Pengantar Perjanjian Baru

PENGANTAR PERJANJIAN BARU

BAB I         PENDAHULUAN
            Alkitab perjanjian Baru terdiri dari 27 kitab yang susunannya tidak terjadi secara kebetulan, meskipun merupakan kumpulan surat-surat dan tulisan yang ditulis oleh masing-masing penulis tanpa saling mengetahui antara satu dengan yang lainnya. Susunan surat-surat dalam PB tidak berderet menurut urutannya dan perbedaan isinya tidak saling menentang melainkan saling melengkapi.
            Kitab-kitab dan surat-surat di dalam PB ditulis dalam beberapa latar belakang politik, sosial, ekonomi dan agama yang berbeda. Dan untuk menjadi suatu kesatuan utuh sejumlah 27 kitab, Perjanjian Baru telah melewati proses kanonisasi yang telah dilakukan oleh Bapak-bapak Gereja pada awal kekristenan.
            Secara garis besar kita juga dapat menggolongkan kitab-kitab dalam perjanjian baru berdasarkan sifat dan konsepnya menurut ilmu missi. Ada 4 penggolongan sifatnya yaitu kitab sejarah, kitab pengajaran, kitab penggembalaan dan kitab yang bersifat penjelasan tentang penebusan Kristus. Berdasarkan konsep nya terdapat 3 garis besar yang mewakili seluruh konsep missi di perjannian baru yaitu Konsep Matius, Konsep Lukas dan Konsep Paulus.
            Pada Bab V dan BaB VI kita akan membahas mengenai Injil Matius yang akan mewakili golongan kitab sejarah dan konsep Matius dan Surat Roma yang akan mewakili golongan kitab pengajaran dan konsep Paulus.

BAB II       LATAR BELAKANG POLITIK, SOSIAL, EKONOMI DAN AGAMA DUNIA PERJANJIAN BARU
A. LATAR BELAKANG POLITIK
1. Masa Peralihan: Masa Sesudah PL dan Sebelum PB
Masa-masa sesudah PL dan sebelum PB sering dikatakan sebagai masa-masa gelap karena Allah tidak mengirim nabi-nabi-Nya untuk berbicara kepada umat Israel. Namun demikian masa ini justru menjadi masa yang sangat penting karena sekalipun kelihatanya diam Allah bekerja dibalik sejarah umat manusia untuk mempersiapkan mereka menerima pelaksanaan rencana Agung-Nya.
Masa "sesudah PL dan sebelum PB" ini disebut sebagai Masa Peralihan atau Jaman Intertestamental yang berlangsung kurang lebih 400 tahun. Dalam masa ini Allah memakai 3 bangsa yang mengambil peranan utama dalam mempersiapkan masa Perjanjian Baru.
a.      Bangsa Yahudi/Ibrani
Bangsa pilihan Allah ini tidak selalu berhasil dalam mentaati dan mengemban tugasnya sebagai umat pilihan Allah, sehingga Allah sering harus menghukum mereka dengan membuang mereka menjadi tawanan bangsa-bangsa lain. Namun justru dengan cara itu Allah menggunakannya untuk maksud baik-Nya. Pada waktu bangsa Israel dibuang ke tanah Babilonia, mereka tercerai berai ke seluruh dunia. Ketika bangsa ini hidup di tengah-tengah bangsa kafir yang tidak mengenal Tuhan, bangsa Israel disadarkan akan pentingnya mempertahankan iman, menyembah Allah yang monotheisme dan mentaati Hukum Taurat. Melalui bangsa inilah Allah menyediakan jalan yang sangat baik untuk melihara kelangsungan sejarah keselamatan yang dijanjikan-Nya bagi umat manusia. Bangsa Babilonia jatuh ke tangan bangsa Persia, yang mengijinkan orang-orang yahudi kembali ke tanah air mereka dan membangun kembali Bait Allah serta kota Yerusalem.
b.      Bangsa Yunani:
Bangsa Persia jatuh ke tangan bangsa Yunani melalui Aleksander memberikan sumbangan yang besar dalam mempersatukan seluruh dunia dalam satu bahasa, yaitu bahasa Yunani. Hal ini memberikan pengaruh yang besar, karena bahasa Yunani akhirnya dipakai menjadi bahasa internasional pada masa itu. Ini memberikan keuntungan yang sangat besar karena bahasa Yunani adalah bahasa berpikir, bahasa yang sangat dibutuhkan oleh penulis-penulis kitab-kitab PB dalam mengungkapkan istilah-istilah teologia dengan benar dan akurat, dengan tradisi falsafahnya yang hebat bangsa Yunani mempengaruhi kawasan Mediterania.
c.       Bangsa Romawi:
Tiba waktunya Kerajaan Yunani jatuh ke tangan bangsa Romawi. Penguasa Romawi yang menduduki tanah Israel (Palestina) menciptakan suasana yang relatif damai sehingga pembangunan jalan-jalan dan keamanan menjadi prioritas negara. Keadaan ini sangat diperlukan dalam mempersiapkan kedatangan Kristus dan juga ketika Injil disebarkan. Selain itu ada banyak kontribusi yang diberikan oleh orang-orang Romawi, baik dalam bidang militer, hukum, pemerintahan maupun filsafat yang sangat berguna bagi persiapan penulisan kitab-kitab PB. Kerajaan Romawi adalah kerajaan pertama di dunia yang mempunyai suatu struktur dan administrasi menyerupai kerajaan Allah.
