Pengantar Perjanjian Baru
PENGANTAR PERJANJIAN BARU
BAB I PENDAHULUAN
Alkitab
perjanjian Baru terdiri dari 27 kitab yang susunannya tidak terjadi secara
kebetulan, meskipun merupakan kumpulan surat-surat dan tulisan yang ditulis
oleh masing-masing penulis tanpa saling mengetahui antara satu dengan yang
lainnya. Susunan surat-surat dalam PB tidak berderet menurut urutannya dan
perbedaan isinya tidak saling menentang melainkan saling melengkapi.
Kitab-kitab
dan surat-surat di dalam PB ditulis dalam beberapa latar belakang politik,
sosial, ekonomi dan agama yang berbeda. Dan untuk menjadi suatu
kesatuan utuh sejumlah 27 kitab, Perjanjian Baru telah melewati proses
kanonisasi yang telah dilakukan oleh Bapak-bapak Gereja pada awal kekristenan.
Secara
garis besar kita juga dapat menggolongkan kitab-kitab dalam perjanjian baru
berdasarkan sifat dan konsepnya menurut ilmu missi. Ada 4 penggolongan sifatnya
yaitu kitab sejarah, kitab pengajaran, kitab penggembalaan dan kitab yang
bersifat penjelasan tentang penebusan Kristus. Berdasarkan konsep nya terdapat
3 garis besar yang mewakili seluruh konsep missi di perjannian baru yaitu
Konsep Matius, Konsep Lukas dan Konsep Paulus.
Pada
Bab V dan BaB VI kita akan membahas mengenai Injil Matius yang akan mewakili
golongan kitab sejarah dan konsep Matius dan Surat Roma yang akan mewakili
golongan kitab pengajaran dan konsep Paulus.
BAB
II LATAR
BELAKANG POLITIK, SOSIAL, EKONOMI DAN AGAMA DUNIA PERJANJIAN BARU
A. LATAR BELAKANG POLITIK
1. Masa Peralihan: Masa Sesudah PL
dan Sebelum PB
Masa-masa
sesudah PL dan sebelum PB sering dikatakan sebagai masa-masa gelap karena Allah
tidak mengirim nabi-nabi-Nya untuk berbicara kepada umat Israel. Namun demikian
masa ini justru menjadi masa yang sangat penting karena sekalipun kelihatanya
diam Allah bekerja dibalik sejarah umat manusia untuk mempersiapkan mereka
menerima pelaksanaan rencana Agung-Nya.
Masa "sesudah PL dan sebelum
PB" ini disebut sebagai Masa Peralihan atau Jaman Intertestamental yang
berlangsung kurang lebih 400 tahun. Dalam masa ini Allah memakai 3 bangsa yang
mengambil peranan utama dalam mempersiapkan masa Perjanjian Baru.
a. Bangsa
Yahudi/Ibrani
Bangsa
pilihan Allah ini tidak selalu berhasil dalam mentaati dan mengemban tugasnya
sebagai umat pilihan Allah, sehingga Allah sering harus menghukum mereka dengan
membuang mereka menjadi tawanan bangsa-bangsa lain. Namun justru dengan cara itu
Allah menggunakannya untuk maksud baik-Nya. Pada waktu bangsa Israel dibuang ke
tanah Babilonia, mereka tercerai berai ke seluruh dunia. Ketika bangsa ini
hidup di tengah-tengah bangsa kafir yang tidak mengenal Tuhan, bangsa Israel
disadarkan akan pentingnya mempertahankan iman, menyembah Allah yang
monotheisme dan mentaati Hukum Taurat. Melalui bangsa inilah Allah menyediakan
jalan yang sangat baik untuk melihara kelangsungan sejarah keselamatan yang
dijanjikan-Nya bagi umat manusia. Bangsa Babilonia jatuh ke tangan
bangsa Persia, yang mengijinkan orang-orang yahudi kembali ke tanah air mereka
dan membangun kembali Bait Allah serta kota Yerusalem.
b. Bangsa
Yunani:
Bangsa Persia jatuh ke tangan bangsa Yunani melalui Aleksander memberikan
sumbangan yang besar dalam mempersatukan seluruh dunia dalam satu bahasa, yaitu
bahasa Yunani. Hal ini memberikan pengaruh yang besar, karena bahasa Yunani
akhirnya dipakai menjadi bahasa internasional pada masa itu. Ini memberikan
keuntungan yang sangat besar karena bahasa Yunani adalah bahasa berpikir,
bahasa yang sangat dibutuhkan oleh penulis-penulis kitab-kitab PB dalam
mengungkapkan istilah-istilah teologia dengan benar dan akurat, dengan
tradisi falsafahnya
yang hebat bangsa Yunani mempengaruhi
kawasan Mediterania.
c. Bangsa
Romawi:
Tiba
waktunya Kerajaan Yunani jatuh ke tangan bangsa Romawi. Penguasa Romawi yang menduduki
tanah Israel (Palestina) menciptakan suasana yang relatif
damai sehingga pembangunan jalan-jalan dan keamanan menjadi prioritas negara.
Keadaan ini sangat diperlukan dalam mempersiapkan kedatangan Kristus dan juga
ketika Injil disebarkan. Selain itu ada banyak kontribusi yang diberikan oleh
orang-orang Romawi, baik dalam bidang militer, hukum, pemerintahan maupun
filsafat yang sangat berguna bagi persiapan penulisan kitab-kitab PB. Kerajaan
Romawi adalah kerajaan pertama di dunia yang mempunyai suatu struktur dan
administrasi menyerupai kerajaan Allah.
