Ringkasan Buku Kristologi


KRISTOLOGI
Pdt. Chris Marantika, Th.D., D.D.

I.                  PENDAHULUAN
Yesus Kristus adalah Pribadi yang unik, ajaib dan indah. Banyak data-data yang dengan tegas menampilkan keunikan-Nya, sehingga kehidupan-Nya banyak sekali menimbulkan berbagai kontroversi dan menimbulkan berbagai teori tentang Kristologi antara lain:
-          EBIONITES, kelompok yang menyatakan keilahian Yesus tidak asli dan tidak memiliki sifat Ketuhanan yang sejati sehingga menolah realita sifat ilahi dari Yesus.
-          DOSETICS, golongan yang berpendapat bahwa tubuh jasmani Yesus tidak riil.
-          ARIANS, teori yang berpendapat bahwa sifat Ilahi Yesus Kristus tidak sempurna, Yesus hanya sebagai manusia biasa hingga pada waktu pembabtisan-Nya dan sesudah itu baru ada pada-Nya sifat ilahi sampai Ia di salibkan. Menjelang penyaliban jiwa ilahi meninggalkan Dia, yang disalibkan hanya manusia biasa.
-          APPOLINARTIANS, berpendapat bahwa sifat manusia yang ada pada Yesus tidak sempurna karena merupakan pengaruh manusia saja.
-          NESTORIANS,  teori yang berpendapat bahwa kedua sifat dan jiwa Allah dan Manusia yang tidak dapat disatukan.
-          EUTICHIANS, teori yang berpendapat bahwa ada pada-Nya dua sifat yang sejati dan lengkap, Allah-manusia, tetapi karena sudah dicampurkan maka kedua sifat tersebut telah saling mengurangi tiap-tiap sifat aslinya dan menurunkan mutunya.
-          ORTHODOK, adalah teori yang menyatakan bahwa Yesus Kristus adalah satu Oknum dengan dua sifat dimana keduanya riil (sejati), keduanya sempurna dan disatukan. Teori Orthodok adalah teori yang dianggap benar.
 Kontroversi tak akan ada hentinya karena disamping keterbatasan akal manusia dalam menerima hakekat Allah-Manusia sejati-Nya, dan tidak ada contoh sejarah yang dulu, kini dan nanti seperti Dia. Tanggapan terbaik kita adalah dengan beriman, berserah dan percaya bahwa Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat pribadi kita, yang sehakekat satu dan setara dengan Allah Bapa dan Roh Kudus.
Alkitab secara tegas menyatakan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan yang juga Yahweh di dalam Perjanjian lama, Penguaasa di atas segala penguasa,Yang Maha Kudus dan patut disembah.
II.              TUHAN YESUS DI KEKEKALAN MASA LAMPAU
Kehadiran fisik Yesus di dunia memang sekitar 2000 tahun yang lalu namun bukanlah titik awal eksistensi-Nya sebab pernyataan Alkitab sendiri melimpah dengan kesaksian yang menyatakan bahwa Yesus telah ada sejak dulu kala dan Ia kekal adanya.
Konsep kekekalan Kristus merupakan fakta yang sangat penting karena berhubungan dengan fakta Keilahian-Nya dan merupakan pintu kepada pemahaman Pewahyuan Alkitab secara menyeluruh.
Mikha 5:1; Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala. Ayat ini menekankan bahwa permulaan Kristus memang sudah ada sejak purbakala dan mengandung pengertian waktu yang tidak terbatas.
Yesaya 9:5; Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Ayat ini adalah nubuatan tentang kelahiran Mesias yang akan datang (Yesus Kristus) yang sudah ada dalam kekekalan.
Yohanes 1:1; Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ini menunjukkan keberadaan di masa lampau yang tidak terhenti di suatu titik  dan merupakan eksistentinya yang kontinyu, tidak ada titik awal dan titik akhir.
Yohanes 8:58; Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada." Yang menyatakan bahwa Yesus selalu ada dan tidak pernah tidak ada (kekal) dan memiliki hubungan yang  erat dengan Allah atau Yahweh.
Beberapa ayat lain di Alkitab yang juga menyatakan  keberadaan Kristus sebelum inkarnasi sebagai bukti atas kekekalan-Nya. Hal ini sangat penting karena menjawab pertanyaan mungkinkah Ia diciptakan di masa lampau sebelum penciptaan dunia menyangkut keberadaan-Nya pada pra-inkarnasi, keilahian yang dinyatakan oleh sifat-sifat-Nya, kegiatan di kekekalan masa lampau dan keberadaan-Nya di dalam Tri Tunggal. Semuanya ini mengarah pada kekekalan-Nya, kemuliaan-Nya, kemahatahuan-Nya, hikmat-Nya dan kasih-Nya.
III.           TUHAN YESUS DALAM PERJANJIAN LAMA
Eksistensi Yesus Kristus tidak berada pada titik Inkarnasi-Nya menjadi manusia, namun dalam pengajaran-Nya maupun pernyataan dan berbagai peristiwa dalam perjanjiaan lama telah menunjukkan eksistensi-Nya. Dalam perjanjian lama banyak nubuatan-nubuatan tentang Kristus dan bentuk-bentuk teopani yang dengan tegas menunjukkan kekekalan Kristus.
Nama-nama yang sering disebutkan berhubungan dengan keberadaan-Nya sebelum inkarnasi dan berhubungan dengan keilahian-Nya adalah Elohim, Yahweh, Adonai, Malaikat Yahweh, berbagai bentuk Theopani dan gambaran peristiwa-peristiwa di dalam perjanjian lama yang mengarah kepada Kristus.