2. Masa Pemerintahan Romawi
Latar belakang politik dalam dunia Perjanjian Baru adalah kekaisaran Romawi. Negara Romawi berdiri tahun 753 SM, yang sebelumnya hanya terdiri dari beberapa kelompok masyarakat di beberapa desa yang akhirnya merebut banyak kota dan menjadi kerajaan yang besar tahun 265 SM. Tidak seperti kerajaan-kerajaan yang sebelumnya, jika kerajaan Romawi menyerbu dan menklukkan suatu negeri maka Romawi tetap membiarkan orang-orang pribumi tinggal di tanahnya dan menunjuk seorang perwakilan untuk memerintah daerahnya sedemikian rupa sehingga mencerminkan Kerajaan Roma.
Masa pemerintahan Romawi merupakan masa yang tepat untuk kelahiran Yesus sebagai Juru selamat dunia. Tuhan Yesus datang ke dunia juga untuk memperkenalkan kembali Kerajaan Allah kepada manusia. Pola pemerintahan Kerajaan Romawi memberikan gambaran yang jelas bagi umat manusia pada saat itu untuk mengenal system kerajaan. Sistemnya sederhana, Kerajaan Roma mengambil alih suatu wilayah, membiarkan penduduknya tinggal, menunjuk seorang seorang gubernur yang akan mengubah penduduk wilayah itu menjadi orang-orang Romawi. Demikian juga di dalam PB di mulainya suatu era baru dimana Yesus datang untuk mengembalikan sistem kerajaan Allah di bumi, bumi sebagai kolonisasi dan menunjuk orang-orang percaya sebagai perwakilan-Nya di Bumi.
B. LATAR BELAKANG SOSIAL
Di kalangan masyarakat Yahudi, para alim ulama adalah kelompok ningrat yang kaya karena merekalah yang menguasai perdagangan dan pajak di bait suci. Sedangkan kelompok mayoritas penduduk biasanya miskin. Mata pencaharian mereka antara lain, petani, peternak, nelayan dan wiraswastawan kecil lainnya. Dalam masyarakat non-Yahudi, ada pembagian kelas masyarakat sbb.: kaum ningrat, kelas menengah, rakyat jelata, kaum budak dan penjahat.
C. LATAR BELAKANG EKONOMI
Keadaan tanah daerah sekitar Laut Tengah masa itu cukup subur sehingga hasil pertanian menjadi sumber hasil utama. Industri belum berkembang, hanya untuk menghasilkan kebutuhan sehari-hari, misalnya bejana, kain linen, hasil keramik barang rumah tangga. Baragng-barang mahal adalah hasil import negara lain.
Mata uang logam yang berlaku saat itu adalah denarius (dinar), dan uang emas aureus (pound). Satu dinar adalah upah pekerja untuk satu hari kerja (Mat. 20:2). Tetapi karena pemerintahan provinsi diijinkan mencetak uang sendiri, maka tidak heran kalau banyak beredar mata-mata uang yang berbeda (Mat. 21:12). Usaha pinjam meminjam uang juga sangat populer saat itu.
Arus perjalanan sangat lancar jaman itu, karena adanya sistem jalan raya yang sangat baik. Sistem jalan raya ini menghubungkan kota Roma dengan daerah-daerah jajahan yang terbentang luas.
Arus perdagangan dari dan ke luar negeri dilakukan lewat laut. Pelabuhan Aleksandria adalah salah satu pelabuhan terpenting. Banyak kapal-kapal besar berlayar dari sini. Hasil perdagangan yang banyak didatangkan adalah biji-bijian.
D. LATAR BELAKANG AGAMA DUNIA PB
a. Agama Primitif
Agama primitif orang Romawi adalah pemujaan terhadap dewa-dewi Yunani, walaupun tidak berlangsung lama, (hanya sampai abad pertama) karena rakyat tidak lagi melihat manfaatnya. Bahkan justru sebaliknya, cerita dewa-dewi itu merusak moral dan kehidupan kaum muda.
Pemujaan kepada kaisar sangat menguntungkan negara karena mendatangkan kesatuan. Tetapi di lain pihak mendatangkan penganiayaan bagi orang Kristen. Selain pemujaan-pemujaan itu ada juga pemujaan kepada agama-agama rahasia dan alam gaib. Namun ini pun kurang memuaskan kehidupan rohani mereka.
Untuk mengatasi itu lahirlah banyak filsafat-filsafat pemikiran yang sistematis yang lebih disukai karena sanggup memuaskan intelektual yang mereka puja. Contoh aliran-aliran filsafat yang ada pada saat itu: Platonisme, Gnostisisme, Neo-platonisme, Epikurianisme, Stoicisme, Skeptisisme dll.
b. Yudaisme
Bangsa Yahudi dan agama Yudaisme adalah dua sisi mata koin yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya mempunyai peran yang sangat penting dalam membentuk dunia Perjanjian Baru, karena dari sanalah kekristenan lahir. Hampir semua penulis-penulis PB adalah orang-orang Yahudi yang mempunyai latar belakang agama Yudaisme. Oleh karena itu untuk memahami tulisan-tulisan PB dengan baik akan ditentukan dari seberapa jauh kita mengerti tentang bangsa Yahudi dan agama Yahudi.
