Mazmur-mazmur ini melukiskan beberapa pengalaman Raja Daud atau Raja Salomo yang mempunyai makna nubuat dan yang akhirnya digenapi dalam kedatangan Mesias, Yesus Kristus.

11.  Mazmur Bernada Kutukan: Mazmur-mazmur ini mengundang kutukan atau hukuman Allah atas orang fasik. Karena banyak orang Kristen bingung oleh mazmur-mazmur ini, perlu diperhatikan bahwa mazmur kutukan ini digubah selaku ungkapan semangat demi nama Allah, keadilan, dan kebenaran-Nya, dan dari kebencian kuat terhadap kejahatan dan bukan karena perasaan dendam yang picik. Pada hakikatnya mazmur-mazmur ini berseru kepada Allah agar meninggikan orang benar dan merendahkan orang fasik. 

20.  AMSAL

Penulis: Salomo dan Orang Lain

Tema: Hikmat untuk Hidup dengan Benar

Tanggal Penulisan: Sekitar 970-700 SM 

Tujuan kitab ini dinyatakan dengan jelas dalam Amsal 1:2-7 yaitu memberi hikmat dan pengertian mengenai perilaku yang bijak, kebenaran, keadilan, dan kejujuran (Amsal 1:2-3) sehingga orang yang tidak berpengalaman dapat menjadi orang bijak (Amsal 1:4), kaum muda dapat memperoleh pengetahuan dan kebijaksanaan (Amsal 1:4), dan orang bijak bisa menjadi lebih bijak lagi (Amsal 1:5-6).

Sekalipun Amsal pada hakikatnya adalah buku pedoman hikmat untuk hidup dengan benar dan bijaksana, landasan yang diperlukan oleh hikmat tersebut dinyatakan dengan jelas sebagai "takut akan Tuhan" (Amsal 1:7).

Tema yang mempersatukan kitab ini ialah "hikmat untuk hidup dengan benar," sebuah hikmat yang berawal dari tunduk dengan rendah hati kepada Allah dan kemudian mengalir kepada semua bidang kehidupan. Hikmat dalam Amsal ini memberi nasihat mengenai keluarga, kaum muda, kemurnian seksual, kesetiaan hubungan pernikahan, kejujuran, kerja keras, kemurahan, persahabatan, keadilan, kebenaran, dan disiplin.

Kitab Amsal juga memperingatkan mengenai bodohnya dosa, pertengkaran, bahaya lidah, kebebalan, minuman keras, kerakusan, nafsu, kebejatan, kebohongan, kemalasan, teman-teman yang tidak baik.Dan di dalam kitab ini dibandingkan kebijaksanaan dengan kebodohan, orang benar dengan orang fasik, kesombongan dengan kerendahan hati, kemalasan dengan kerajinan, kemiskinan dan kekayaan, kasih dan hawa nafsu, benar dan salah, serta kematian dan kehidupan. 

Ciri-ciri Khas Kitab Amsal:

1.       Hikmat, bukannya dikaitkan dengan kepandaian atau pengetahuan yang luas, tetapi dihubungkan langsung dengan "takut akan Tuhan"

2.       Sebagian besar nasihat bijaksana dalam Amsal ini adalah dalam bentuk nasihat seorang ayah yang saleh kepada anak atau anak-anaknya.

3.       Merupakan kitab yang paling praktis dalam PL karena menyentuh lingkup prinsip- prinsip dasar yang luas untuk hubungan dan perilaku hidup sehari-hari yang benar  dan  prinsip-prinsip ini dapat diterapkan kepada semua angkatan dan kebudayaan.

4.       Hikmat praktis, ajaran saleh, dan prinsip-prinsip hidup mendasar disajikan dalam bentuk pernyataan singkat dan mengesankan yang mudah dihafalkan dan diingat oleh kaum muda sebagai garis pedoman dalam kehidupan.

5.       Keluarga menduduki tempat penting yang menentukan dalam Amsal, bahkan seperti dalam perjanjian Allah dengan Israel.

6.       Ciri sastra yang menonjol dalam amsal-amsal ialah banyak menggunakan bahasa kiasan yang hidup (mis. simile dan metafora), perbandingan dan perbedaan, ajaran singkat, dan pengulangan.

7.       Istri dan ibu bijaksana yang digambarkan pada akhir kitab (pasal 31) adalah unik dalam sastra kuno karena pandangannya yang tinggi dan mulia tentang seorang wanita bijak.

8.       Nasihat berhikmat dalam Amsal merupakan pendahulu PL bagi banyak nasihat praktis yang terdapat dalam surat-surat PB. 

21.  PENGKHOTBAH

Penulis: Salomo

Tema: Kesia-Siaan Hidup yang Terlepas dari Allah

Tanggal Penulisan: + 935 SM 

Menurut tradisi Yahudi, Salomo menulis Kidung Agung ketika masih berusia muda, Amsal pada usia setengah tua dan kitab Pengkhotbah pada tahun-tahun akhir hidupnya. Pengaruh yang bertumpuk dari kemerosotan rohani, penyembahan berhala, dan hidup memuaskan-dirinya pada akhirnya membuat Salomo kecewa dengan kesenangan dan materialisme sebagai cara untuk mencapai kebahagiaan. Kitab Pengkhotbah mencatat renungan-renungan sinisnya tentang kesia-siaan dan kehampaan usaha menemukan kebahagiaan hidup terlepas dari Allah dan Firman-Nya. Ia telah mengalami kekayaan, kuasa, kehormatan, ketenaran, dan kesenangan sensual secara melimpah, namun semua itu akhirnya merupakan kehampaan dan kekecewaannya saja, "Kesia-siaan belaka! Kesia-siaan belaka!  …  segala sesuatu adalah sia-sia" (Pengkhotbah 1:2).

Tujuan utama kitab Pengkhotbah adalah menyampaikan semua penyesalan dan kesaksiannya kepada orang lain sebelum ia wafat, khususnya kepada kaum muda, supaya mereka tidak melakukan kesalahan yang sama seperti dirinya. Ia membuktikan untuk selama-lamanya kesia-siaan melandaskan nilai-nilai kehidupan seorang pada harta benda duniawi dan ambisi pribadi. Sekalipun orang muda harus menikmati masa muda mereka, adalah lebih penting untuk mengabdikan diri kepada Sang Pencipta (Pengkhotbah 12:1) dan membulatkan tekad untuk takut akan Allah dan berpegang pada perintah-perintah-Nya (Pengkhotbah 12:13-14); itulah satu-satunya jalan untuk menemukan makna hidup ini.

Kitab ini ditutup dengan menasihati kaum muda untuk mengingat Allah ketika masih muda, supaya mereka tidak menjadi tua dengan penyesalan pahit dan tugas menyedihkan untuk mempertanggungjawabkan hidup yang disia-siakan kepada Allah. 

Ciri-ciri Khas Kitab Pengkhotbah:

1.       Kitab ini sifatnya sangat pribadi, penulis sering kali memakai kata ganti "aku" sepanjang sepuluh pasal pertama.

2.       Melalui sikap pesimisme penulis, kitab ini menyatakan bahwa hidup yang terpisah dari Allah itu tidak menentu dan penuh dengan kesia-siaan (istilah "sia-sia" terdapat 37 kali dalam kitab ini).

3.       Inti nasihat Salomo di dalam kitab ini terdapat di dalam dua ayat terakhir, "Takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang" (Pengkhotbah 12:13-14).