2. Masa Pemerintahan Romawi
Latar
belakang politik dalam dunia Perjanjian Baru adalah kekaisaran Romawi. Negara Romawi berdiri tahun 753 SM,
yang sebelumnya hanya terdiri dari beberapa kelompok masyarakat di beberapa
desa yang akhirnya merebut banyak kota dan menjadi kerajaan yang besar tahun
265 SM. Tidak seperti kerajaan-kerajaan yang sebelumnya, jika kerajaan Romawi
menyerbu dan menklukkan suatu negeri maka Romawi tetap membiarkan orang-orang
pribumi tinggal di tanahnya dan menunjuk seorang perwakilan untuk memerintah
daerahnya sedemikian rupa sehingga mencerminkan Kerajaan Roma.
Masa pemerintahan Romawi merupakan masa yang tepat
untuk kelahiran Yesus sebagai Juru selamat dunia. Tuhan Yesus datang ke dunia
juga untuk memperkenalkan kembali Kerajaan Allah kepada manusia. Pola
pemerintahan Kerajaan Romawi memberikan gambaran yang jelas bagi umat manusia
pada saat itu untuk mengenal system kerajaan. Sistemnya sederhana, Kerajaan Roma mengambil alih suatu
wilayah, membiarkan penduduknya tinggal, menunjuk seorang seorang gubernur yang
akan mengubah penduduk wilayah itu menjadi orang-orang Romawi. Demikian juga di
dalam PB di mulainya suatu era baru dimana Yesus datang untuk mengembalikan
sistem kerajaan Allah di bumi, bumi sebagai kolonisasi dan menunjuk orang-orang
percaya sebagai perwakilan-Nya di Bumi.
B. LATAR BELAKANG SOSIAL
Di
kalangan masyarakat Yahudi, para alim ulama adalah kelompok ningrat yang kaya
karena merekalah yang menguasai perdagangan dan pajak di bait suci. Sedangkan
kelompok mayoritas penduduk biasanya miskin. Mata pencaharian mereka antara
lain, petani, peternak, nelayan dan wiraswastawan kecil lainnya. Dalam
masyarakat non-Yahudi, ada pembagian kelas masyarakat sbb.: kaum ningrat, kelas
menengah, rakyat jelata, kaum budak dan penjahat.
C. LATAR BELAKANG EKONOMI
Keadaan
tanah daerah sekitar Laut Tengah masa itu cukup subur sehingga hasil pertanian
menjadi sumber hasil utama. Industri belum berkembang, hanya untuk menghasilkan
kebutuhan sehari-hari, misalnya bejana, kain linen, hasil keramik barang rumah
tangga. Baragng-barang mahal adalah hasil import negara lain.
Mata uang
logam yang berlaku saat itu adalah denarius (dinar), dan uang emas aureus
(pound). Satu dinar adalah upah pekerja untuk satu hari kerja (Mat. 20:2).
Tetapi karena pemerintahan provinsi diijinkan mencetak uang sendiri, maka tidak
heran kalau banyak beredar mata-mata uang yang berbeda (Mat. 21:12). Usaha
pinjam meminjam uang juga sangat populer saat itu.
Arus
perjalanan sangat lancar jaman itu, karena adanya sistem jalan raya yang sangat
baik. Sistem jalan raya ini menghubungkan kota Roma dengan daerah-daerah
jajahan yang terbentang luas.
Arus
perdagangan dari dan ke luar negeri dilakukan lewat laut. Pelabuhan Aleksandria
adalah salah satu pelabuhan terpenting. Banyak kapal-kapal besar berlayar dari
sini. Hasil perdagangan yang banyak didatangkan adalah biji-bijian.
D. LATAR BELAKANG AGAMA DUNIA PB
a. Agama Primitif
Agama
primitif orang Romawi adalah pemujaan terhadap dewa-dewi Yunani, walaupun tidak
berlangsung lama, (hanya sampai abad pertama) karena rakyat tidak lagi melihat
manfaatnya. Bahkan justru sebaliknya, cerita dewa-dewi itu merusak moral dan
kehidupan kaum muda.
Pemujaan
kepada kaisar sangat menguntungkan negara karena mendatangkan kesatuan. Tetapi
di lain pihak mendatangkan penganiayaan bagi orang Kristen. Selain pemujaan-pemujaan itu ada
juga pemujaan kepada agama-agama rahasia dan alam gaib. Namun ini pun kurang
memuaskan kehidupan rohani mereka.
Untuk
mengatasi itu lahirlah banyak filsafat-filsafat pemikiran yang sistematis yang
lebih disukai karena sanggup memuaskan intelektual yang mereka puja. Contoh
aliran-aliran filsafat yang ada pada saat itu: Platonisme, Gnostisisme,
Neo-platonisme, Epikurianisme, Stoicisme, Skeptisisme dll.
b. Yudaisme
Bangsa
Yahudi dan agama Yudaisme adalah dua sisi mata koin yang tidak dapat
dipisahkan. Keduanya mempunyai peran yang sangat penting dalam membentuk dunia
Perjanjian Baru, karena dari sanalah kekristenan lahir. Hampir semua
penulis-penulis PB adalah orang-orang Yahudi yang mempunyai latar belakang
agama Yudaisme. Oleh karena itu untuk memahami tulisan-tulisan PB dengan baik
akan ditentukan dari seberapa jauh kita mengerti tentang bangsa Yahudi dan
agama Yahudi.