Untuk memahami sejarah bangsa Yahudi, kita harus kembali melihat jauh ke belakang kepada panggilan Allah terhadap Abraham. karena dari Abrahamlah bangsa "pilihan" ini berasal. Namun demikian, agama Yudaisme sebenarnya baru dimulai pada masa "penyebaran" (diaspora) yang terjadi sejak tahun 734 SM, ketika puluhan ribu orang Yahudi dibuang keluar dari tanah kelahiran mereka. Di tanah pembuangan itulah orang-orang Yahudi yang setia kepada Taurat mulai merasakan kesulitan besar untuk tetap beribadah dan mentaati Hukum dan Taurat mereka. Sebagian dari mereka yang dibuang ini mulai tergoda untuk mengadopsi cara-cara hidup kafir, bahkan juga agama kafir. Melihat tantangan yang besar ini mulailah orang-orang Yahudi sadar betapa berharganya kepercayaan yang mereka warisi dari nenek moyang mereka. Oleh karena itu mereka mulai memikirkan tentang bagaimana mempelajari agama nenek moyang mereka yang berisi hukum Taurat itu dengan sungguh-sungguh supaya mereka tidak dicemari dengan budaya dan dunia kafir. Dari sinilah Yudaisme secara resmi lahir.
Sebelum masa penyebaran/pembuangan, Bait Suci di Yerusalem (yang dibangun oleh Raja Salomo) adalah satu-satunya pusat ibadah bagi orang Yahudi. Isi ibadah mereka adalah melakukan perjalanan ke Yerusalem secara teratur dan mengadakan upacara korban sembelihan di sana. Setelah mereka dibuang ke tanah asing, mereka tidak mungkin lagi ke Bait Suci untuk beribadah, apalagi setelah Yerusalem dihancurkan (586 SM). Upaya yang mereka lakukan untuk menggantikan ibadah adalah dengan menggiatkan kembali pengajaran tentang Hukum dan Taurat sebagai pusat ibadah mereka yang baru.
Ada banyak orang Yahudi yang masih tinggal di tanah asing dan tidak kembali ke Palestina, bahkan ternyata lebih banyak orang Yahudi yang tinggal di luar negara mereka. Untuk memenuhi kebutuhan rohani dan ibadah mereka maka dibangunlah sinagoge-sinagoge di kota-kota di mana orang Yahudi tinggal. Sinagoge (artinya rumah ibadat orang Yahudi) tidak bisa dikatakan sebagai tiruan Bait Suci Yerusalem, karena selain ukuran yang jauh lebih kecil, juga tidak disediakan tempat untuk membakar korban. Sebagai gantinya dilakukan doa, membaca Taurat, memelihara hari Sabat, sunat dan memelihara hukum-hukum PL yang mengatur soal makanan. Inilah yang akhirnya menjadi pusat ibadah Yudaisme. (Mazmur 137: 1-5)
Sejak jaman penyebaran/pembuangan peranan sinagoge dalam melestarikan agama dan budaya Yahudi sangat besar. Di sinilah Yudaisme bertumbuh dan mengalami kedewasaan. Akhirnya sinagoge juga menjadi balai sosial di mana penduduk Yahudi di kota itu berkumpul setiap hari minggu untuk belajar tentang tradisi dan agama Yudaisme. Kesuksesan pemakaian rumah ibadat orang Yahudi ini sangat mengesankan, sehingga pada waktu orang-orang Yahudi perantauan pulang ke tanah airnya, sistem ibadah di sinagoge ini dibawa dan tetap dipraktekkan sampai jaman Yesus dan para Rasul.
Walaupun semua orang Yahudi memegang hukum agama yang sama (Yudaisme) tapi dalam penafsiran dan tujuannya ada bermacam-macam aliran:
1.      Kaum Parisi
Berasal dari kata parash, artinya "memisahkan". Aliran yang paling berpengaruh dan banyak pengikutnya dalam masyarakat. Mereka adalah para ahli tafsir PL, yang menjunjung tinggi hukum lisan atau adat istiadat nenek moyang yang mereka taati sampai pada hal yang sekecil-kecilnya. Karena keahliannya inilah mereka disebut sebagai ahli Taurat. Kelompok inilah yang paling banyak dijumpai berselisih paham dengan Yesus. Namun demikian tidak semua orang Parisi munafik ada juga yang sungguh-sungguh. (Matius 23:13-15)
2.      Kaum Saduki
Nama Saduki berasal dari bani Zadok (Imam Besar). Mereka berjumlah kecil tetapi sangat berpengaruh dalam pemerintahan, karena anggota mereka adalah para imam di Bait Allah di Yerusalem. Mereka tidak percaya pada kebangkitan dan hal-hal supranatural atau kehidupan sesudah kematian, tetapi mereka berpegang ketat hanya pada tafsiran-tafsiran harafiah Taurat. (2Samuel 15:24-29; Kisah Para Rasul. 23:8)
3.      Kaum Zelot
Mereka adalah kaum nasionalis fanatik yang ingin melepaskan diri dari penjajahan Romawi. Mereka percaya bahwa Allah adalah satu-satunya pemimpin mereka. Oleh karena itu mereka sering mengadakan pembrontakkan melawan pemerintah Romawi. (Kisah Para Rasul 5:37; Markus 12:14)
4.      Kaum Eseni
Eseni artinya "saleh" atau "suci". Mereka ini tidak secara resmi disebut dalam kitab-kitab PB, tetapi keberadaan mereka diakui oleh tradisi sebagai biarawan-biarawan Yahudi yang hidup membujang. Mereka juga menjalankan hidup sederhana dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama. Kelompok ini sering dihubungkan dengan penemuan-penemuan naskah Qumran, walaupun tidak ada bukti kuat.