4.       Gaya penulisan kitab ini terputus-putus; kosakata dan susunan kalimatnya termasuk bahasa Ibrani yang paling sulit dalam PL dan tidak mudah untuk menggolongkannya dalam masa sastra Ibrani tertentu.

5.    Kitab ini berisi alegori yang paling indah dalam Alkitab mengenai seorang yang makin tua (Pengkhotbah 12:2-7). 

22.  KIDUNG AGUNG

Penulis: Salomo

Tema: Kasih dalam Pernikahan

Tanggal Penulisan: + 960 SM

Kitab ini diilhamkan oleh Roh Kudus dan dimasukkan ke dalam Alkitab untuk menggarisbawahi asal-usul ilahi dari sukacita dan martabat kasih manusia di dalam pernikahan. Kitab Kejadian menyatakan bahwa seksualitas manusia dan pernikahan mendahului kejatuhan manusia ke dalam dosa (Kej 2:18-25). Walaupun dosa telah menodai bidang pengalaman manusia yang paling penting ini, Allah ingin kita tahu bahwa pernikahan itu bisa murni, sehat, dan indah. Karena itu Kidung Agung, memberikan model yang bersifat memperbaiki di antara dua ekstrem dalam sejarah: peninggalan kasih pernikahan untuk perilaku seksual yang tidak wajar (yaitu, hubungan homoseksual atau lesbian) dan hubungan heteroseksual sepintas di luar pernikahan, dan pertapaan yang sering kali secara keliru dianggap pandangan Kristen terhadap seks, yang menyangkal kasih jasmaniah di dalam hubungan pernikahan.

Isi kitab ini tidak dapat dianalisis dengan mudah. Isinya tidak bergerak secara metodis dan logis dari pasal pertama hingga terakhir, melainkan melingkar-lingkar sekitar tema inti yaitu kasih. Sebagai kidung, kitab ini terdiri atas enam stanza atau syair, masing-masing membahas suatu aspek dari perilaku pacaran dan kasih pernikahan antara Salomo dengan pengantinnya. Keperawanan mempelai wanita dilukiskan sebagai "kebun tertutup" dan penyempurnaan pernikahan sebagai memasuki kebun untuk menikmati buah-buah pilihan. Ketika kedua mempelai sedang berdua, mereka terpuaskan, ketika mereka terpisah, mereka mengalami kerinduan satu sama lain. 

Ciri-ciri Khas Kitab Kidung Agung:

1.       Inilah satu-satunya kitab Alkitab yang khususnya membahas kasih unik di antara dua orang mempelai.

2.       Kitab ini merupakan karya sastra akbar yang penuh dengan kiasan sensual yang sopan, terutama diambil dari alam.

3.       Kitab ini termasuk salah satu dari sejumlah kecil kitab PL yang tidak dikutip atau disinggung dalam PB.

4.       Merupakan satu dari dua kitab (bd. kitab Ester) PL yang tidak secara jelas menyebutkan Allah (sekalipun beberapa naskah berisi petunjuk kepada "Tuhan" dalam Kidung Agung 8:6). 

23.  YESAYA

Penulis: Yesaya

Tema: Hukuman dan Keselamatan

Tanggal Penulisan: + 700-680 SM 

Tujuan kitab Yesaya adalah sang nabi pertama-tama menghadapi bangsanya sendiri dan bangsa lain yang sezaman dengan firman Tuhan mengenai dosa mereka dan hukuman Allah yang akan datang. Lalu, melalui berbagai penglihatan yang mengandung wahyu dan Roh nubuat, Yesaya menubuatkan pengharapan bagi angkatan masa depan orang Yahudi buangan. Mereka akan dikembalikan dari pembuangan dan akan ditebus Allah untuk menjadi terang bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi. Akhirnya, Yesaya bernubuat bahwa Allah akan mengirim Mesias dari keturunan Daud, yang keselamatan-Nya pada akhirnya akan meliputi semua bangsa di bumi ini, sehingga memberikan pengharapan bagi umat Allah di bawah perjanjian yang lama dan yang baru.

Kitab Yesaya menekankan tema umum penghukuman dan keselamatan, sesuai dengan tema-tema umum di PL dan PB; dan hal yang menyatukannya adalah karya penebusan Kristus. 

Ciri-ciri Khas Kitab Yesaya:

1.       Sebagian besar kitab ini ditulis dalam bentuk syair Ibrani dan sebagai karya sastra tidak dapat dibandingi keindahan, kuasa, dan keanekaragaman dalam syairnya.

2.       Yesaya disebut "nabi injili" karena, dari semua kitab PL, nubuat-nubuatnya tentang Mesias berisi pernyataan yang paling lengkap dan jelas dari Injil Yesus Kristus.

3.       Penglihatannya tentang salib dalam pasal 53 (Yesaya 53:1-12) adalah nubuat yang paling khusus dan terinci dalam seluruh Alkitab mengenai kematian Yesus yang mendamaikan bagi orang berdosa.

4.       Kitab ini menjadi kitab nubuat PL yang paling teologis dan luas; ia menjangkau ke belakang kepada saat Allah menciptakan langit dan bumi serta hidup manusia dan memandang ke depan kepada saat Allah mengakhiri sejarah dan menciptakan langit baru dan bumi baru.

5.       Kitab ini berisi lebih banyak penyataan tentang tabiat, keagungan, dan kekudusan Allah daripada kitab nubuat PL lainnya.

6.       Yesaya, yang artinya "Tuhan menyelamatkan," adalah nabi keselamatan. Ia memakai istilah "keselamatan" hampir tiga kali lebih banyak daripada seluruh kitab para nabi lainnya.

7.       Yesaya sering kali mengacu kembali kepada peristiwa-peristiwa penebusan sebelumnya dalam sejarah Israel, mis. peristiwa keluaran, pemusnahan Sodom dan Gomora, dan kemenangan Gideon atas suku Midian serta ia juga mengutip dari nyanyian Musa yang bersifat nubuat.

8.       Bersama dengan Ulangan dan Mazmur, Yesaya termasuk kitab PL yang paling banyak dikutip dalam PB. 

24.  YEREMIA

Penulis: Yeremia

Tema: Hukuman Allah Tidak Terelakkan bagi Yehuda yang Tidak Bertobat.

Tanggal Penulisan: + 585  —  580 SM 

Kitab ini ditulis untuk menyediakan suatu catatan abadi dari pelayanan dan berita nubuat Yeremia, untuk menyatakan hukuman Allah yang pasti jadi dan tidak terelakkan ketika umat-Nya melanggar perjanjian dan bersikeras dalam pemberontakan terhadap Allah dan firman-Nya, dan untuk menunjukkan keaslian dan kekuasaan firman nubuat.

Kitab ini pada dasarnya merupakan kumpulan nubuat-nubuat Yeremia, yang terutama dialamatkan kepada Yehuda (pasal 2-29), tetapi juga kepada sembilan bangsa asing lainnya (pasal 46-51); nubuat-nubuat ini terutama dipusatkan pada hukuman, walaupun ada beberapa yang membahas pemulihan (khususnya pasal 30-33).Berita nubuatnnya terjalin dengan aneka kilasan sejarah dari kehidupan pribadi dan pelayanan Nabi Yeremia, sejarah Yehuda dan aneka peristiwa internasional yang melibatkan Babel dan bangsa-bangsa lainnya.

Seperti Yehezkiel, Yeremia memakai berbagai tindakan yang bersifat perumpamaan dan lambang untuk mengilustrasikan berita nubuatnya dengan lebih jelas. 