Untuk memahami sejarah bangsa Yahudi, kita harus kembali
melihat jauh ke belakang kepada panggilan Allah terhadap Abraham. karena dari
Abrahamlah bangsa "pilihan" ini berasal. Namun demikian, agama
Yudaisme sebenarnya baru dimulai pada masa "penyebaran" (diaspora)
yang terjadi sejak tahun 734 SM, ketika puluhan ribu orang Yahudi dibuang
keluar dari tanah kelahiran mereka. Di tanah pembuangan itulah orang-orang
Yahudi yang setia kepada Taurat mulai merasakan kesulitan besar untuk tetap
beribadah dan mentaati Hukum dan Taurat mereka. Sebagian dari mereka yang
dibuang ini mulai tergoda untuk mengadopsi cara-cara hidup kafir, bahkan juga
agama kafir. Melihat tantangan yang besar ini mulailah orang-orang Yahudi sadar
betapa berharganya kepercayaan yang mereka warisi dari nenek moyang mereka.
Oleh karena itu mereka mulai memikirkan tentang bagaimana mempelajari agama
nenek moyang mereka yang berisi hukum Taurat itu dengan sungguh-sungguh supaya
mereka tidak dicemari dengan budaya dan dunia kafir. Dari sinilah Yudaisme
secara resmi lahir.
Sebelum masa penyebaran/pembuangan, Bait Suci di Yerusalem (yang
dibangun oleh Raja Salomo) adalah satu-satunya pusat ibadah bagi orang Yahudi.
Isi ibadah mereka adalah melakukan perjalanan ke Yerusalem secara teratur dan
mengadakan upacara korban sembelihan di sana. Setelah mereka dibuang ke tanah
asing, mereka tidak mungkin lagi ke Bait Suci untuk beribadah, apalagi setelah
Yerusalem dihancurkan (586 SM). Upaya yang mereka lakukan untuk menggantikan
ibadah adalah dengan menggiatkan kembali pengajaran tentang Hukum dan Taurat
sebagai pusat ibadah mereka yang baru.
Ada banyak orang Yahudi yang masih tinggal di tanah asing
dan tidak kembali ke Palestina, bahkan ternyata lebih banyak orang Yahudi yang
tinggal di luar negara mereka. Untuk memenuhi kebutuhan rohani dan ibadah mereka
maka dibangunlah sinagoge-sinagoge di kota-kota di mana orang Yahudi tinggal.
Sinagoge (artinya rumah ibadat orang Yahudi) tidak bisa dikatakan sebagai
tiruan Bait Suci Yerusalem, karena selain ukuran yang jauh lebih kecil, juga
tidak disediakan tempat untuk membakar korban. Sebagai gantinya dilakukan doa,
membaca Taurat, memelihara hari Sabat, sunat dan memelihara hukum-hukum PL yang
mengatur soal makanan. Inilah yang akhirnya menjadi pusat ibadah Yudaisme. (Mazmur 137: 1-5)
Sejak jaman penyebaran/pembuangan peranan sinagoge dalam
melestarikan agama dan budaya Yahudi sangat besar. Di sinilah Yudaisme
bertumbuh dan mengalami kedewasaan. Akhirnya sinagoge juga menjadi balai sosial
di mana penduduk Yahudi di kota itu berkumpul setiap hari minggu untuk belajar
tentang tradisi dan agama Yudaisme. Kesuksesan pemakaian rumah ibadat orang
Yahudi ini sangat mengesankan, sehingga pada waktu orang-orang Yahudi
perantauan pulang ke tanah airnya, sistem ibadah di sinagoge ini dibawa dan
tetap dipraktekkan sampai jaman Yesus dan para Rasul.
Walaupun semua orang Yahudi memegang hukum agama yang sama
(Yudaisme) tapi dalam penafsiran dan tujuannya ada bermacam-macam aliran:
1.
Kaum
Parisi
Berasal
dari kata parash, artinya "memisahkan". Aliran yang paling
berpengaruh dan banyak pengikutnya dalam masyarakat. Mereka adalah para ahli
tafsir PL, yang menjunjung tinggi hukum lisan atau adat istiadat nenek moyang
yang mereka taati sampai pada hal yang sekecil-kecilnya. Karena keahliannya
inilah mereka disebut sebagai ahli Taurat. Kelompok inilah yang paling banyak
dijumpai berselisih paham dengan Yesus. Namun demikian tidak semua orang Parisi
munafik ada juga yang sungguh-sungguh. (Matius 23:13-15)
2.
Kaum
Saduki
Nama
Saduki berasal dari bani Zadok (Imam Besar). Mereka berjumlah kecil tetapi
sangat berpengaruh dalam pemerintahan, karena anggota mereka adalah para imam
di Bait Allah di Yerusalem. Mereka tidak percaya pada kebangkitan dan hal-hal
supranatural atau kehidupan sesudah kematian, tetapi mereka berpegang ketat
hanya pada tafsiran-tafsiran harafiah Taurat. (2Samuel 15:24-29; Kisah Para
Rasul. 23:8)
3.