IV.           INKARNASI TUHAN YESUS KRISTUS
Kata Inkarnasi memang tidak terdapat di dalam alkitab bahasa latin, namun asal katanya adalah In Carne yang artinya adalah “dalam daging”. Dan dapat disimpulkan bahwa yang dimaksudkan dengan inkarnasi Tuhan Yesus adalah Pribadi kedua dari Allah Tri Tunggal yang mengambil bentuk kemanusiaan atau Anak Allah menjelma menjadi daging.
Cara Inkarnasi Tuhan Yesus telah dinubuatkan oleh nabi Yesaya (Yesaya 7:14) dan digenapi dengan tepat di dalam Injil Matius 1:23, dimana Yesus dilahirkan dari seorang perawan. Paham yang benar menyangkut Inkarnasi kristus adalah paham kenosis yaitu Yesus menghampakan diri-Nya  dengan diselubunginya kemuliaan Keallahan-Nya, pembatasan diri-Nya melalui penyaliban sebagai manusia, dan tidak dimanfaatkan-Nya beberapa sifat kesempurnaan keilahian-Nya waktu di dunia.
Tujuan Inkarnasi adalah untuk menyatakan Allah kepada manusia (Yohanes 1:18), untuk menyediakan korban bagi tebusan dosa manusia (Ibrani 10:1-10), untuk menghancurkan pekerjaan setan (1 Yohanes 3:8), untuk menjadi Imam Besar yang rahmani (Ibrani 5:1-2), untuk memenuhi perjanjian kepada Daud (Lukas 1:31-33), dan untuk memberikan teladan kepada orang-orang percaya(1 Petrus 2:21).
Keadaan Kristus pada saat inkarnasi adalah sifat keilahian-Nya yang tidak luntur ada pembatasan diri dalam kehidupan-nya sebagai manusia. Kemanusiaan yang sempurna adalah aspek yang ditambahkan pada-Nya, sehingga Ia juga mengalami proses pertumbuhan, memiliki darah dan daging serta jiwa dan roh manusia. Dimana keduanya terjalin menjadi satu selama-lamanya.
Selain itu kemanusiaan Yesus Kristus juga memiliki keterbatasan seperti manuia pada umum-Nya, mempunyai nama-nama sebagai manusia,dan juga Ia dapat mengalami kematian guna menebus dosa manusia dan akan mengalami kebangkitan sebagai bukti kemenangan-Nya teradap maut dan bukti keilahian-Nya.
V.               LINGKUP KEHIDUPAN KRISTUS DI DUNIA
Kehidupan Kristus berada pada lingkup hukum-hukum Yahudi sehingga Dia datang bukan untuk mengubah melainkan untuk menggenapi-Nya. Berkali-kali Yesus juga menentang tradisi menafsirkan taurat oleh ahli-ahli taurat. Ia menuntut arti rohani yang dinyatakan dalam pengalaman praktis dari kebiasaan buruk ahli taurat itu. Seringkali Kristus juga menuntut kehidupan yang sesuai dengan hukum-hukum Allah dengan standart yang lebih tinggi, seperti kasih kepada Allah dan sesama tidak mengikuti hukum secara harafiah. Yesus juga memperingatkan pula bagaimana Musa harus memperbolehkan beberapa hal karena kekerasan hati umat itu.
Lingkup kehidupan Kristus selanjutnya adalah lingkup Kerajaan Allah, banyak pengajaran-pengajaran Kristus yang berhubungan langsung dengan konsep-konsep kerajaan Allah. Ada tiga hal mengenai Kerajaan Allah yang diajarkan oleh Kristus yaitu:
- Pemerintahan Allah di dunia atas seluruh alam semesta
- Pemerintahan Allah di hati sebagai Kerajaan Rohani
- Pemerintahan damai dan adil di bumi yang dijanjikan kepada Daud dalam kerajaan seribu tahun
            Kehidupan Kristus juga berada dalam lingkup gereja yang konsepnya dimulai dalam Matius 16:18; Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Peristiwa tersebut diawali oleh penolakan Kristus sebaga raja dan pertentangan dengan prinsip-prinsip rohani kerajaan yang diajarkan-Nya.
            Yesus Kristus sebagai wahyu tertinggi mengajarkan dalam tiga lingkup ini yaitu Hukum Taurat, Kerajaan Allah dan Gereja, sehingga ajaran-Nya hus diterapkan dalam tiga lingkup ini.