Ciri-ciri Khas Kitab Yeremia:

1.        Kitab ini menjadi kitab terpanjang kedua dalam Alkitab, berisi lebih banyak kata (bukan pasal) daripada kitab lainnya selain Mazmur.

2.        Kehidupan dan pergumulan pribadi Yeremia selaku nabi diungkapkan dengan lebih mendalam dan terinci dibandingkan nabi PL lainnya.

3.        Kitab ini sarat dengan kesedihan, sakit hati, dan ratapan dari "nabi peratap" itu karena pemberontakan Yehuda.

4.        Salah satu kata kunci ialah "murtad," (dipergunakan 8 kali) dan "tidak setia" (dipakai 9 kali), dan tema yang muncul terus ialah hukuman Allah yang tidak terelakkan lagi atas pemberontakan dan kemurtadan.

5.        Satu-satunya penyataan teologis yang terbesar di kitab ini ialah konsep "perjanjian baru" yang akan ditetapkan Allah dengan umat-Nya yang setia pada saat pemulihan kelak.

6.        Syairnya mengesankan dan penuh perasaan seperti syair Alkitab lainnya, dengan kelimpahan metafora, ungkapan-ungkapan yang hidup dan bagian-bagian patut diingat.

7.        Rujukan terhadap Babel di dalam nubuat Yeremia (164) lebih banyak daripada di semua bagian lain di Alkitab. 

25.  RATAPAN

Penulis: Yeremia

Tema: Kesusahan yang Sekarang dan Harapan Masa Depan

Tanggal Penulisan: 586  —  585 SM 

Nabi Yeremia menulis serangkaian lima ratapan untuk mengungkapkan kesedihan yang sangat dan penderitaan emosionalnya atas kerusakan Yerusalem yang tragis, termasuk keruntuhan yang memalukan dari kerajaan dan keturunan Daud, pembinasaan sama sekali dari tembok-tembok kota, Bait Suci, istana raja dan kota pada umumnya, dan pembuangan yang menyedihkan ke Babel dari kebanyakan orang yang tidak dibunuh.

Dalam kitab ini, kesedihan sang nabi menyembur keluar bagaikan kesedihan seorang peratap pada saat penguburan kerabat dekat yang mati secara tragis. Semua ratapan ini mengakui bahwa tragedi tersebut merupakan hukuman Allah atas Yehuda karena pemberontakan berabad-abad para pemimpin dan penduduknya terhadap Allah.

Jadi, Kitab Ratapan memungkinkan umat itu memiliki pengharapan di tengah-tengah keputusasaan mereka dan memandang lebih jauh dari hukuman pada saat itu, kepada saat Allah akan memulihkan umat-Nya kelak.

Kitab ini merupakan serangkaian lima ratapan, tiap ratapan itu dalam sendirinya lengkap. Ratapan pertama (pasal 1) menggambarkan kerusakan Yerusalem dan ratapan sang nabi atas kota itu ketika ia berseru kepada Allah dalam penderitaan jiwanya; kadang-kadang ratapannya melambangkan ratapan Yerusalem. Dalam ratapan kedua (pasal 2), Yeremia melukiskan penyebab kerusakan ini sebagai murka Allah atas umat pemberontak yang menolak untuk bertobat. Musuh Yehuda menjadi sarana penghukuman Allah. Syair berikutnya (pasal 3) mendesak bangsa itu untuk ingat kembali bahwa Allah sungguh-sungguh pemurah dan setia, dan bahwa Dia itu baik kepada mereka yang mengandalkan diri-Nya. Yang keempat (pasal 4) mengulang kembali tema ketiga syair sebelumnya.  Di dalam syair yang terakhir (pasal 5), setelah pengakuan dosa dan kebutuhan Yehuda untuk pengampunan, Yeremia berdoa kepada Allah untuk mengembalikan umat itu kepada perkenan-Nya lagi. 

Ciri-ciri Khas Kitab Ratapan:

1.        Sekalipun di dalam Mazmur dan kitab para nabi ada ratapan pribadi dan ratapan umum, hanya kitab ini di Alkitab yang semata-mata terdiri atas syair- syair duka.

2.        Susunan kesusastraan kitab ini sama sekali syair.

3.        Kitab Ratapan melukiskan peristiwa sejarah pembinasaan Yerusalem, hanya kitab ini yang dengan hidup menggambarkan emosi dan perasaan orang-orang yang benar-benar mengalami musibah tersebut.

4.        Pada inti kitab ini terdapat salah satu pernyataan paling kuat tentang kesetiaan dan keselamatan dari Allah di dalam Alkitab. Walaupun kitab Ratapan dimulai dengan sebuah ratapan tetapi kitab ini berakhir dengan nada pertobatan dan harapan untuk pemulihan. 

26.  YEHEZKIEL

Penulis: Yehezkiel

Tema: Hukuman dan Kemuliaan Allah

Tanggal Penulisan: 590-570 SM 

Tujuan nubuat-nubuat Nabi Yehezkiel terutama bersifat ganda yaitu untuk menyampaikan berita Allah mengenai hukuman atas Yehuda dan Yerusalem yang sudah murtad (pasal 1-24) dan tujuh bangsa asing di sekitar mereka (pasal 25-32) serta untuk menopang iman sisa umat Allah dalam pembuangan mengenai pemulihan umat perjanjian-Nya dan kemuliaan akhir dari kerajaan-Nya (pasal 33-48).

Kitab Yehezkiel disusun dengan baik, dan ke-48 pasalnya dengan sendirinya terbagi menjadi empat bagian utama.

1.        Bagian pengantar (pasal 1-3) menguraikan penglihatan penuh kuasa Yehezkiel tentang kemuliaan dan takhta Allah.

2.        Bagian kedua (pasal 4-24) mencatat amanat Yehezkiel yang keras dan menghilangkan harapan mengenai hukuman atas Yehuda dan Yerusalem yang tidak terelakkan lagi karena mereka terus memberontak dan murtad.

3.        Bagian ketiga (pasal 25-32) berisi nubuat-nubuat hukuman terhadap tujuh bangsa asing yang bersukacita atas malapetaka Yehuda.

4.        Bagian terakhir (pasal 33-48) menandai suatu peralihan dalam berita sang nabi dari hukuman suram ke penghiburan dan harapan di masa depan. Setelah Yerusalem jatuh, Yehezkiel bernubuat tentang kebangunan rohani dan pemulihan di masa depan, ketika Allah akan menjadi gembala yang sejati bagi umat-Nya (pasal 34) dan memberi mereka "hati yang baru" dan "roh yang baru" (pasal 36).

Ciri-ciri Khas Kitab Yehezkiel:

1.      Kitab Yehezkiel penuh dengan penglihatan misterius, perumpamaan yang berani dan perbuatan simbolik yang aneh sebagai sarana penyataan nubuat Allah.

2.      Isinya diatur dan diberi tanggal dengan saksama, terdapat lebih banyak tanggal daripada kitab nubuat PL lainya.

3.      Dua frase khusus muncul berkali-kali:

-       "Mereka akan tahu bahwa Aku ini Tuhan" (65 kali dengan aneka variasi)

-       "kemuliaan Tuhan" (19 kali dengan aneka variasi).