Kaum
Zelot
Mereka
adalah kaum nasionalis fanatik yang ingin melepaskan diri dari penjajahan
Romawi. Mereka percaya bahwa Allah adalah satu-satunya pemimpin mereka. Oleh
karena itu mereka sering mengadakan pembrontakkan melawan pemerintah Romawi. (Kisah
Para Rasul 5:37; Markus 12:14)
4.
Kaum
Eseni
Eseni
artinya "saleh" atau "suci". Mereka ini tidak secara resmi
disebut dalam kitab-kitab PB, tetapi keberadaan mereka diakui oleh tradisi
sebagai biarawan-biarawan Yahudi yang hidup membujang. Mereka juga menjalankan
hidup sederhana dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama. Kelompok
ini sering dihubungkan dengan penemuan-penemuan naskah Qumran, walaupun tidak
ada bukti kuat.
5.
Kaum
Helenis
Kelompok
ini disebut kaum Helenis karena mereka adalah orang-orang keturunan Yahudi
tetapi telah mengadopsi kebudayaan dan bahasa Yunani dan tidak lagi mengikuti
tradisi dan adat istiadat Yahudi, kecuali dalam hal iman agama mereka.
BAB III KANON ALKITAB
PERJANJIAN BARU
Kanon Alkitab
adalah kumpulan kitab yang diyakini memiliki otoritas sebagai Firman Allah dan
layak menjadi tolak ukur bagi iman umat. Kata "kanon" sendiri adalah kata Yunani yang secara harafiah
berarti "tongkat pengukur", yaitu tongkat yang dijadikan sebagai standar pengukuran.
Dalam konteks Alkitab, "kanon" secara umum dipahami sebagai
"daftar" kitab-kitab yang menjadi "standar" atau
"aturan" yang bersifat normatif bagi umat.
Proses
penganonan Alkitab atau yang biasa dikenal dengan istilah
"kanonisasi" adalah sebuah proses yang berlangsung selama
berabad-abad. Proses ini melibatkan diskusi yang rumit mengenai kitab mana yang
dianggap berwibawa dan kitab mana yang tidak. Kitab-kitab yang dianggap berwibawa
ini kemudian dikenal dengan istilah "kanonisitas."
Alkitab
Perjanjian Baru saat ini yang kita baca telah melewati proses kanonisasi yang
di lakukan oleh bapak-bapak gereja pada awal kekristenan, proses pengenalan dan pengumpulannya
dimulai pada abad-abad pertama dari gereja Kristen. Sejak awal sekali beberapa
kitab Perjanjian Baru telah diakui. Paulus menganggap tulisan-tulisan Lukas
memiliki otoritas yang sama dengan Perjanjian Lama (1 Timotius 5:18, Ulangan
25:4 dan Lukas 10:7). Petrus mengakui tulisan-tulisan Paulus sebagai Kitab Suci
(2 Petrus 3:15-16). Beberapa kitab Perjanjian Baru diedarkan di antara
gereja-gereja (Kolose 4:16; 1 Tesalonika 5:27). Klemen dari Roma mencatat
paling sedikit delapan kitab Perjanjian Baru (A.D. 95). Ignatius dari Antiokhia
mengenali sekitar tujuh kitab (A.D. 115). Polikarpus, murid Rasul Yohanes,
mengakui 15 kitab (A.D. 108). Di kemudian hari Irenaeus mencantumkan 21 kitab
(A.D. 185). Hippolytus mengakui 22 kitab (A.D. 170-235). Kitab-kitab Perjanjian
Baru yang paling diperdebatkan adalah kitab Ibrani, Yakobus, 2 Petrus, 2
Yohanes dan 3 Yohanes. “Kanon” pertama adalah kanon Muratoria yang disusun pada
tahun A.D. 170. Kanon Muratoria mencantumkan semua kitab Perjanjian Baru
kecuali kitab Ibrani, Yakobus dan 3 Yohanes. Pada A.D. 363 Konsili Laodikea
menjelaskan bahwa hanya Perjanjian Lama (bersama dengan Apokripha) dan 27
kitab-kitab Perjanjian Baru yang dibaca di gereja-gereja. Konsili Hippo (A.D.
393) dan Konsili Kartage (A.D. 397) juga meneguhkan ke 27 kitab yang sama sebagai
kitab-kitab yang memiliki otoritas.
Konsili-konsili ini mengikuti
sesuatu yang sesuatu yang mirip dengan prinsip-prinsip berikut ini untuk
menentukan apakah suatu kitab Perjanjian Baru betul-betul diilhamkan oleh Roh
Kudus.
1) Apakah penulisnya adalah seorang
rasul atau memiliki hubungan dekat dengan seorang rasul?
2) Apakah kitab itu diterima secara
umum oleh Tubuh Kristus?
3) Apakah kitab itu mengandung ajaran
moral yang tinggi dan nilai-nilai rohani yang mencerminkan pekerjaan Roh Kudus?
Tidak ada konsili gereja mula-mula
yang menentukan kanon. Adalah Tuhan, dan hanya Tuhan, yang menentukan
kitab-kitab mana termasuk dalam Alkitab. Tuhanlah yang meyakinkan para
pengikutNya kitab-kitab mana yang telah diputuskan olehNya. Apa yang dilakukan
oleh manusia dalam proses pengumpulan kitab-kitab Alkitab tidaklah sempurna,
namun Tuhan, dalam kedaulatanNya, tanpa memandang kebodohan dan keras kepala
kita, telah membimbing gereja mula-mula untuk mengenali kitab-kitab yang
diilhamkanNya.