5.      Kaum Helenis
Kelompok ini disebut kaum Helenis karena mereka adalah orang-orang keturunan Yahudi tetapi telah mengadopsi kebudayaan dan bahasa Yunani dan tidak lagi mengikuti tradisi dan adat istiadat Yahudi, kecuali dalam hal iman agama mereka.

 BAB III      KANON ALKITAB PERJANJIAN BARU
Kanon Alkitab adalah kumpulan kitab yang diyakini memiliki otoritas sebagai Firman Allah dan layak menjadi tolak ukur bagi iman umat. Kata "kanon" sendiri adalah kata Yunani yang secara harafiah berarti "tongkat pengukur", yaitu tongkat yang dijadikan sebagai standar pengukuran. Dalam konteks Alkitab, "kanon" secara umum dipahami sebagai "daftar" kitab-kitab yang menjadi "standar" atau "aturan" yang bersifat normatif bagi umat.
Proses penganonan Alkitab atau yang biasa dikenal dengan istilah "kanonisasi" adalah sebuah proses yang berlangsung selama berabad-abad. Proses ini melibatkan diskusi yang rumit mengenai kitab mana yang dianggap berwibawa dan kitab mana yang tidak. Kitab-kitab yang dianggap berwibawa ini kemudian dikenal dengan istilah "kanonisitas."
            Alkitab Perjanjian Baru saat ini yang kita baca telah melewati proses kanonisasi yang di lakukan oleh bapak-bapak gereja pada awal kekristenan, proses pengenalan dan pengumpulannya dimulai pada abad-abad pertama dari gereja Kristen. Sejak awal sekali beberapa kitab Perjanjian Baru telah diakui. Paulus menganggap tulisan-tulisan Lukas memiliki otoritas yang sama dengan Perjanjian Lama (1 Timotius 5:18, Ulangan 25:4 dan Lukas 10:7). Petrus mengakui tulisan-tulisan Paulus sebagai Kitab Suci (2 Petrus 3:15-16). Beberapa kitab Perjanjian Baru diedarkan di antara gereja-gereja (Kolose 4:16; 1 Tesalonika 5:27). Klemen dari Roma mencatat paling sedikit delapan kitab Perjanjian Baru (A.D. 95). Ignatius dari Antiokhia mengenali sekitar tujuh kitab (A.D. 115). Polikarpus, murid Rasul Yohanes, mengakui 15 kitab (A.D. 108). Di kemudian hari Irenaeus mencantumkan 21 kitab (A.D. 185). Hippolytus mengakui 22 kitab (A.D. 170-235). Kitab-kitab Perjanjian Baru yang paling diperdebatkan adalah kitab Ibrani, Yakobus, 2 Petrus, 2 Yohanes dan 3 Yohanes. “Kanon” pertama adalah kanon Muratoria yang disusun pada tahun A.D. 170. Kanon Muratoria mencantumkan semua kitab Perjanjian Baru kecuali kitab Ibrani, Yakobus dan 3 Yohanes. Pada A.D. 363 Konsili Laodikea menjelaskan bahwa hanya Perjanjian Lama (bersama dengan Apokripha) dan 27 kitab-kitab Perjanjian Baru yang dibaca di gereja-gereja. Konsili Hippo (A.D. 393) dan Konsili Kartage (A.D. 397) juga meneguhkan ke 27 kitab yang sama sebagai kitab-kitab yang memiliki otoritas.
            Konsili-konsili ini mengikuti sesuatu yang sesuatu yang mirip dengan prinsip-prinsip berikut ini untuk menentukan apakah suatu kitab Perjanjian Baru betul-betul diilhamkan oleh Roh Kudus.
1)      Apakah penulisnya adalah seorang rasul atau memiliki hubungan dekat dengan seorang rasul?
2)      Apakah kitab itu diterima secara umum oleh Tubuh Kristus?
3)      Apakah kitab itu mengandung ajaran moral yang tinggi dan nilai-nilai rohani yang mencerminkan pekerjaan Roh Kudus?