4.      Yehezkiel secara khusus disapa oleh Allah dengan sebutan "anak manusia" dan "penjaga".

5.      Kitab ini mencatat dua penglihatan mengenai Bait Suci, yang pertama sebagai Bait Suci yang dinajiskan dan menanti kebinasaan (pasal 8-11) dan sebagai Bait Suci yang dipulihkan dan disucikan dengan sempurna (pasal 40-48).

6.      Lebih dari nabi lain, Yehezkiel disuruh oleh Allah untuk menyatukan dirinya secara pribadi dengan sabda kenabian dengan melakukannya selaku lambang nubuat.

7.      Yehezkiel menekankan tanggung jawab pribadi kepada Allah. 

27.  DANIEL

Penulis: Daniel

Tema: Kedaulatan Allah Dalam Sejarah

Tanggal Penulisan: Sekitar 536-530 SM 

Ada dua maksud untuk penulisan kitab Daniel yaitu untuk menenteramkan hati umat perjanjian PL bahwa hukuman pembuangan mereka di antara bangsa-bangsa kafir tidak akan menjadi nasib tetap mereka dan untuk mewariskan kepada umat Allah sepanjang sejarah berbagai penglihatan bersifat nubuat tentang kedaulatan Allah atas bangsa-bangsa dan kemenangan terakhir kerajaan-Nya di bumi.

Kitab ini menegaskan bahwa janji-janji Allah untuk memelihara dan mengembalikan umat perjanjian-Nya adalah sama pastinya dengan kerajaan Mesias yang akan datang yang akan bertahan selama-lamanya.

Isi kitab Daniel adalah paduan riwayat hidup, sejarah, dan nubuat. Bentuk tulisannya ialah sastra apokalips, yang artinya bahwa berita nubuatnya menyingkapkan penyataan Allah melalui berbagai penglihatan, mimpi, dan lambang untuk memberikan semangat kepada umat Allah pada masa krisis dalam sejarah dan untuk membayangkan pengharapan Israel mengenai kemenangan akhir kerajaan Allah dan kebenarannya di bumi.

Kitab ini dengan sendirinya terbagi menjadi tiga bagian utama.

1.        Pasal 1 ditulis dalam bahasa Ibrani dan memberikan latar belakang sejarah kitab ini.

2.        Pasal 2-7, ditulis dalam bahasa Aram, menggambarkan kebangkitan dan keruntuhan empat kerajaan yang kuat di dunia yang berturut-turut dan diikuti oleh penetapan Kerajaan Allah sebagai kerajaan yang kekal.

3.        Dalam pasal 8-12 Daniel kembali menulis dalam bahasa Ibrani dan menguraikan berbagai penyataan yang luar biasa dan kunjungan malaikat dari Allah mengenai  umat Yahudi di bawah pemerintahan kafir kelak (pasal 8-11), periode "tujuh puluh kali tujuh" sebagai waktu yang ditetapkan Allah untuk menyelesaikan misi Mesias dan pembebasan akhir mereka dari semua penganiayaan pada akhir jaman.

Ciri-ciri Khas Kitab Daniel:

1.      Kitab ini adalah kitab nabi besar terpendek dan kitab nabi PL yang paling banyak dibaca dan dikaji.

2.      Di bagian-bagian nubuat PB, Daniel disebut atau dikutip lebih sering daripada kitab PL lainnya.

3.      Kitab ini merupakan kitab "Apokalips" PL, sebagaimana Wahyu untuk PB, yang menyatakan tema-tema nubuat akbar yang sangat penting bagi gereja akhir zaman.

4.      Kitab ini berisi ringkasan sejarah nubuat paling terinci dalam PL. Dalamnya terdapat satu-satunya nubuat PL yang menetapkan waktu kedatangan pertama Mesias.

5.      Kitab ini menerangkan lebih banyak tentang penulisnya (terkecuali Yeremia), bahwa Daniel ditandai sifat integritas yang tinggi, hikmat nubuat yang besar, dan ketekunan dalam doa dan berpuasa.

6.      Kitab ini berisi teladan terpenting di Alkitab tentang doa syafaat untuk pemulihan umat Allah berlandaskan janji-janji diilhamkan dari firman Allah . 

28.  HOSEA

Penulis: Hosea

Tema: Hukuman dan Kasih Penebusan Allah

Tanggal Penulisan: 715  —  710 SM 

Nubuat Nabi Hosea adalah usaha terakhir Allah untuk memanggil orang Israel supaya bertobat dari penyembahan berhala dan kefasikan mereka yang tak kunjung berakhir sebelum menyerahkan mereka kepada hukuman penuh atas dosa-dosa mereka. Kitab ini ditulis untuk menyatakan bahwa Allah mempertahankan kasih-Nya kepada umat perjanjian-Nya dan dengan sungguh-sungguh ingin menebus mereka dari kejahatan mereka dan bahwa hal-hal menyedihkan terjadi apabila orang terus-menerus tidak menaati Allah dan menolak kasih-Nya yang menebus.

Ketidaksetiaan istri Hosea dicatat sebagai gambaran ketidaksetiaan Israel kepada Allah. Gomer mengejar-ngejar laki-laki lain, sedangkan Israel mengejar-ngejar dewa-dewa lain; Gomer melakukan zina jasmaniah, sedangkan Israel zina rohani.

Kitab Hosea Pasal 1-3 menerangkan pernikahan Hosea kepada Gomer. Kasih Hosea yang tekun kepada istrinya yang pezina melambangkan ketabahan kasih Allah kepada Israel.

Kitab Hosea Pasal 4-14 berisi serangkaian nubuat oleh Hosea yang menyamakan ketidaksetiaan Israel dengan ketidaksetiaan istrinya. Perbuatan Gomer yang meninggalkan Hosea untuk kekasih lainnya  melambangkan Israel yang meninggalkan Allah. Perbuatan Hosea yang menebus Gomer dari pasar budak (pasal 3) melambangkan keinginan dan rencana Allah untuk memulihkan Israel di masa depan (pasal 11-14).  Kitab ini menekankan bahwa karena Israel telah menolak kasih Allah dan panggilan-Nya untuk bertobat, maka hukuman tidak bisa ditunda lagi. 

Ciri-Ciri Khas Kitab Hosea:

1.        Inilah kitab pertama dalam kumpulan PL yang namanya "Kitab Dua Belas" atau juga dikenal dengan nama "Nabi-Nabi Kecil".

2.        Hosea adalah satu dari hanya dua nabi dari utara yang menulis kitab nubuat di PL.

3.        Seperti halnya Yeremia dan Yehezkiel, pengalaman pribadi Hosea melukiskan berita nubuatnya.

4.        Kitab ini berisi sekitar 150 pernyataan tentang dosa-dosa Israel, dan lebih dari separuhnya berkaitan dengan penyembahan berhala.

5.        Melebihi nabi PL lainnya, Hosea mengingatkan Israel bahwa Tuhan telah sabar dan setia dalam kasih-Nya terhadap mereka.

6.        Tidak ada tatanan khusus dari nubuat-nubuat Hosea dalam bagian utama kitab ini.

7.        Nubuat-nubuat kitab Hosea penuh dengan kiasan-kiasan yang hidup, kebanyakan diambil dari daerah pedesaan. 

29.  YOEL

Penulis: Yoel

Tema: Hari Tuhan yang Besar dan Mengagumkan

Tanggal Penulisan: 835-830 SM (?) 