BAB
IV PENGGOLONGAN PERJANJIAN BARU
MENURUT SIFAT DAN KONSEPNYA
Masa Perjanjian Baru
merupakan puncak digenapinya missi untuk keselamatan umat manusia secara nyata
di dalam kehidupan, kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus, sedang di
dalam Perjanjian Lama adalah nubuatan dan rencana Allah Bapa menyelamatkan umat
manusia dari kuasa dosa. Kitab Perjanjian baru terdiri dari 27 kitab yang
menurut isinya terbagi menjadi 4 Golongan yaitu:
1.
Golongan kitab
yang bersifat sejarah: Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes serta kitab
Kisah Para Rasul.
2.
Golongan kitab yang
bersifat pengajaran; berisi 9 kitab surat Rasul Paulus dari Roma sampai 2 Tesalonika.
3.
Golongan kitab yang
bersifat penggembalaan; berisi 4 surat Rasul Paulus dari Timotius sampai
Filemon.
4.
Golongan kitab yang
bersifat penjelasan tentang penebusan Kristus dan tentang akhir jaman
(eskatologis); berisi 9 surat dan kitab dari Ibrani sampai Wahyu.
Menurut pandangan Missi
Kristen, seluruh tulisan dalam kitab perjanjian baru pada hakikatnya adalah
missi, sebuah sejarah tentang usaha missi, missi adalah kehidupan, keaktifan,
perjuangan, dan dinamika hidup orang Kristen pada awal kekristenan. Dengan kata
lain teologia muncul sewaktu mereka bermissi.
Konsep
Missi yang didasarkan pada beberapa penulis Perjanjian Baru, secara garis besar
dapat dibagi dalam tiga kelompok yaitu Konsep Matius, Konsep Lukas dan konsep
Paulus. Secara umum konsep missi tersebut telah mewakili seluruh konsep missi
dalam tulisan-tulisan Perjanjian Baru. Ini bukan berarti penulis-penulis yang
lain tidak menulis tentang missi. Untuk memahami kitab Perjanjian Baru, kita
dapat memandangnya dari segi missi karena kitab Perjanjian Baru merupakan
dokumen-dokumen missi yang ditulis dengan maksud untuk mengajak pembacanya
terlibat di dalam missi yang menjadi bagian dari Amanat Agung Tuhan Yesus
Kristus.
Kitab-kitab
Injil pada khususnya harus dipandang bukan sebagai tulisan-tulisan yang
dihasilkan oleh suatu dorongan sejarah melainkan sebagai ungkapan iman yang
berkobar-kobar dengan maksud memperkenalkan karya penebusan Allah di dalam
Yesus Kristus kepada dunia. Pada pembahasan selanjutnya akan di kupas mengenai
Injil Matius yang akan mewakili kitab sejarah dan konsep misi Matius dan dan
Surat Roma yang akan mewakili kitab pengajaran dan konsep missi Paulus.
BAB V INJIL MATIUS
A.
Pendahuluan
Injil Matius ditulis
oleh salah seorang murid Yesus yang bernama Matius sekitar tahun 60 AD. Nama
asli Matius adalah Lewi dan profesinya sebelum menjadi murid Yesus adalah
sebagai pemungut cukai (Mat 9:9-12; Luk 5:27-33). Matus anak Alfeus bertugas melayani Raja Herodes Antipas di Kapernaum,
Galilea. Ia bertuhgas memungut cukai seluruh barang yang keluar masuk dari
Damaskus ke Laut Mediterania. Sebagai pemungut cukai untuk kepentingan penjajah
Roma, Matius sangat dibenci oleh bangsa Yahudi yang dipandang sebagai seorang pendosa dan menjadi
musuh bangsa.
B.
Tujuan Penulisan
Injil Matius ditulis
dengan gaya bahasa yang indah dan
ditujukan kepada orang Yahudi untuk bertobat karena Kerajaan Sorga sudah
dekat.
Latar belakang Yahudi dari Injil ini tampak dalam
banyak hal, termasuk
1
Ketergantungannya
pada penyataan, janji, dan nubuat PL untuk membuktikan bahwa Yesus memang Mesias yang
sudah lama dinantikan
2
Hal merunut
garis silsilah Yesus, bertolak dari Abrahamn (Mat 1:1-17)
3 Pernyataannya yang berulang-ulang bahwa Yesus
adalah "Anak Daud" (Mat 1:1;
Mat 9:27; Mat 12:23; Mat 15:22; Mat 20:30-31; Mat 21:9,15; Mat 22:41-45);
4 Penggunaan istilah yang khas Yahudi seperti
"Kerajaan Sorga" (yang
searti dengan "Kerajaan Allah") sebagai ungkapan rasa hormat
orang Yahudi sehingga segan menyebut
nama Allah secara langsung dan
5 Petunjuknya kepada berbagai kebiasaan Yahudi
tanpa memberikan penjelasan apa pun (berbeda dengan kitab-kitab Injil yang
lain).