Tidak ada konsili gereja mula-mula yang menentukan kanon. Adalah Tuhan, dan hanya Tuhan, yang menentukan kitab-kitab mana termasuk dalam Alkitab. Tuhanlah yang meyakinkan para pengikutNya kitab-kitab mana yang telah diputuskan olehNya. Apa yang dilakukan oleh manusia dalam proses pengumpulan kitab-kitab Alkitab tidaklah sempurna, namun Tuhan, dalam kedaulatanNya, tanpa memandang kebodohan dan keras kepala kita, telah membimbing gereja mula-mula untuk mengenali kitab-kitab yang diilhamkanNya.

BAB IV      PENGGOLONGAN PERJANJIAN BARU MENURUT SIFAT DAN KONSEPNYA
Masa Perjanjian Baru merupakan puncak digenapinya missi untuk keselamatan umat manusia secara nyata di dalam kehidupan, kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus, sedang di dalam Perjanjian Lama adalah nubuatan dan rencana Allah Bapa menyelamatkan umat manusia dari kuasa dosa. Kitab Perjanjian baru terdiri dari 27 kitab yang menurut isinya terbagi menjadi 4 Golongan yaitu:
1.      Golongan kitab yang bersifat sejarah: Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes serta kitab Kisah Para Rasul.
2.      Golongan kitab yang bersifat pengajaran; berisi 9 kitab surat Rasul Paulus dari Roma sampai 2 Tesalonika.
3.      Golongan kitab yang bersifat penggembalaan; berisi 4 surat Rasul Paulus dari Timotius sampai Filemon.
4.      Golongan kitab yang bersifat penjelasan tentang penebusan Kristus dan tentang akhir jaman (eskatologis); berisi 9 surat dan kitab dari Ibrani sampai Wahyu.
Menurut pandangan Missi Kristen, seluruh tulisan dalam kitab perjanjian baru pada hakikatnya adalah missi, sebuah sejarah tentang usaha missi, missi adalah kehidupan, keaktifan, perjuangan, dan dinamika hidup orang Kristen pada awal kekristenan. Dengan kata lain teologia muncul sewaktu mereka bermissi.
            Konsep Missi yang didasarkan pada beberapa penulis Perjanjian Baru, secara garis besar dapat dibagi dalam tiga kelompok yaitu Konsep Matius, Konsep Lukas dan konsep Paulus. Secara umum konsep missi tersebut telah mewakili seluruh konsep missi dalam tulisan-tulisan Perjanjian Baru. Ini bukan berarti penulis-penulis yang lain tidak menulis tentang missi. Untuk memahami kitab Perjanjian Baru, kita dapat memandangnya dari segi missi karena kitab Perjanjian Baru merupakan dokumen-dokumen missi yang ditulis dengan maksud untuk mengajak pembacanya terlibat di dalam missi yang menjadi bagian dari Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus.
            Kitab-kitab Injil pada khususnya harus dipandang bukan sebagai tulisan-tulisan yang dihasilkan oleh suatu dorongan sejarah melainkan sebagai ungkapan iman yang berkobar-kobar dengan maksud memperkenalkan karya penebusan Allah di dalam Yesus Kristus kepada dunia. Pada pembahasan selanjutnya akan di kupas mengenai Injil Matius yang akan mewakili kitab sejarah dan konsep misi Matius dan dan Surat Roma yang akan mewakili kitab pengajaran dan konsep missi Paulus.
  
BAB V       INJIL MATIUS
A.    Pendahuluan
Injil Matius ditulis oleh salah seorang murid Yesus yang bernama Matius sekitar tahun 60 AD. Nama asli Matius adalah Lewi dan profesinya sebelum menjadi murid Yesus adalah sebagai pemungut cukai (Mat 9:9-12; Luk 5:27-33). Matus anak Alfeus bertugas melayani Raja Herodes Antipas di Kapernaum, Galilea. Ia bertuhgas memungut cukai seluruh barang yang keluar masuk dari Damaskus ke Laut Mediterania. Sebagai pemungut cukai untuk kepentingan penjajah Roma, Matius sangat dibenci oleh bangsa Yahudi yang  dipandang sebagai seorang pendosa dan menjadi musuh bangsa.
B.     Tujuan Penulisan
Injil Matius ditulis dengan gaya bahasa yang indah dan  ditujukan kepada orang Yahudi untuk bertobat karena Kerajaan Sorga sudah dekat.
Latar belakang Yahudi dari Injil ini tampak dalam banyak hal, termasuk
1        Ketergantungannya pada penyataan, janji, dan nubuat PL untuk  membuktikan bahwa Yesus memang Mesias yang sudah lama dinantikan
2        Hal merunut garis silsilah Yesus, bertolak dari Abrahamn (Mat 1:1-17)
3   Pernyataannya yang berulang-ulang bahwa Yesus adalah "Anak Daud"    (Mat 1:1; Mat 9:27; Mat 12:23; Mat 15:22; Mat 20:30-31; Mat 21:9,15; Mat 22:41-45);
4   Penggunaan istilah yang khas Yahudi seperti "Kerajaan Sorga" (yang    searti dengan "Kerajaan Allah") sebagai ungkapan rasa hormat orang    Yahudi sehingga segan menyebut nama Allah secara langsung dan
5   Petunjuknya kepada berbagai kebiasaan Yahudi tanpa memberikan penjelasan apa pun (berbeda dengan kitab-kitab Injil yang lain).