Nabi Yoel berkhotbah dan menulis karena dua bencana alam yang baru terjadi serta kemungkinan adanya serbuan pasukan asing ke Yehuda tidak lama lagi. Tujuannya untuk mengumpulkan umat itu di hadapan Tuhan dalam suatu perkumpulan raya yang kudus, untuk menasihati mereka agar bertobat dan dengan rendah hati kembali kepada Tuhan Allah dengan berpuasa, menangis,  berkabung, dan bersyafaat memohon kemurahan dan untuk mencatat firman nubuat Allah kepada umat-Nya pada saat mereka sungguh-sungguh bertobat.

Isi kitab Yoel terbagi atas tiga bagian yaitu:

1.        Bagian satu Yoel 1:2-20 menggambarkan kehancuran Yehuda ketika pasukan belalang yang besar melahap daun-daunan dari kebun anggur, pohon, dan ladang mereka, dengan demikian mendatangkan kesengsaraan besar atas umat itu. Di tengah malapetaka itu, nabi Yoel meminta para pemimpin rohani Yehuda untuk memimpin bangsa itu kepada pertobatan nasional.

2.        Bagian dua Yoel 2:1-17 mencatat dekatnya hukuman Allah yang bahkan lebih besar lagi dari utara, baik dalam bentuk bencana belalang lain yang secara kiasan dilukiskan sebagai pasukan perusak atau serbuan sebuah pasukan asing.

3.        Bagian terakhir Yoel 2:18-3:21 diawali dengan pernyataan bahwa Allah mengasihani umat-Nya ketika melihat pertobatan mereka yang sungguh-sungguh.

Ciri-ciri Khas Kitab Yoel:

1.      Kitab ini menjadi salah satu adikarya sastra yang terindah dalam PL.

2.      Kitab ini berisi nubuat PL yang paling terkemuka tentang pencurahan Roh Kudus atas seluruh umat manusia pada hari Pentakosta.

3.      Kitab ini mencatat banyak malapetaka nasional, bencana belalang, kekeringan dan kelaparan, kebakaran, serbuan pasukan asing, bencana-bencana di langit  sebagai hukuman Allah atas kemerosotan rohani dan moral.

4.      Kitab ini menekankan bahwa Allah kadang-kadang bekerja secara berdaulat di dalam sejarah melalui bencana-bencana alam dan serbuan pasukan supaya mendatangkan pertobatan, kebangunan rohani dan penebusan.

5.      Kitab ini memperagakan seorang pengkhotbah kenabian yang, karena hubungannya dekat dengan Allah dan keunggulan rohani, dapat memanggil umat Allah secara meyakinkan untuk bertobat sebagai bangsa pada masa krisis dalam sejarah mereka dan menghasilkan hal-hal positif melalui pertobatan itu. 

30.   AMOS

Penulis: Amos

Tema: Keadilan, Kebenaran dan Hukuman Ilahi Karena Dosa

Tanggal Penulisan: + 760 - 755 SM 

Kemakmuran Israel hanyalah memperdalam kebobrokan mereka. Ketika Allah dalam kemurahan-Nya mengutus Amos ke Betel untuk memberitakan amanat "bertobat atau mati," sang nabi diusir dari kota itu dan diperintahkan jangan bernubuat di situ lagi. Pada waktu itu atau tidak lama sesudah itu, rupanya Amos pulang ke rumahnya di Yehuda dan menulis beritanya. Maksudnya melakukan itu adalah menyampaikan sebuah salinan tertulis dari peringatan kenabiannya kepada Raja Yerobeam II dan menyebarluaskan berita di Israel (dan Yehuda) tentang kepastian hukuman Allah yang menjelang atas Israel dan bangsa-bangsa di sekitarnya kecuali mereka bertobat dari penyembahan berhala, kebejatan dan ketidakadilan.

Kitab ini dengan sendirinya terbagi ke dalam tiga bagian utama.

1.      Dalam bagian pertama (Amos 1:3-2:16), Amos pertama-tama mengalamatkan berita hukuman kepada tujuh bangsa di sekitar Israel, termasuk Yehuda. Amos dengan jelas menguraikan dosa-dosa Israel dan hukuman Allah atas mereka. Bagian ini menentukan suasana untuk berita penghukuman kitab ini, yang menghasilkan kebinasaan dan pembuangan bangsa itu.

2.      Bagian kedua (Amos 3:1-6:14) mencatat tiga berita tegas, dalam berita yang pertama Allah menuduh Israel sebagai umat yang diistimewakan yang telah dibebaskan-Nya dari Mesir. Berita kedua Nabi Amos bernubuat bahwa mereka akan digiring kedalam tawanan dengan kait dan kail sebagai hukuman yang layak dari Allah dan berita ketiga (pasal 5-6) mencatat dosa- dosa Israel yang menjijikkan, dan Amos mengimbau mereka untuk bertobat.

3.      Bagian utama terakhir Amos 7:1-9:10 mencatat lima penglihatan nubuat Amos mengenai hukuman Allah yang menjelang. Kitab ini ditutup dengan janji yang singkat tetapi mengesankan tentang pemulihan kaum sisa yang selamat di masa depan.

Ciri-ciri Khas Kitab Amos:

1.      Kitab ini terutama merupakan seruan kenabian untuk keadilan dan kebenaran, berdasarkan sifat Allah.

2.      Kitab ini secara jelas melukiskan betapa jijiknya agama bagi Allah ketika dipisahkan dari perilaku yang benar dalam hidup sehari-hari.

3.      Kitab ini bersifat konfrontasi yang tidak tanggung-tanggung dan penuh semangat. Konfrontasi Amos dengan imam Amazia merupakan adegan yang istimewa dalam nubuat Ibrani.

4.      Gaya yang tegas dan penuh semangat mencerminkan kesetiaan sang nabi yang kuat dan kokoh kepada Allah dan standar-standar kebenaran-Nya bagi umat perjanjian itu.

5.      Kitab ini menunjukkan kesediaan dan kesiapan Allah memakai orang-orang yang takut akan Allah. 

31.  OBAJA

Penulis: Obaja

Tema: Hukuman atas Edom

Tanggal Penulisan: + 840 SM 

Kitab Obaja adalah kitab nubuatan yang ditulis untuk menyatakan murka Allah yang hebat terhadap Edom karena sukacita mereka atas penderitaan Yehuda dan untuk menyampaikan firman Allah tentang hukuman yang akan datang atas Edom.

Obaja menubuatkan hasil akhir dari tindakan Allah bagi orang Edom yaitu kebinasaan dan bagi umat Allah Israel yaitu pembebasan pada hari Tuhan yang akan datang.

Kitab Obaja terdiri atas dua bagian utama. Di dalam bagian pertama Obaja 1:1-14, Allah mengungkapkan melalui sang nabi ketidaksenangan-Nya dengan Edom dan menuntut pertanggungjawaban karena dosa-dosa mereka, khususnya dosa kesombongan (karena perlindungan geografis) dan dosa sukacita atas jatuhnya Yehuda. Bagian kedua Obaja 1:15-21 bernubuat tentang kedatangan hari Tuhan ketika Edom dan semua musuh Allah akan dibinasakan, sedangkan umat Allah diselamatkan dan kerajaan-Nya menang. 

Ciri-ciri Khas Kitab Obaja:

1.        Kitab ini adalah kitab PL yang paling pendek.

2.        Obaja menjadi salah seorang dari tiga nabi yang dipanggil Allah untuk mengalamatkan berita tertulis mereka hampir seluruhnya kepada bangsa lain dan bukan kepada Israel atau Yehuda. (kedua nabi lain adalah Yunus dan Nahum).