Kitab Matius mempunyai amanat tentang "Kabar
Baik" bahwa Yesus adalah Raja Penyelamat yang dijanjikan oleh Tuhan, ini
dapat terlihat melalui contoh Doa Bapa Kami. Melalui Kerajaan Allah atau Kerajaan Sorga inilah Yesus Kristus akan
memulihkan kondisi Bumi dan kehidupan umat manusia. Oleh karena itu, hal inilah
yang akan menjadi kesaksian bagi semua bangsa, barulah akhir sistem dunia ini
berakhir . Melalui Yesus itulah Tuhan menepati apa yang telah dijanjikan-Nya di
dalam Perjanjian Lama kepada umat-Nya. Kerajaan Allah dinyatakan di dalam
dan melalui Yesus Kristus dalam cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Matius ingin sekali agar pembacanya memahami bahwa hampir semua orang
Israel menolak Yesus dan kerajaan-Nya. Mereka tidak mau percaya karena Ia
datang sebagai Mesias yang rohani dan bukan sebagai Mesias yang politis (yang
akan membebaskan mereka dari penjajahan Romawi). Hanya
pada akhir zaman, Yesus akan datang dalam kemuliaan-Nya sebagai Raja segala
raja untuk menghakimi dan memerintah semua bangsa. Yesus adalah Mesias yang
memegang jabatan sebagai Raja, Imam dan Nabi. Sebagai raja memang Dia
dilahirkan dari garis keturunan raja, sebagai nabi Dia melakukan perbuatan dan
pengajaran dengan penuh kuasa dan sebagai imam Kristus mempersembahkan korban
penebusan dosa bukan dengan darah binatang melainkan dengan darah-Nya sendiri
(Matius 26:28)
C. Berita untuk masa kini
Berita untuk masa kini adalah sekalipun Yesus lahir dari orang Yahudi dan hidup
sebagai orang Yahudi, namun Kabar Baik itu bukanlah hanya untuk bangsa Yahudi
saja melainkan untuk seluruh dunia.
Gereja adalah perwakilan kerajaan Allah di bumi melaui orang-orang kudus-Nya
menjadi kerajaan Imamat yang rajani untuk menyatakan kerajaan Allah di bumi.
Ukuran sejauh mana gereja dapat menjalankan tugasnya untuk menjadi perwakilan
kerajaan Allah di bumi adalah sejauh mana geraja mau bertobat dan
sungguh-sungguh berserah kepada Kristus dan menyadari hakikatnya di dalam
kerajaan Allah sebagai duta-duta besar yang harus dapat mempengaruhi bumi
dengan nilai-nilai kerajaan.
D.
Pembagian pasal Injil Matius:
1.. Memperkenalkan
Mesias (Mat 1:1-4:11)
- Silsilah Yahudi Yesus (Mat 1:1-17)
- Kelahiran dan Pengungsian ke Mesir (Mat 1:18-2:23)
- Perintis Jalan Sang Mesias (Mat 3:1-12)
- Pembaptisan Sang Mesias (Mat 3:13-17)
- Pencobaan Sang Mesias (Mat 4:1-11)
2. Pelayanan Mesianis Yesus di dan sekitar Galilea
(Mat 4:12-18:35)
- Ringkasan Pelayanan yang Awal di Galilea (Mat 4:12-25)
- Ajaran tentang Kemuridan dalam Kerajaan dan hukum-hukum kerajaan (Mat 5:1-7:29)
- Perbuatan-Perbuatan Luar Biasa dari Kerajaan melaui mujizat dan pelayanan Sang raja (Mat 8:1-9:38)
- Ajaran tentang Pemberitaan Kerajaan (Mat 10:1-42)
- Kehadiran Kerajaan Allah (Mat 11:1-12:50)
- Ajaran tentang Rahasia Kerajaan (Mat 13:1-58)
- Krisis Kerajaan dan (Mat 14:1-17:27)
- Ajaran tentang Keanggotaan dalam Kerajaan (Mat 18:1-35)
3. Puncak Pelayanan Mesianis Yesus di Yudea/Perea
dan Yerusalem (Mat 19:1- 26:46)
- Perjalanan Yesus ke Yerusalem (Mat 19:1-20:34)
- Minggu Terakhir yang dilewatkan Yesus di Yerusalem (Mat 21:1-26:46)
- Masuk Yerusalem dan Penyucian Bait Allah (Mat 21:1-22)
- Perdebatan dengan Orang Yahudi (Mat 21:23-22:46)
- Pengecaman terhadap ahli Taurat dan Orang Farisi (Mat 23:1-39)
- Ajaran di Bukit Zaitun tentang Masa Depan Kerajaan (Mat 24:1-25:46)
- Komplotan untuk Mengkhianati Yesus (Mat 26:1-16)
- Perjamuan Terakhir (Mat 26:17-30)
- Yesus di taman Getsemani (Mat 26:31-46)
4. Yesus Ditangkap, Diadili dan Disalibkan (Mat
26:47-27:66)
a.
Yesus Ditangkap
(Mat 26:47-56)
b.
Yesus Diadili
(Mat 26:57-27:26)
c.
Yesus Disalibkan
(Mat 27:27-56)
d.
Yesus Dikubur
(Mat 27:57-66)
5. Yesus Bangkit (Mat 28:1-20)
a.
Penemuan Luar
Biasa Para Wanita (Mat 28:1-10)
b.