 Kitab Matius mempunyai amanat tentang "Kabar Baik" bahwa Yesus adalah Raja Penyelamat yang dijanjikan oleh Tuhan, ini dapat terlihat melalui contoh Doa Bapa Kami. Melalui Kerajaan Allah atau Kerajaan Sorga inilah Yesus Kristus akan memulihkan kondisi Bumi dan kehidupan umat manusia. Oleh karena itu, hal inilah yang akan menjadi kesaksian bagi semua bangsa, barulah akhir sistem dunia ini berakhir . Melalui Yesus itulah Tuhan menepati apa yang telah dijanjikan-Nya di dalam Perjanjian Lama kepada umat-Nya. Kerajaan Allah dinyatakan di dalam dan melalui Yesus Kristus dalam cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Matius ingin sekali agar pembacanya memahami bahwa hampir semua orang Israel menolak Yesus dan kerajaan-Nya. Mereka tidak mau percaya karena Ia datang sebagai Mesias yang rohani dan bukan sebagai Mesias yang politis (yang akan membebaskan mereka dari penjajahan Romawi). Hanya pada akhir zaman, Yesus akan datang dalam kemuliaan-Nya sebagai Raja segala raja untuk menghakimi dan memerintah semua bangsa. Yesus adalah Mesias yang memegang jabatan sebagai Raja, Imam dan Nabi. Sebagai raja memang Dia dilahirkan dari garis keturunan raja, sebagai nabi Dia melakukan perbuatan dan pengajaran dengan penuh kuasa dan sebagai imam Kristus mempersembahkan korban penebusan dosa bukan dengan darah binatang melainkan dengan darah-Nya sendiri (Matius 26:28)
C.    Berita untuk masa kini
Berita untuk masa kini adalah sekalipun Yesus lahir dari orang Yahudi dan hidup sebagai orang Yahudi, namun Kabar Baik itu bukanlah hanya untuk bangsa Yahudi saja melainkan untuk seluruh dunia. Gereja adalah perwakilan kerajaan Allah di bumi melaui orang-orang kudus-Nya menjadi kerajaan Imamat yang rajani untuk menyatakan kerajaan Allah di bumi. Ukuran sejauh mana gereja dapat menjalankan tugasnya untuk menjadi perwakilan kerajaan Allah di bumi adalah sejauh mana geraja mau bertobat dan sungguh-sungguh berserah kepada Kristus dan menyadari hakikatnya di dalam kerajaan Allah sebagai duta-duta besar yang harus dapat mempengaruhi bumi dengan nilai-nilai kerajaan.
D.      Pembagian pasal Injil Matius:
1.. Memperkenalkan Mesias (Mat 1:1-4:11)
  1. Silsilah Yahudi Yesus (Mat 1:1-17)
  2. Kelahiran dan Pengungsian ke Mesir (Mat 1:18-2:23)
  3. Perintis Jalan Sang Mesias (Mat 3:1-12)
  4. Pembaptisan Sang Mesias (Mat 3:13-17)
  5. Pencobaan Sang Mesias (Mat 4:1-11)
2. Pelayanan Mesianis Yesus di dan sekitar Galilea (Mat 4:12-18:35)
  1. Ringkasan Pelayanan yang Awal di Galilea (Mat 4:12-25)
  2. Ajaran tentang Kemuridan dalam Kerajaan dan hukum-hukum kerajaan (Mat 5:1-7:29)
  3. Perbuatan-Perbuatan Luar Biasa dari Kerajaan melaui mujizat dan pelayanan Sang raja (Mat 8:1-9:38)
  4. Ajaran tentang Pemberitaan Kerajaan (Mat 10:1-42)
  5. Kehadiran Kerajaan Allah (Mat 11:1-12:50)
  6. Ajaran tentang Rahasia Kerajaan (Mat 13:1-58)
  7. Krisis Kerajaan dan  (Mat 14:1-17:27)
  8. Ajaran tentang Keanggotaan dalam Kerajaan (Mat 18:1-35)
3. Puncak Pelayanan Mesianis Yesus di Yudea/Perea dan Yerusalem (Mat 19:1- 26:46)
  1. Perjalanan Yesus ke Yerusalem (Mat 19:1-20:34)
  2. Minggu Terakhir yang dilewatkan Yesus di Yerusalem (Mat 21:1-26:46)
    1. Masuk Yerusalem dan Penyucian Bait Allah (Mat 21:1-22)
    2. Perdebatan dengan Orang Yahudi (Mat 21:23-22:46)
    3. Pengecaman terhadap ahli Taurat dan Orang Farisi (Mat 23:1-39)
    4. Ajaran di Bukit Zaitun tentang Masa Depan Kerajaan (Mat 24:1-25:46)
    5. Komplotan untuk Mengkhianati Yesus (Mat 26:1-16)
    6. Perjamuan Terakhir (Mat 26:17-30) 
    7. Yesus di taman Getsemani (Mat 26:31-46)   
4. Yesus Ditangkap, Diadili dan Disalibkan (Mat 26:47-27:66)
a.       Yesus Ditangkap (Mat 26:47-56)
b.      Yesus Diadili (Mat 26:57-27:26)
c.       Yesus Disalibkan (Mat 27:27-56)
d.      Yesus Dikubur (Mat 27:57-66)
5. Yesus Bangkit (Mat 28:1-20)
a.       Penemuan Luar Biasa Para Wanita (Mat 28:1-10)
b.      Saksi-Saksi Palsu (Mat 28:11-15)
c.       Amanat Agung Tuhan yang Bangkit (Mat 28:16-20)
E.     Beberapa ayat-ayat yang terkenal
Matius 5-7: Khotbah di bukit, yang berisi antara lain:
1.      Matius 5:44: "Tetapi Aku (Yesus) berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu."
3.  Matius 6:33: "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."
4.  Matius 7:12: (Etika timbal balik) Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.
5.    Matius 28:18-20: (Amanat Agung) Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
F. Tujuh ciri utama menandai Injil Matius
1. Kitab ini merupakan Injil yang mencolok sifat ke-Yahudiannya.
2. Ajaran dan pelayanan Yesus di bidang penyembuhan dan pelepasan disajikan secara paling teratur. Karena hal ini, maka pada abad kedua gereja sudah mempergunakan Injil ini untuk membina orang yang baru bertobat.
3. Kelima ajaran utama berisi materi yang terluas di dalam keempat Injil yang mencatat pengajaran Yesus selama pelayanan-Nya di Galilea dan mengenai hal-hal terakhir (eskatologi).
4. Injil ini secara khusus menyebutkan peristiwa dalam kehidupan Yesus sebagai penggenapan Perjanjian Lama jauh lebih banyak daripada kitab lain di Perjanjian Baru.
5. Kerajaan Sorga/Kerajaan Allah disebutkan dua kali lebih banyak daripada kitab lain di Perjanjian Baru.
6. Matius menekankan:
- standar-standar kebenaran dari Kerajaan Allah (Mat 5-7)
- kuasa kerajaan itu atas dosa, penyakit, setan-setan, dan bahkan kematian
- kejayaan kerajaan itu di masa depan dalam kemenangan yang mutlak pada akhir zaman.
7. Hanya Injil ini yang menyebutkan atau menubuatkan gereja sebagai suatu wadah yang menjadi milik Yesus di kemudian hari (Mat 16:18; Mat 18:17).
G. Penutup
            Di dalam injil Matius ini ayat yang menjadi rhema di dalam hidup saya adalah Matius 28:19-20; Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

 BAB VI      SURAT ROMA
A.    Pendahuluan
Surat Roma ditulis oleh Rasul Paulus dengan juru tulis Tertius (Roma 16:22) di rumah Gayus (Roma 16:23) dan di bawa ke Roma oleh Febe (Roma 16:1-2) sekitar tahun 56-58 Masehi. Buku ini adalah salah satu dari sedikit buku perjanjian baru yang dapat dilacak tanggal penulisannya dengan cukup akurat. Hal ini dilakukan dengan mebandingkan Kisah 20:2 dst. Dengan Roma 15:17 dst. Kitab Roma barangkali ditulis di kota Korintus menjelang akhir perjalanan Paulus yang ke tiga, tepat sebelum ia berangkat ke Yerusalem. Dia sedang merencanakan kembali ke Yerusalem untuk hari Pentakosta (Kis 20:16; sekitar musim semi tahun 57 atau 58) untuk menyampaikan secara pribadi persembahan dari gereja-gereja non-Yahudi kepada orang-orang kudus yang miskin di Yerusalem (Rom 15:25-27). Segera setelah itu, Paulus mengharapkan dapat pergi ke Spanyol untuk menginjil dan mengunjungi gereja di Roma pada perjalanannya untuk memperoleh bantuan dari mereka bila makin ke barat (Rom 15:24,28).
Dalam surat Roma kita bertemu dengan surat yang paling penting yang berisi pelajaran dasar dari iman Kristen. Kalau seandainya seluruh Injil dan surat dalam perjanjian baru dimusnahkan dan masih tertinggal surat Roma, maka surat Roma saja cukup untuk menjelaskan keselamatan sehingga orang dapat diselamatkan.
Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini diletakkan di depan ketiga belas suratnya yang lain. Paulus menulis surat ini dalam rangka pelayanan rasulinya kepada dunia bukan Yahudi. Bertentangan dengan tradisi gereja Katolik-Roma, jemaat di Roma tidak didirikan oleh Petrus atau rasul yang lain. Jemaat di Roma ini mungkin didirikan oleh orang dari Makedonia dan Asia yang bertobat di bawah pelayanan Paulus, mungkin juga oleh orang-orang Yahudi yang bertobat pada hari Pentakosta (Kis 2:10). Paulus tidak memandang Roma sebagai wilayah khusus dari rasul lain (Rom 15:20).
Di surat Roma Paulus meyakinkan orang percaya di Roma bahwa dia sudah berkali-kali merencanakan untuk memberitakan Injil kepada mereka, namun hingga saat itu kedatangannya masih dihalangi (Rom 1:13-15; 15:22). Dia menegaskan kerinduan yang sungguh untuk mengunjungi mereka sehingga menyatakan rencananya untuk datang dengan segera (Rom 15:23-32).
