MEMENTO MORI
Pergi ke rumah duka lebih baik dari pada pergi ke rumah pesta, karena di rumah dukalah kesudahan setiap manusia; hendaknya orang yang hidup memperhatikannya. (Pengkhotbah 7:2)
Memento mori, adalah sebuah kalimat dalam bahasa
Latin yang artinya adalah "Ingatlah akan kematianmu", juga berarti "Ingatlah
untuk mati." Memento mori mengajarkan kita agar selalu memberikan yang terbaik dalam
hidup ini. Dalam kita menjalani aktivitas sehari-hari lakukanlah semuanya itu
seolah-olah itu adalah hari terakhir dalam hidup kita, sehingga semua yang kita
lakukan memiliki arti bagi hidup kita secara pribadi maupun orang lain.
Jauh sebelum para filsuf
Yunani memperkenalkan tentang memento
mori, firman Tuhan sudah lebih dulu mengingatkan bahwa salah satu hikmat
yang benar adalah ketika kita memperhatikan akan hari kematian. Kematian adalah
hari dimana kesudahan setiap manusia di dunia ini. Jangan
tertipu dengan usia muda karena syarat mati tidak harus tua dan jangan juga terpedaya dengan tubuh yang sehat
karena syarat mati tidak harus sakit. Kematian bisa datang kapan saja dalam
hidup kita. Oleh sebab itu kita harus bijak dalam mempergunakan sisa waktu
hidup kita.
Setiap orang ada masanya, dan setiap masa
ada orangnya. Artinya dalam kehidupan seseorang ada tugas dan tanggung jawab
yang harus diembannya berupa kedudukan
ataupun jabatan tertentu. Jabatan tersebut tidak selamanya akan diembannya, ada
masa dimana orang lain akan menggantikannya.
Mengingat bahwa hidup kita ada batasnya
maka sebagai seorang pemimpin kita harus bisa membangkitkan pemimin-pemimpin
baru pada masanya. Seorang pemimpin yang unggul dan dapat dipercaya tidak lahir
begitu saja, tetapi ada waktu yang dibutuhkan untuk mempersiapkannya.
Sebagaimana Tuhan berfiman kepada Musa, “"Sesungguhnya
sudah dekat waktunya bahwa engkau akan mati; maka panggillah Yosua ... (Ulangan
31:14a). Kita juga harus menemukan siapa Yosua-Yosua dalam hidup kita, yaitu
orang-orang yang mau kita didik dan akan meneruskan tongkat estafet
kepemimpinan kita.
Jika kita sadar bahwa waktu yang kita
miliki terbatas maka hidup kita tidak hanya mengejar pada kesuksesan hidup tetapi hidup untuk semakin berbuah dan buahnya dapat dinikmati
oleh banyak orang. Seorang pemimpin harus mampu melahirkan pemimpin-pemimpin
baru. Sukses tanpa adanya penerus adalah kegagalan. Seorang pemimpin yang
berhasil adalah seorang pemimpin yang sadar betapa pentingnya kemunculan
pemimpin-pemimpin baru dan mampu mempersiapkannya.
Comments
Post a Comment