Saksi-Saksi
Palsu (Mat 28:11-15)
c.
Amanat Agung Tuhan
yang Bangkit (Mat 28:16-20)
E.
Beberapa ayat-ayat yang terkenal
1.
Matius 5:44:
"Tetapi Aku (Yesus) berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi
mereka yang menganiaya kamu."
3. Matius 6:33:
"Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu
akan ditambahkan kepadamu."
4. Matius 7:12: (Etika timbal balik) Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang
perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh
hukum Taurat dan kitab para nabi.
5.
Matius 28:18-20: (Amanat Agung) Yesus mendekati mereka dan berkata:
"Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu
pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa
dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah
Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai
kepada akhir zaman."
F. Tujuh ciri utama menandai Injil Matius
1. Kitab ini merupakan Injil yang mencolok sifat
ke-Yahudiannya.
2. Ajaran dan pelayanan
Yesus di bidang penyembuhan dan pelepasan disajikan secara paling teratur.
Karena hal ini, maka pada abad kedua gereja sudah mempergunakan Injil ini untuk
membina orang yang baru bertobat.
3. Kelima ajaran utama
berisi materi yang terluas di dalam keempat Injil yang mencatat pengajaran
Yesus selama pelayanan-Nya di Galilea dan mengenai hal-hal terakhir
(eskatologi).
4. Injil ini secara
khusus menyebutkan peristiwa dalam kehidupan Yesus sebagai penggenapan
Perjanjian Lama jauh lebih banyak daripada kitab lain di Perjanjian Baru.
5. Kerajaan
Sorga/Kerajaan Allah disebutkan dua kali lebih banyak daripada kitab lain di Perjanjian
Baru.
6. Matius menekankan:
- standar-standar
kebenaran dari Kerajaan Allah (Mat 5-7)
- kuasa kerajaan itu
atas dosa, penyakit, setan-setan, dan bahkan kematian
- kejayaan kerajaan itu
di masa depan dalam kemenangan yang mutlak pada akhir zaman.
7. Hanya Injil ini yang
menyebutkan atau menubuatkan gereja sebagai suatu wadah yang menjadi milik
Yesus di kemudian hari (Mat 16:18; Mat 18:17).
G. Penutup
Di dalam injil Matius ini ayat yang menjadi rhema di
dalam hidup saya adalah Matius 28:19-20;
Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka
dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala
sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu
senantiasa sampai kepada akhir zaman."
BAB VI SURAT ROMA
A. Pendahuluan
Surat Roma ditulis oleh Rasul Paulus dengan juru
tulis Tertius (Roma 16:22) di rumah Gayus (Roma 16:23) dan di bawa ke Roma oleh
Febe (Roma 16:1-2) sekitar tahun 56-58 Masehi. Buku ini adalah salah satu dari sedikit
buku perjanjian baru yang dapat dilacak tanggal penulisannya dengan cukup
akurat. Hal ini dilakukan dengan mebandingkan Kisah 20:2 dst. Dengan Roma 15:17
dst. Kitab Roma barangkali ditulis di kota Korintus menjelang akhir perjalanan
Paulus yang ke tiga, tepat sebelum ia berangkat ke Yerusalem. Dia sedang
merencanakan kembali ke Yerusalem untuk hari Pentakosta (Kis 20:16; sekitar
musim semi tahun 57 atau 58) untuk menyampaikan secara pribadi persembahan dari
gereja-gereja non-Yahudi kepada orang-orang kudus yang miskin di Yerusalem (Rom
15:25-27). Segera setelah itu, Paulus mengharapkan dapat pergi ke Spanyol untuk
menginjil dan mengunjungi gereja di Roma pada perjalanannya untuk memperoleh
bantuan dari mereka bila makin ke barat (Rom 15:24,28).
Dalam surat Roma kita
bertemu dengan surat yang paling penting yang berisi pelajaran dasar dari iman Kristen.
Kalau seandainya seluruh Injil dan surat dalam perjanjian baru dimusnahkan dan
masih tertinggal surat Roma, maka surat Roma saja cukup untuk menjelaskan
keselamatan sehingga orang dapat diselamatkan.
Surat Roma ini
merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling
berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini diletakkan di depan
ketiga belas suratnya yang lain. Paulus menulis surat ini dalam rangka
pelayanan rasulinya kepada dunia bukan Yahudi. Bertentangan dengan tradisi
gereja Katolik-Roma, jemaat di Roma tidak didirikan oleh Petrus atau rasul yang
lain. Jemaat di Roma ini mungkin didirikan oleh orang dari Makedonia dan Asia
yang bertobat di bawah pelayanan Paulus, mungkin juga oleh orang-orang Yahudi
yang bertobat pada hari Pentakosta (Kis 2:10). Paulus tidak memandang Roma
sebagai wilayah khusus dari rasul lain (Rom 15:20).
Di surat Roma Paulus meyakinkan orang percaya di
Roma bahwa dia sudah berkali-kali merencanakan untuk memberitakan Injil kepada
mereka, namun hingga saat itu kedatangannya masih dihalangi (Rom 1:13-15;
15:22). Dia menegaskan kerinduan yang sungguh untuk mengunjungi mereka sehingga
menyatakan rencananya untuk datang dengan segera (Rom 15:23-32).