3.        Ada banyak persamaan di antara kitab Obaja dengan Yeremia 49:7-22.

4.        Kitab ini tidak dikutip atau disebut dalam PB. 

32.  YUNUS

Penulis: Yunus

Tema: Luasnya Kasih Sayang Allah yang Menyelamatkan

Tanggal Penulisan: + 760 SM

 Tujuan

 Kitab ini tampaknya ditulis dengan tiga tujuan yaitu untuk menunjukkan kepada Israel dan bangsa-bangsa lainnya besarnya dan luasnya kasih sayang tindakan Allah yang menyelamatkan melalui pemberitaan pertobatan, menunjukkan melalui pengalaman Yunus betapa jauhnya Israel telah jatuh dari panggilan misioner yang semula untuk menjadi terang penebusan bagi orang- orang yang tinggal dalam gelap dan untuk memperingatkan Israel yang murtad bahwa Allah dalam kasih dan kemurahan-Nya telah mengutus bukan hanya satu tetapi banyak nabi setia yang menyampaikan berita pertobatan-Nya agar menghindarkan hukuman atas dosa yang tak dapat dielakkan.

Kitab Yunus mengisahkan panggilan sang nabi untuk pergi ke Niniwe dan tanggapannya.

1.      Pasal 1 menceritakan ketidaktaatan Yunus pada mulanya serta hukuman Allah sesudah itu. Tidak lama kemudian Yunus menghadapi tindakan balasan Allah dalam bentuk badai besar di Laut Tengah, dipermalukan karena ketahuan para pelaut sehingga dibuang ke laut. Dengan takdir Tuhan telah tersedia seekor "ikan besar" yang siap menyelamatkan hidupnya.

2.      Pasal 2 mengisahkan doa Yunus dari ruangan unik di dalam perut ikan, ketika ia bersyukur kepada Allah karena menyelamatkan hidupnya, berikrar untuk menaati panggilan Allah, lalu dimuntahkan oleh ikan itu ke darat.

3.      Pasal 3 mengisahkan kesempatan kedua bagi Yunus untuk pergi ke Niniwe dan pemberitaan amanat Allah kepada penduduk kota itu. Dalam peristiwa kebangunan rohani satu kota yang paling mengesankan dalam sejarah, raja Niniwe menyerukan agar seluruh kota berpuasa dan bertobat, sehingga mereka diselamatkan dari hukuman Allah. 

4.      Pasal 4 berisi keluhan Yunus kepada Allah karena meluputkan kota yang memusuhi Israel ini. Dengan menggunakan pohon jarak, seekor cacing dan angin timur, Allah mengajarkan nabi-Nya yang marah-marah bahwa Dia senang menyediakan kasih karunia-Nya bagi setiap orang, bukan hanya Israel dan Yehuda. 

Ciri-ciri Khas Kitab Yunus:

1.      Kitab ini salah satu di antara hanya dua kitab nubuat PL yang ditulis seorang nabi yang lahir dan dibesarkan di kerajaan utara Israel (yang lain adalah Hosea).

2.      Kitab ini merupakan karya agung gaya sastra cerita prosa yang singkat; hanya doa ucapan syukur Yunus ditulis dalam bentuk syair.

3.      Kitab ini penuh dengan tindakan adikodrati Allah, selain dari penetapan waktu badai yang diatur dan munculnya si ikan besar, ada ponon jarak, seekor cacing dan angin timur, dan (yang paling hebat) pertobatan seluruh kota Niniwe.

4.      Kitab ini berisi berita PL yang terjelas bahwa kasih karunia Allah yang menyelamatkan adalah bagi orang bukan Yahudi dan juga orang Yahudi. 

33.  MIKHA

Penulis: Mikha

Tema: Hukuman dan Keselamatan Mesias

Tanggal Penulisan: + 740-710 SM 

Nabi Mikha menulis untuk memperingatkan bangsanya akan kepastian hukuman ilahi, menyebut dosa-dosa yang membangkitkan kemarahan Allah dan meringkas firman nubuat Allah mengenai Samaria dan Yerusalem. Dengan tepat dia menubuatkan kejatuhan Israel sebelum hal itu terjadi pada tahun 722 SM. Kitab ini melestarikan berita nubuat Mikha yang serius bagi angkatan terakhir Yehuda sebelum orang Babel datang menyerbu bangsa itu. Kitab ini juga memberikan sumbangan penting kepada seluruh penyataan PL tentang Mesias yang akan datang.

Kitab Mikha terdiri atas berita yang terbagi tiga:

1.        menggugat Israel (Samaria) dan Yehuda (Yerusalem) karena dosa-dosa khusus termasuk penyembahan berhala, keangkuhan, penindasan orang miskin, suap-menyuap di antara pemimpin, ketamakan dan keserakahan, kebejatan, dan agama yang hampa.

2.        mengingatkan bahwa hukuman Allah akan datang karena dosa-dosa ini.

3.        menjanjikan bahwa damai sejahtera, kebenaran dan keadilan sejati akan berlaku di masa depan ketika Mesias memerintah.

Ciri-ciri Khas Kitab Mikha:

1.        Kitab ini memperjuangkan kepentingan para petani sederhana yang menghadapi pemerasan oleh golongan kaya yang angkuh, Nabi Mikha memberikan nasihat yang paling mengesankan tentang tuntutan Tuhan bagi umat-Nya, "berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu".

2.        Sebagian bahasa Mikha itu tegas dan terus terang.

3.        Seperti nabi Yesaya, Mikha mengungkapkan kesadaran yang tajam akan panggilan Allah dan pengurapannya oleh Roh Kudus, "Aku ini penuh dengan kekuatan, dengan Roh Tuhan, dengan keadilan dan keperkasaan, untuk memberitakan kepada Yakub pelanggarannya dan kepada Israel dosanya".

4.        Kitab ini berisi salah satu ungkapan terindah dalam Alkitab tentang kasih sayang dan kasih karunia pengampunan Allah.

5.        Kitab ini berisi tiga nubuat penting yang dikutip di bagian Alkitab lainnya tentang menyelamatkan hidup Yeremia, tentang tempat kelahiran Mesias dan yang dikutip Yesus sendiri (Matius 10:35-36). 

34.  NAHUM

Penulis: Nahum

Tema: Kebinasaan Niniwe yang Menjelang

Tanggal Penulisan: + 630-620 SM 

Nabi Nahum mempunyai dua tujuan dalam kitab nubuat ini yaitu:

1.        Allah memakai dia untuk memberitakan datangnya kebinasaan ibu kota Asyur, Niniwe, yang kejam dan jahat. Tidak ada bangsa sekejam Asyur yang dapat berharap akan lolos dari hukuman Allah.

2.        Pada saat bersamaan, Nahum memberitakan penghiburan untuk umat Allah sendiri. Hiburan ini tidak diperoleh karena melihat darah musuh yang tertumpah, tetapi karena mengetahui bahwa Allah sedang menegakkan keadilan di dunia dan suatu hari akan mendirikan kerajaan damai-Nya.

Kitab Nahum terdiri atas tiga rangkaian ucapan ilahi yang terpisah terhadap Asyur, khususnya ibu kota Niniwe; Pasal 1 berisi suatu uraian yang jelas dan terus-terang mengenai sifat Allah, khususnya kemurkaan, keadilan, dan kuasa-Nya. Pasal 2 menubuatkan hukuman Niniwe yang segera tiba dan melukiskannya dengan bahasa yang hidup. Pasal 3 mencatat secara singkat dosa-dosa Niniwe, menyatakan bahwa Allah itu adil dalam hukuman-Nya dan mengakhiri dengan membayangkan hukuman yang telah dilaksanakan. 