VI.           KARYA-KARYA PENEBUSAN KRISTUS
Semua Doktrin kekristenan menjadi tidak relevan jika terlepas dari penderitaan dan kematian Kristus. Penciptaan dunia, inkarnasi Kristus, kebangkitan, kedatangan, dan adanya sorga dan bumi yang baru tidak akan mempunyai makna jika Kristus tidak mati. Melalui penderitaan Kristus di kayu salib menunjukkan kesucian dan kebenaran Alah yang dikombinasikan dengan kasih-Nya. Kematian Kristus mendemonstrasikan cara Allah menyelamatkan manusia sedangkan kebangkitan-Nya menunjukkan kemenangan cara Allah. Kematian dan kebangkitan Kristus merupakan inti dari karya penebusan Kristus, sebab tanpa kedua peristiwa tersebut kekristenan tak ubahnya hanya seperti buku aturan-aturan hidup dan tidak ada bedanya dengan agama-agama lain.
Pengajaran Tuhan Yesus tentang kematian-Nya adalah tidak ada jalan kehidupan tanpa kematian, jalan kehidupan ialah kematian. Salib merupakan persyaratan bagi kedatangan Kerajaan Allah dengan kuasa. Hal ini kurang disadari oleh bangsa Israel yang sedang menantikan kedatangan Mesias, bahwa Mesias memiliki peranan gabungan dari Raja yang berkuasa (Daniel 7:14) dan hamba yang menderita (Yesaya 53).
Setiap peristiwa kematian melalui penyaliban Kristus telah dinubuatkan di dalam perjanjian lama dan digenapi secara tepat di dalam perjalanan kematian-Nya di kayu salib. Rencana kematian dan kebangkitan Kristus harus kita terima karena  bagi kitalah Yesus mati, Yesus tidak perlu mati seandainya bukan karena dosa-dosa manusia, Ia tidak patut karena Ia sendiri tidak berdosa ( II Korintus 5:21).
Jalan keselamatan ini adalah pekerjaan Allah sendiri, bukan pekerjaan manusia. Kristuslah yang ditentukan oleh Allah menjadi satu-satunya jalan keselamatan melalui kematian-Nya (Yohanes 14:6). Rencana dan usaha Allah yang sempurna telah dilaksanakan oleh Yesus Kristus ini harus diterima jika manusia ingin mendapatkan hidup yang kekal. Kematian Kristus tidak secara otomatis merubah status dan kondisi kita. Kristus tidak dapat menyelamatkan kita terpisah dari tanggung jawab dan tanggapan kita terhadap-Nya.
Kematian Kristus adalah puncak pernyataan kasih Allah dan rencana Allah menyelamatkan manusia yang memiliki makna sebagai
-          Pengadilan terhadap murka Allah (Yohanes 3:18-19)
-          Kemenangan manusia atas dosa (Yohanes 19:30)
-          Kemerdekaan yang menuntut harga mahal (1 Petrus 1:19)
-          Jalan pendamaian antara manusia dengan Allah (Roma 3:25)
-          Pernyataan kasih dan isi hati Allah melalui kematian Kristus (Roma 5:8)
-          Korban pengampunan atas dosa manusia (Ibrani 7:26-27)
-          Pengganti atas kutuk yang seharusnya ditimpakan kepada manusia yang berdosa (Galatia 3:13)
-          Teladan penyerahan diri dan penundukan diri kepada Allah (1 Petrus 2:21)
Kematian Kristus tidak akan ada artinya tanpa kebangkitan-Nya. Definisi kebangkitan adalah melepaskan tubuh dari kematian, tubuh dihidupkan lagi atau mendirikan tubuh lagi sehingga tubuh itu dilepaskan dari kuasa maut dan diberikan hidup lagi.
Kebangkitan Kristus merupakan suatu konfirmasi tentang kebenaran ajaran-ajaran Kristus sebagai suatu kenyataan tentang pribadi dan pekerjaan-Nya di bumi dan bukti keilahian-Nya. Kenyataan yang ada hubungannya dengan kebangkitan orang-orang percaya di akhir jaman dan memberikan pengaruh terhadap kehidupan rohani ornag-orang kristen di masa kini.
Kebangkitan pada hakekatnya merupakan bukti keilahian, kemanusiaan, dan kuasa penyelamatan dari dosa sebagai langkah pertama dari kemulaian Kristus dan tumpuan pelayanan-Nya di masa kini dan masa depan.