B. Pembagian Pasal
1. Pendahuluan (Rom 1:1-17)
2. Kebutuhan Mendesak Manusia Akan Kebenaran (Rom
1:18-3:20)
a. Kebutuhan Orang Bukan Yahudi (Rom 1:18-32)
b. Kebutuhan Orang Yahudi (Rom 2:1-3:8)
c. Kebutuhan Semua Orang (Rom 3:9-20)
3. Penyediaan Kebenaran yang Mulia oleh Allah
(Rom 3:21-5:21)
a. Pembenaran oleh Iman Diringkaskan (Rom 3:21-31)
b. Pembenaran oleh Iman Digambarkan Dalam Abraham (Rom
4:1-25)
c. Berkat dan Keyakinan yang Menyertai Pembenaran (Rom
5:1-11)
d. Adam dan Kristus Dibandingkan (Rom 5:12-21)
1. Adam/Dosa/Penjatuhan
Hukuman/Kematian
2. Kristus/Kasih
Karunia/Pembenaran/Hidup
4. Kebenaran Berkarya Melalui Iman (Rom 6:1-8:39)
a. Kebebasan dari Perbudakan Dosa (Rom 6:1-23)
1.
Mati Bersama
Kristus terhadap Dosa (Rom 6:1-14)
2.
Hidup Bersama
Kristus sebagai Hamba Kebenaran (Rom 6:15-23)
b. Kebebasan dari Pertentangan di Bawah Hukum Taurat
(Rom 7:1-25)
c. Kebebasan Melalui Hukum Roh Kehidupan (Rom 8:1-39)
5. Kebenaran oleh Iman Berkaitan dengan Israel (Rom
9:1-11:36)
a. Persoalan Penolakan Israel (Rom 9:1-10:21)
b. Kemenangan Rencana Allah (Rom 11:1-36)
6. Penerapan Praktis dari Kebenaran oleh Iman (Rom
12:1-15:13)
a. Orang Percaya dan Penyerahan Diri (Rom 12:1-2)
b. Orang Percaya dan Masyarakat (Rom 12:3-21)
c. Orang Percaya dan Pemerintah (Rom 13:1-7)
d. Orang Percaya dan Hukum Kasih (Rom 13:8-15:13)
7.
Penutup (Rom
15:14-16:27)
C. Tujuan
Penulisan
Paulus menulis surat
ini untuk mempersiapkan jalan bagi pelayanannya di Roma serta rencana pelayanan
ke Spanyol. Tujuannya adalah:
1. Karena jemaat Roma rupanya mendengar kabar angin
yang diputarbalikkan mengenai berita dan ajaran Paulus (mis. Rom 3:8; 6:1-2,15),
Paulus merasa perlu untuk menulis ajaran-ajarannya yang telah diberitakannya
selama dua puluh lima tahun.
2. Dia berusaha untuk memperbaiki beberapa persoalan
yang terjadi di dalam gereja karena sikap salah orang Yahudi terhadap mereka
yang bukan Yahudi (mis. Rom 2:1-29; 3:1,9) dan orang bukan Yahudi terhadap
orang Yahudi (mis. Rom 11:11-36).
Surat
Roma ini juga untuk menjawab pertanyaan abadi dari manusia sepanjang abad yaitu
“ bagaimana aku dapat dibenarkan di hadapan Allah?”. Di dalam surat Roma ini
disajikan secara jelas cara Allah membenarkan manusia dengan ayat kunci Roma
1:16-17;
16 Sebab aku
mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah
yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi
juga orang Yunani.
17 Sebab di
dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada
iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman."
D. Tujuh ciri
utama menandai surat Roma
1. Surat Roma merupakan surat Paulus yang paling
sistematis, surat teologis yang paling hebat dalam PB.
2. Paulus menulis dengan gaya tanya-jawab atau gaya
diskusi (mis. Rom 3:1,4-6,9,31).
3. Paulus memakai PL secara luas sebagai kekuasaan
alkitabiah dalam menyampaikan sifat sesungguhnya dari Injil.
4. Paulus menyampaikan "kebenaran Allah"
sebagai inti penyataan Injil (Rom 1:16-17): Allah membereskan segala sesuatu di
dalam dan melalui Yesus Kristus.
5. Paulus memusatkan perhatian kepada sifat rangkap
dari dosa bersama dengan persediaan Allah di dalam Kristus untuk masing-masing
aspek:
a) dosa sebagai pelanggaran pribadi (Rom 1:1-5:11),
dan
b) prinsip "dosa" (Yun: hamartia), yaitu kecenderungan bawaan
yang alami untuk berbuat dosa yang tinggal dalam hati setiap orang sejak
kejatuhan Adam (Rom 5:12-8:39).
6. Roma 8 (Rom 8:1-39) adalah uraian yang paling
luas dalam Alkitab mengenai peranan Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya.
7. Surat Roma berisi pembahasan yang paling berbobot
mengenai penolakan Kristus oleh orang Yahudi dan tentang rencana penebusan
Allah yang bermula dari Israel dan akhirnya menuju kembali kepada Israel (pasal
9-11; Rom 9:1-11:36).
E. Penutup
Di
dalam surat Roma ini ada ayat yang menjadi rhema di dalam hidup saya adalah
Roma 5:8; Akan tetapi Allah menunjukkan
kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita
masih berdosa.
Mantap
ReplyDeletekeren.
ReplyDelete