Ciri-ciri Khas Kitab Nahum:

1.        Nahum adalah satu dari tiga  kitab nabi PL yang beritanya nyaris seluruhnya dialamatkan kepada bangsa asing (dua yang lain adalah Obaja dan Yunus).

2.        Isi nubuat dan perbandingan puitisnya ditekankan dengan kiasan yang amat jelas, gambaran kata yang hidup serta bahasa yang paling berterus terang yang terdapat dalam Alkitab.

3.        Menyolok sekali bahwa tidak ada nubuat kepada Yehuda tentang dosa-dosanya atau penyembahan berhala, mungkin karena ditulis sementara gerakan pembaharuan Raja Yosia. 

35.  HABAKUK

Penulis: Habakuk

Tema: Hidup Dengan Iman

Tanggal Penulisan: + 606 SM 

Berbeda dengan Yeremia rekan sezamannya, Habakuk tidak bernubuat kepada Yehuda yang sudah murtad, ia malah menulis untuk menolong kaum sisa yang saleh di Yehuda memahami cara-cara Allah dalam hubungan dengan bangsa mereka yang berdosa dan hukumannya yang menjelang. Habakuk meyakinkan sesama orang percaya bahwa Allah akan bertindak melawan semua kefasikan pada saat-Nya. Sementara itu, "orang benar akan hidup oleh percayanya" dan bukan oleh pengertiannya, dan akan "bersorak-sorak di dalam Tuhan" Allah Juruselamat mereka.

Habakuk Pasal 1-2 berisi pertanyaan-pertanyaan Habakuk yang membingungkan tentang cara-cara Allah dan jawaban Allah kepadanya. Karena telah melihat demikian banyak kejahatan dan penyembahan berhala di Yehuda.

Pertanyaan pertama adalah bagaimana Allah dapat membiarkan umat-Nya yang pemberontak itu berbuat begitu banyak dosa tanpa dihukum. Pertanyaan kedua Habakuk langsung menyusul: bagaimana Allah dapat mengizinkan bangsa yang lebih jahat dan kejam daripada Yehuda untuk menghukum mereka?

Di seluruh kitab ini, Habakuk mengungkapkan imannya dalam kedaulatan Allah dan dalam kepastian bahwa di dalam segala hal Allah itu adil. Penyataan kasih Allah untuk orang benar dan rencana- Nya untuk membinasakan Babel yang jahat membangkitkan sebuah nyanyian nubuat berupa pujian dan janji mengenai keselamatan di Sion. 

Ciri-ciri Khas Kitab Habakuk:

1.        Kitab ini tidak bernubuat kepada Yehuda yang murtad, melainkan mencatat dari buku harian pribadi sang nabi percakapan-percakapannya dengan Allah dan penyataan nubuat yang mengikutinya.

2.        Kitab ini berisi paling sedikit tiga bentuk bahasa sastra yang berbeda: "percakapan" di antara sang nabi dengan Allah, ucapan nubuat "celaka" yang klasik dan suatu nyanyian nubuat.

3.        Sang nabi menunjukkan tiga ciri khas di tengah-tengah zaman kesengsaraan itu: pertanyaan secara jujur kepada Tuhan, iman yang kokoh dan perhatian untuk kebangunan rohani.

4.        Penglihatan sang nabi akan Allah dalam pasal 3 (#/TB Hab 3:1-19) termasuk yang paling megah dalam Alkitab, mengingatkan kita akan penampilan Tuhan kepada bangsa Israel di Gunung Sinai.

5.        Tidak ada seorang nabi PL-pun yang lebih fasih mengenai soal iman daripada Habakuk, bukan hanya melalui pernyataannya bahwa "orang benar akan hidup oleh percayanya", tetapi juga dalam kesaksian pribadinya. 

36.  ZEFANYA

Penulis: Zefanya

Tema: Hari Tuhan

Tanggal Penulisan: + 630 SM 

Nabi Zefanya bernubuat dan menulis untuk memperingatkan Yehuda dan Yerusalem mengenai datangnya hukuman Allah yang mengancam yang disebut "hari Tuhan yang hebat". Zefanya juga menulis untuk membesarkan hati orang saleh bahwa Allah kelak akan memulihkan umat-Nya, ketika itu Yehuda akan menyanyikan pujian kepada Allah mereka yang adil, yang tinggal di antara mereka.

Sebagian besar kitab ini adalah peringatan serius mengenai hukuman Allah yang akan datang. Zefanya melihat datangnya hukuman yang meliputi seluruh dunia karena dosa-dosa umat manusia, tetapi secara khusus ia memfokus pada hukuman yang akan menimpa Yehuda karena dosanya. Zefanya menyampaikan nubuat yang mengimbau agar bangsa itu bertobat dan mencari Tuhan dalam kerendahan hati sebelum keputusan itu dilaksanakan.

Zefanya juga bernubuat mengenai datangnya hukuman atas lima bangsa asing: Filistia, Amon, Moab, Etiopia, dan Asyur. 

Ciri-ciri Khas Kitab Zefanya:

1.        Zefanya adalah satu-satunya nabi yang memberikan asal keturunannya dengan cukup terinci, mundur empat angkatan hingga Raja Hizkia.

2.        Kitab ini menyajikan penyataan yang paling luas dalam PL mengenai "hari Tuhan" yang mendatang.

3.        Kitab ini menunjukkan bahwa umat Allah perlu dihadapkan dengan peringatan- peringatan-Nya, dan juga dihibur dengan janji-janji-Nya.

4.        Kitab ini berisi ajaran yang cukup rinci mengenai kaum sisa yang setia yang akan dipulihkan pada hari lawatan Tuhan itu.

5.        Penyataan Zefanya mengenai hari murka Allah yang akan datang atas orang jahat dan hari keselamatan bagi umat-Nya menyumbang kepada penyataan PB tentang akhir zaman.

37.  HAGAI

Penulis: Hagai

Tema: Membangun Kembali Bait Suci

Tanggal Penulisan: 520 SM 

Sepanjang waktu empat bulan pada tahun 520 SM, Hagai memberitakan empat berita singkat yang tercatat dalam kitab ini dengan tujuan untuk menasihati Zerubabel (gubernur) dan Yoshua (imam besar) agar mengerahkan umat itu untuk membangun kembali Bait Suci dan untuk memotivasi umat itu agar menata kembali hidup dan prioritas mereka untuk melanjutkan tugas mereka secara sungguh-sungguh dengan berkat Allah.

Kitab ini berisi empat berita, yang masing-masing dibuka dengan "firman Tuhan" :

1.        Hagai pertama-tama menegur para mantan buangan itu karena lebih memperhatikan rumah mereka sendiri yang dipapani dengan baik sedangkan rumah Allah masih merupakan reruntuhan.