B. Pembagian Pasal
1. Pendahuluan (Rom 1:1-17)
2. Kebutuhan Mendesak Manusia Akan Kebenaran (Rom 1:18-3:20)
a.  Kebutuhan Orang Bukan Yahudi (Rom 1:18-32)
b. Kebutuhan Orang Yahudi (Rom 2:1-3:8)
c.  Kebutuhan Semua Orang (Rom 3:9-20)
3.  Penyediaan Kebenaran yang Mulia oleh Allah (Rom 3:21-5:21)
a.  Pembenaran oleh Iman Diringkaskan (Rom 3:21-31)
b. Pembenaran oleh Iman Digambarkan Dalam Abraham (Rom 4:1-25)
c.  Berkat dan Keyakinan yang Menyertai Pembenaran (Rom 5:1-11)
d. Adam dan Kristus Dibandingkan (Rom 5:12-21)
1. Adam/Dosa/Penjatuhan Hukuman/Kematian
2. Kristus/Kasih Karunia/Pembenaran/Hidup
4. Kebenaran Berkarya Melalui Iman (Rom 6:1-8:39)
a.  Kebebasan dari Perbudakan Dosa (Rom 6:1-23)
1.    Mati Bersama Kristus terhadap Dosa (Rom 6:1-14)
2.    Hidup Bersama Kristus sebagai Hamba Kebenaran (Rom 6:15-23)
b. Kebebasan dari Pertentangan di Bawah Hukum Taurat (Rom 7:1-25)
c.  Kebebasan Melalui Hukum Roh Kehidupan (Rom 8:1-39)
5. Kebenaran oleh Iman Berkaitan dengan Israel (Rom 9:1-11:36)
a.  Persoalan Penolakan Israel (Rom 9:1-10:21)
b. Kemenangan Rencana Allah (Rom 11:1-36)
6. Penerapan Praktis dari Kebenaran oleh Iman (Rom 12:1-15:13)
a.  Orang Percaya dan Penyerahan Diri (Rom 12:1-2)
b. Orang Percaya dan Masyarakat (Rom 12:3-21)
c.  Orang Percaya dan Pemerintah (Rom 13:1-7)
d. Orang Percaya dan Hukum Kasih (Rom 13:8-15:13)
7.    Penutup (Rom 15:14-16:27)
C. Tujuan Penulisan
Paulus menulis surat ini untuk mempersiapkan jalan bagi pelayanannya di Roma serta rencana pelayanan ke Spanyol. Tujuannya adalah:
1. Karena jemaat Roma rupanya mendengar kabar angin yang diputarbalikkan mengenai berita dan ajaran Paulus (mis. Rom 3:8; 6:1-2,15), Paulus merasa perlu untuk menulis ajaran-ajarannya yang telah diberitakannya selama dua puluh lima tahun.
2. Dia berusaha untuk memperbaiki beberapa persoalan yang terjadi di dalam gereja karena sikap salah orang Yahudi terhadap mereka yang bukan Yahudi (mis. Rom 2:1-29; 3:1,9) dan orang bukan Yahudi terhadap orang Yahudi (mis. Rom 11:11-36).
            Surat Roma ini juga untuk menjawab pertanyaan abadi dari manusia sepanjang abad yaitu “ bagaimana aku dapat dibenarkan di hadapan Allah?”. Di dalam surat Roma ini disajikan secara jelas cara Allah membenarkan manusia dengan ayat kunci Roma 1:16-17;
16 Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.
17 Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman."
D. Tujuh ciri utama menandai surat Roma
1. Surat Roma merupakan surat Paulus yang paling sistematis, surat teologis yang paling hebat dalam PB.
2. Paulus menulis dengan gaya tanya-jawab atau gaya diskusi (mis. Rom 3:1,4-6,9,31).
3. Paulus memakai PL secara luas sebagai kekuasaan alkitabiah dalam menyampaikan sifat sesungguhnya dari Injil.
4. Paulus menyampaikan "kebenaran Allah" sebagai inti penyataan Injil (Rom 1:16-17): Allah membereskan segala sesuatu di dalam dan melalui Yesus Kristus.
5. Paulus memusatkan perhatian kepada sifat rangkap dari dosa bersama dengan persediaan Allah di dalam Kristus untuk masing-masing aspek:
a) dosa sebagai pelanggaran pribadi (Rom 1:1-5:11), dan
b) prinsip "dosa" (Yun: hamartia), yaitu kecenderungan bawaan yang alami untuk berbuat dosa yang tinggal dalam hati setiap orang sejak kejatuhan Adam (Rom 5:12-8:39).
6. Roma 8 (Rom 8:1-39) adalah uraian yang paling luas dalam Alkitab mengenai peranan Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya.
7. Surat Roma berisi pembahasan yang paling berbobot mengenai penolakan Kristus oleh orang Yahudi dan tentang rencana penebusan Allah yang bermula dari Israel dan akhirnya menuju kembali kepada Israel (pasal 9-11; Rom 9:1-11:36).
E. Penutup
            Di dalam surat Roma ini ada ayat yang menjadi rhema di dalam hidup saya adalah Roma 5:8; Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.



Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ringkasan Buku Kristologi

Ringkasan Buku Yesus Kristus Tuhan Kita