VII.       PEMERINTAHAN TUHAN YESUS KRISTUS DI MASA KINI
Tuhan Yesus Kristus sesudah kenaikan-Nya ke sorga, Ia duduk di sebelah kanan Allah Bapa artinya ialah bahwa Kristus mengambil bagian di dalam kemuliaan Bapa tanpa menggantikan/meniadakan Sang Bapa. Ia bersama Allah Bapa memerintah alam semesta dan segala makhluk di dalamnya (1 Petrus 3:22).
Kristus juga dinyatakan sebagai Kepala gerejayang berarti menyatakan kehadiran-Nya sebagai jaminan dan pertanda bahwa seseorang adalah milik kristus dan berhak menjadi sasaran kasih dan pelayanan-Nya.
Melalui Roh Kudus yang diutus-Nya, kristus memberikan hidup (Kolose 3:4; Yohanes 1:4)  dan pengharapan bagi orang percaya (Kolose 1:27; 1 Yohanes 3:2). Diri-Nya yang tanpa dosa menjadikan diri-Nya sebagai anak Domba Allah dikorbankan untuk menebus dosa-dosa manusia. Sebagai Imam Besar Ia lebih tinggi daripada Imam Harun yang bertugas sebagai:
-          Kristus sebagai Juru syafaat bagi orang-orang percaya (Roma 8:34; Ibrani 7:25) berhubungan dengan kemenangan rohani orang-orang percaya yang merasa aman di dalam Kristus dan ada jaminan pemeliharaan dan penyucian hidup.
-          Kristus sebagai kepala Imamat yang Rajani (Roma 1:21) menyatakan tentang pentingnya pengorbanan tubuh daripada pengorbanan binatang dan persembahan pujian oleh orang-orang beriman yang mempunyai fungsi kekekalan.

VIII.    TUHAN YESUS KRISTUS DAN TEOLOGIA PENGINJILAN SEDUNIA
Kekristenan adalah Kristosentris, artinya adalah Allah Anak, Allah Bapa dan Allah Roh adalah pusat penyembahannya.Kehidupan kristusn memberikan teladan dan pola bagi tindakan, pelayanan, sikap dan arah bagi hidup kita.
Ajaran Tuhan Yesus yang memberikan pengaruh terhadap teologia penginjilan sedunia adalah pemberitaan  mengenai konsep kerajaan Allah, hubungan bapa-anak dengan Allah Bapa dan teologia tentang gagasan mengenai karya Kristus.
IX.           KESIMPULAN
Ketika manusia pertama Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, maka dosa masuk ke dalam hidup manusia.Manusia tidak kehilangan sebuah agama, tetapi manusia kehilangan hubungan dengan Tuhan. Manusia berusaha dengan berbagai cara untuk mencari Tuhan melalui agama. Agama adalah hasil dari kelaparan  dan kekosongan yang melekat di dalam roh manusia yang tidak bisa dijelaskan oleh manusia tetapi harus dipuaskan.
Allah sebagai pencipta sebenarnya telah memiliki janji penebusan dan solusi atas dosa manusia (Kejadian 3:15) sejak manusia jatuh ke dalam dosa. Sesuai dengan kedaulatan Tuhan janji tersebut dipenuhi dengan Dia sendiri yang datang ke bumi melalui Inkarnasi di dalam Pribadi Yesus Kristus.
Yesus Kristus yang adalah Allah rela mengosongkan diri-Nya (Filipi 2:5-11), menyelubungi kemuliaan ke-Allahan-Nya dan membatasi disi-Nya sebagai manusia. Ia yang tidak berdosa dibuat berdosa karena dosa-dosa manusia dan harus menanggung hukuman atas dosa-dosa manusia.
Tanpa sifat kemanusiaan-Nya Yesus terlalu berharga dan terlalu tinggi nilai-Nya untuk dapat menggantikan posisi manusia terhadap dosa. Tetapi tanpa sifat keilahian-Nya Yesus tidak mungkin dapat mengalahkan maut sebagai upah dosa (Roma 6:23).
            Kematian dan kebangkitan Kristus adalah bukti dari kemanusiaan dan keilahian Kristus yang sempurna serta menjadi inti dari karya penebusan-Nya. Iman dan petobatan adalah kunci untuk mendapatkan keselamatan tersebut.

Comments

Popular posts from this blog

Pengantar Perjanjian Baru

Ringkasan Buku Yesus Kristus Tuhan Kita