2.        Hagai menasihati para pemimpin untuk meneguhkan hatinya karena usaha mereka merupakan bagian dari gambaran nubuat yang lebih luas dan "kemegahannya yang kemudian akan melebihi kemegahannya yang semula"

3.        Berita Nabi Hagai memanggil umat itu untuk hidup dalam ketaatan kudus.

4.        Nabi Hagai menubuatkan bahwa Zerubabel melambangkan kesinambungan keturunan dan janji Mesias.

Ciri-ciri Khas Kitab Hagai:

1.        Beritanya merupakan firman nubuat pertama yang terdengar di Yehuda sesudah pembuangan di Babel.

2.        Kitab ini adalah kitab terpendek kedua dalam PL (hanya 38 ayat); yang paling pendek ialah kitab Obaja.

3.        Frase "beginilah firman Tuhan semesta alam" (dan variasinya) terjadi 29 kali sehingga menggarisbawahi pentingnya beritanya bagi kaum sisa yang kembali ke Yerusalem.

4.        Kitab ini mencatat nubuat PL yang paling terus-terang mengenai kunjungan Allah di masa depan. 

38.  ZAKHARIA

Penulis: Zakharia

Tema: Penyelesaian Terakhir Bait Suci dan Janji-Janji Mesias

Tanggal Penulisan: 520-470 SM 

Tujuan ganda Nabi Zakharia dalam menulis kitab ini adalah :

1.        Pasal 1-8 ditulis untuk mendorong kaum Yahudi sisa agar melanjutkan pembangunan kembali Bait Suci dan bertekun hingga tugas itu selesai.

2.        Pasal 9-14 ditulis untuk memberi semangat kepada semua umat yang, setelah menyelesaikan pembangunan Bait Suci, berkecil hati karena Mesias tidak tampak segera, dan untuk menyatakan arti sebenarnya bila Mesias datang.

Bagian pertama Kitab Zakharia dimulai dengan menasihati orang Yahudi untuk kembali kepada Tuhan supaya Ia bisa kembali kepada mereka. Sementara mendorong umat itu untuk menyelesaikan pembangunan kembali Bait Suci, nabi Zakharia menerima delapan penglihatan yang meyakinkan masyarakat Yahudi di Yehuda dan Yerusalem bahwa Allah memperhatikan umat-Nya dan memerintah atas nasib mereka di masa depan

Bagian kedua Kitab Zakharia berisi dua kumpulan nubuat akhir zaman, masing-masing didahului dengan istilah "ucapan ilahi”. 

Ciri-ciri Khas Kitab Zakharia:

1.        Inilah kitab yang paling bersifat Mesias dari semua kitab PL karena banyaknya acuan yang jelas mengenai Mesias terjadi dalam 14 pasal.

2.        Di antara para nabi kecil, kitab ini berisi nubuat-nubuat yang paling rinci dan lengkap mengenai peristiwa-peristiwa akhir zaman.

3.        Kitab ini menunjukkan perpaduan peranan imam dan nabi dalam sejarah Israel.

4.        Lebih daripada kitab PL lainnya, semua penglihatan dan bahasa lambangnya paling menyerupai kitab-kitab penyataan (apokaliptis) Daniel dan Wahyu.

5.        Kitab ini mencatat suatu contoh berani dari ejekan ilahi dalam nubuat tentang pengkhianatan Mesias untuk 30 keping perak.

6.        Nubuat Zakharia mengenai Mesias dalam pasal 14 sebagai Raja-Pahlawan Perang agung yang memerintah di Yerusalem menjadi nubuat PL yang menakjubkan. 

39.  MALEAKHI

Penulis: Maleakhi

Tema: Aneka Tuduhan Allah Terhadap Yudaisme Pascapembuangan

Tanggal Penulisan: Sekitar 430-420 SM 

Ketika Nabi Maleakhi menulis, orang Yahudi pasca pembuangan di Palestina kembali mengalami kesusahan dan kemunduran rohani. Orang-orang telah menjadi sinis, meragukan kasih dan janji-janji Allah, menyangsikan keadilan-Nya dan tidak percaya lagi bahwa ketaatan kepada perintah-Nya itu berguna. Seiring dengan memudarnya iman, maka pelaksanaan ibadah menjadi otomatis dan tidak berperasaan. Mereka juga acuh tak acuh terhadap tuntutan hukum Taurat dan bersalah karena berbuat bermacam-macam dosa terhadap perjanjian. Maleakhi memperhadapkan para imam dan umat itu dengan panggilan kenabian untuk bertobat dari dosa-dosa dan kemunafikan agama mereka sebelum Allah datang tiba-tiba dengan hukuman, untuk menyingkirkan semua rintangan ketidaktaatan yang menghalangi arus kemurahan dan berkat Allah dan untuk kembali kepada Tuhan dan perjanjian-Nya dengan hati yang tulus dan taat.

Kitab ini terdiri dari enam "Ucapan ilahi: Firman Tuhan kepada Israel dengan perantaraan Maleakhi" 

"Ucapan ilahi" Tuhan melalui Maleakhi adalah sebagai berikut:

1.        Allah menegaskan kasih perjanjian-Nya kepada Israel (Maleakhi 1:2-5).

2.        Menuduh para imam karena mereka menjadi penjaga tidak setia dari hubungan perjanjian di antara Allah dengan Israel (Maleakhi 1:6-2:9).

3.        Menegur umat itu karena melanggar perjanjian yang dibuat dengan leluhur mereka (Maleakhi 2:10-16).

4.        Mengingatkan Israel akan kepastian hukuman Allah karena berdosa terhadap perjanjian (Maleakhi 2:17-3:6).

5.        Memanggil seluruh masyarakat Yahudi pascapembuangan di Palestina untuk bertobat dan berbalik kepada Tuhan supaya mereka sekali lagi dapat diberkati oleh-Nya (Maleakhi 3:7-12).

6.        Mengacu kepada "kitab peringatan" Allah mengenai orang-orang yang takut akan Dia dan menghormati nama-Nya (Maleakhi 3:13-18).

Ciri-ciri Khas Kitab Maleakhi:

1.        Kitab ini dengan hidup melukiskan pertemuan antara Allah dengan umat-Nya, sebagian besar dengan memakai kata ganti orang pertama.

2.        Kitab ini mengutamakan metode tanya-jawab dalam menyampaikan amanat kenabian, berisi tidak kurang dari 23 pertanyaan yang diajukan timbal-balik di antara Allah dan umat-Nya.

3.        Sesudah Maleakhi, nabi PL terakhir, terdapat 400 tahun tanpa ada suara nabi yang utama di Israel. Ketiadaan seorang nabi utama selama itu kemudian berakhir dengan datangnya Yohanes Pembaptis, yang menurut nubuat Maleakhi akan mempersiapkan jalan bagi Mesias (Maleakhi 3:1).

4.        Istilah "Tuhan semesta alam" dipakai 20 kali dalam kitab yang singkat ini.

5.        Berisi nubuat terakhir (yang mengakhiri berita kenabian PL) menubuatkan bahwa pada suatu hari Allah akan mengirim roh Elia untuk memulihkan bapa-bapa saleh yang kuat di Sion, bertentangan dengan kecenderungan sosial di mana keluarga makin berantakan (Maleakhi  4:5-6).

 

Dirangkum dan dikutip dari:

Modul Mata Kuliah Bibliologi Missi 3 Sejarah, Bambang Eko Putranto, Sekolah Tinggi Missiologia Yogyakarta, 2006.

http://www.sarapanpagi.org/pengantar-perjanjian-lama-vt1671.html

Stamps, Donald C. Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, Malang: Gandum Mas, 2010. Pengantar Kitab-kitab PL.

http://www.pesta.org/biblika

 


 

 

 

 


Comments

Popular posts from this blog

Pengantar Perjanjian Baru

Ringkasan Buku Kristologi

Ringkasan Buku Yesus Kristus Tuhan Kita